Andry Suhaili: Kenyang Jatuh Bangun dalam Berbisnis
Kegigihan adalah hal mutlak dimiliki seorang enterpreneur. Mental yang kuat untuk selalu bangkit dari kegagalan. Andry Suhaili, pendiri layanan perbandingan harga PriceArea adalah orang yang lumayan kenyang untuk jatuh bangun dalam bisnisnya.
Terhitung sepuluh tahun ia menekuni dunia bisnis dan tak hanya satu perusahaan yang pernah ia dirikan. Besar dari kedua orang tua wirausahawan, Andy tahu betul nilai tersebut sebab dari orangtuanya lah ia belajar dan memperhatikan bahwa sebuah bisnis tidak bisa dibangun dalam sehari dengan mantra sihir.
“Kedua orang tua saya memiliki toko oleh-oleh di Bangka, tempat kelahiran saya. Mereka memulai dari usaha kecil, buka toko dari jam tujuh pagi hingga sembilan malam selama puluhan tahun. Kegigihan mereka dalam bekerja ini yang selalu memotivasi saya,” ujarnya.
Ia pun memulai usahanya dari kecil. Setelah menyelesaikan kuliah di California Institute of the Arts, Los Angeles bidang computer science dan animasi, Andry memulai bisnisnya yang sesuai dengan background pendidikannya. Ia membuka studio desain dan agen pengembangan web di tahun 2004 bernama Artic. Tak cukup puas dengan bisnisnya, Andry mulai memperluas layanan desainnya dan memutuskan untuk terjun ke dunia advertising offline. Artic pun berkembang pesat dari sekadar studio desain menjadi Full Service Agency.
Usaha ini awalnya berjalan cukup baik dan mampu bertahan hingga enam tahun lebih. Hingga akhirnya, sebagian besar kliennya terimbas krisis ekonomi yang terjadi tahun 2008, yang menyebabkan kliennya harus mengurangi anggaran periklanan. Imbasnya tentu saja juga terasa ke perkembangan perusahaannya. Andry harus memutar otaknya untuk terjun dalam lahan bisnis yang berbeda. Ia pun beralih ke bisnis online dengan mendirikan marketplace online CekLagi yang menjadi cikal bakal lahirnya PriceArea.
“Banyak sekali rencana-rencana kita yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saya sangat bersyukur dapat menyadari kesalahan saya dengan cepat, sebelum rencana tersebut menjadi fatal. Yang saya lakukan adalah selalu bahkan setiap saat mengukur, mencoba memperbaiki, dan tidak usah malu jika salah dan harus menghadapi kegagalan,” lanjut Andry.
Kegigihan membangun usaha dalam versi Andry adalah tidak takut untuk bangun dan memulai sesuatu yang baru dari awal jika merasakan usahanya tidak bisa berkembang besar. Keputusannya untuk banting setir dari bisnis periklanan yang offline dan akhirnya terjun ke dunia e-commerce membutuhkan banyak perubahan.
Ini terjadi juga saat menjalani CekLagi selama dua tahun. Ia kemudian melihat sebuah potensi yang lebih besar lagi untuk mengubahnya menjadi layanan mesin pembanding harga yang dinilainya saat itu lebih cocok dan dibutuhkan pasar Indonesia.
“Saya ingin memiliki produk yang bisa digunakan oleh banyak orang dan memiliki kantor operasional di beberapa negara,” ujar ayah dua anak ini menjabarkan mimpinya.
Kegigihannya pun berbuah. PriceArea sejak awal sudah disokong oleh East Venture untuk pengembangan layanannya. Kemudian pada tahun 2012, saat ia menilai PriceArea membutuhkan dana untuk marketing, ia berhasil meraih pendanaan dari dua investor, GREE Ventures dan So-net. Seiring berkembangnya bisnis yang ia jalankan, Andry terus belajar bagaimana menangani tantangan baru, bahkan setelah PriceArea diakuisisi oleh Yellow Mobile asal Korea. (Baca juga: Perjalanan Andry Suhaili Membangun PriceArea)
Kesuksesan ini, belum ingin membuat Andy untuk mendirikan perusahaan baru. Saat ini sedang menikmati kariernya sebagai bagian tim inti perusahaannya. Ia mencoba fokus mengembangkan PriceArea ke kawasan regional.
“Beda yang paling terasa adalah di bidang teknis dan strategi bisnis. Karena PriceArea bermain di big data dan membutuhkan resource tinggi, sekarang kami dapat menyelesaikan kesulitan di bagian eskalasi teknis dengan sangat cepat,” ujarnya.
“Sukses itu menurut saya saat kita mencapai sesuatu dengan hasil tertinggi, tidak ada lagi yang lebih baik dari itu.”
Dan untuk mencapai hal itu, Andry tidak takut mengalami kegagalan.
[Foto Dok. Pribadi]
Sign up for our
newsletter