1. Entrepreneur

Apa itu Bisnis Thrifting, Prospek dan Cara Memulainya

Bisnis thrifting disebut memiliki dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan

Thrifting, istilah yang semakin populer di kalangan konsumen modern, merujuk pada praktek membeli dan menjual barang bekas, terutama pakaian, sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan.

Konsep ini bukan hanya tentang menemukan barang dengan harga murah; ini adalah tentang mengurangi limbah, mendukung ekonomi sirkular, dan mengubah cara kita memandang konsumsi.

Prospek Bisnis Thrifting

Tren Pasar dan Pertumbuhan

Bisnis thrifting telah mengalami pertumbahan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini termasuk kesadaran lingkungan yang meningkat dan pergeseran nilai konsumen, terutama di kalangan milenial dan Gen Z, yang cenderung mencari keunikan dan keberlanjutan dalam pilihan fashion mereka.

Diperkirakan pasar barang bekas akan terus berkembang, dengan proyeksi mencapai nilai miliaran rupiah dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, selama tahun 2022, tindakan penegakan hukum terhadap impor ilegal pakaian bekas menghasilkan barang hasil penindakan (BHP) dengan nilai perkiraan sebesar Rp23,91 miliar. Nilai ini didapatkan dari 220 tindakan penindakan yang disebut 'ballpress'.

Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana terdapat 165 tindakan dengan nilai BHP sekitar Rp17,42 miliar. Ini mengindikasikan peningkatan aktivitas dalam penanganan impor ilegal pakaian bekas oleh otoritas bea cukai.

Dampak Lingkungan

Bisnis thrifting memiliki dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan. Dengan mengurangi kebutuhan untuk produksi pakaian baru, thrifting membantu menurunkan emisi karbon dan penggunaan air, serta mengurangi jumlah limbah pakaian yang berakhir di TPA.

Memulai Bisnis Thrifting

Menentukan Niche dan Target Pasar

Sebelum memulai, penting untuk menentukan niche spesifik: apakah itu pakaian vintage, barang-barang desainer, atau barang-barang umum. Memahami target pasar juga krusial, apakah itu remaja, profesional muda, atau pencinta fashion berkelanjutan.

Strategi Sourcing Barang

Menemukan sumber barang bekas berkualitas baik adalah kunci. Ini bisa melalui sumbangan, pembelian dari toko barang bekas, atau melalui hubungan langsung dengan komunitas lokal. Penggunaan platform online untuk sourcing juga semakin populer.

Pemasaran dan Penjualan

Memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce dapat meningkatkan visibilitas dan menjangkau pasar yang lebih luas. Membangun kehadiran online yang kuat dan mengadakan event pop-up adalah beberapa strategi yang efektif.

Aturan Pemerintah

Bisnis thrifting di Indonesia tidak sepenuhnya dilarang, namun ada pembatasan khusus terkait impor pakaian bekas. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perdagangan, telah melarang impor pakaian bekas sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 18 Tahun 2021.

Larangan ini mencakup barang-barang seperti kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas. Meskipun ada larangan impor, praktik thrifting itu sendiri, khususnya untuk barang bekas yang berasal dari dalam negeri, tidak dilarang.

Pemerintah mengusulkan larangan ini karena thrifting dinilai dapat merusak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal dan berpotensi merugikan industri garmen dalam negeri​

Kesimpulan

Thrifting bukan hanya tren sementara; ini adalah perubahan paradigma dalam cara kita berbelanja dan berinteraksi dengan lingkungan. Dengan fokus pada keberlanjutan, thrifting menawarkan jalan menuju masa depan fashion yang lebih etis dan ramah lingkungan.

Sebagai peluang bisnis, thrifting menawarkan potensi yang besar, tidak hanya dalam hal keuntungan, tetapi juga dalam membuat dampak positif pada dunia.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again