Bagaimana Masa Depan Qt Bagi Nokia?
DailySocial selama dua bulan ini menggelar rangkaian acara DevStart, sebuah kompetisi pengembangan aplikasi mobile, atas nama Nokia menggunakan platform Qt dengan MeeGo sebagai target perangkat pengembangan aplikasi. Event ini menggelitik rasa ingin tahu mengapa Nokia Indonesia memutuskan untuk mendukung acara ini meskipun secara praktis mereka telah meninggalkan MeeGo bahkan sebelum benar-benar diluncurkan.
MeeGo adalah platform mobile yang Nokia persiapkan menjadi fondasi dari masa depan platform mereka, tapi itu sebelum Stephen Elop mengambil alih sebagai CEO dan membawa Windows Phone dari Microsoft dan menggantikan MeeGo.
Sistem operasi ponsel berbasis Linux ini kemudian diturunkan dan menjadi misteri. Perkembangannya menjadi catatan sejarah tersendiri, karena menjadi sebuah proyek yang dipelihara hanya untuk melihat tahap final pengembangannya dimatikan. N9 dapat dibilang akan menjadi satu-satunya perangkat berbasis MeeGo dari Nokia yang diluncurkan secara komersil.
Awal bulan ini ada rumor yang dituliskan oleh DigiTimes bahwa Intel akan meninggalkan MeeGo karena memiliki kesulitan dalam menemukan partner baru seiring keluarnya Nokia dari pengembangkan lebih lanjut dari OS tersebut.
Bahkan beberapa hari kemudian Intel menandatangani kesepakatan dengan Google mengenai penggunaan prosesor Intel untuk perangkat Android yang akan datang. Sementara ini mungkin kabar tersebut belum akan menjadi babak penutup bagi MeeGo, namun sepertinya cukup mendekati.
Dengan kondisi dimana secara praktis masa depan MeeGo sudah selesai, tampaknya tidak begitu penting untuk memiliki para pengembang pihak ketiga yang ikut serta mengembangkan aplikasi untuk MeeGo. Namun, Narenda Wicaksono, developer relation dari Nokia Indonesia menawarkan penjelasan. Dia berkata, "pengembang seharusnya tidak perlu memperhatikan OS, mereka peduli tentang platform pengembangan, OS hanya kendaraan untuk produk/merek mereka."
Yang dimaksud platform oleh Narenda adalah Qt. Untuk Nokia, Qt akan menjadi platform yang mendasari langkah ke depan mereka, di samping .net dan Silverlight untuk Windows Phone dari Microsoft.
Meskipun roadmap sudah jelas menuju ke Windows Phone, Nokia tampaknya ingin tetap bersikukuh pada kelangsungan hidup dan pengembangan berkelanjutan di lingkungan Qt dalam ruang lingkup mobile, karena Nokia bergantung pada Qt untuk perangkat non-Windows Phone mereka. Saat ini hal itu berarti Symbian, platform yang akan digantikan oleh perangkat lunak Microsoft.
Symbian sendiri dijadwalkan akan dihentikan pengembangannya tidak lama lagi sebagai salah satu akibat dari pilihan Nokia untuk mendukung perangkat Windows Phone. Walau begitu, mereka baru saja meningkatkan pengembangan Symbian dengan merilis Anna beberapa bulan yang lalu dan Belle yang diluncurkan baru-baru ini. Jadi apa yang akan terjadi pada Qt saat Symbian hilang dan MeeGo hanya akan jadi sejarah?
Sesuatu yang sedang dikembangkan
Andri Yadi dari Dycode - sebuah perusahaan pengembang aplikasi mobile multiplatform berbasis di Bandung - yakin bahwa Qt akan bertahan/hidup karena Nokia akan memiliki dua platform dalam pengembangannya, yaitu ponsel low end dan Windows Phone. Dia mengatakan bahwa platform S40 yang digunakan oleh perangkat low end akan berkembang dan ia berharap Qt akan memiliki peran signifikan di sana.
Narenda menunjukkan pendapat yang sama. Walaupun dia menolak untuk menguraikan rencana untuk perangkat low end dari Nokia, dia mengatakan bahwa Nokia memiliki sesuatu yang sedang dikembangkan untuk memastikan peran Qt secara terus-menerus di ranah mobile.
Horace Dediu dari Asymco sedang menghitung hari-hari ketika smartphone akan menjadi telepon biasa menggantikan dumb phone atau yang disebut feature phone. Ia memperkirakan bahwa pada satu tahun ke depan, setengah dari pasar ponsel AS akan diisi oleh smartphone. Di sisi lain, daerah berkembang seperti Afrika dan Asia akan menyambut pasar low end karena alasan harga.
Nokia memiliki proporsi besar di perangkat dalam kategori low end tetapi kondisi ini telah menurun. Pada tahun 2008, mereka menjual lebih dari 100 juta non-smartphone per kuartal atau 40% dari pasar, tetapi kini telah turun menjadi sekitar 80 juta per kuartal untuk 28% dari pasar. Nokia kini menjual jauh lebih sedikit di pasar yang telah tumbuh lebih besar secara signifikan.
Perangkat S40 yang jumlahnya mencapai 1.5 miliar yang dimiliki Nokia pada akhir tahun 2010 dengan mudah akan mendapatkan hantaman besar dalam waktu dekat dari pabrikan Cina seperti ZTE dan Huawei. Di Indonesia, vendor lokal Nexian sudah memakan porsi yang besar dari pasar tersebut.
Nokia berbicara tentang mengembangkan dan pemberdayaan satu miliar pengguna ponsel berikutnya. Ini akan membutuhkan usaha yang besar bagi Nokia jika mereka menargetkan untuk mencapai hal ini, karena mereka akan dihadapkan pada krisis yang disebabkan oleh iOS - di perangkat top end dan Android pada semua sisi.
MeeGo dengan N9-nya, sebuah ponsel yang sebenarnya menakjubkan, sebenarnya dapat menjadi senjata yang ideal untuk mempertahankan dan merebut kembali pasar top end tetapi di sisi lain Windows Phone juga tidak terlalu buruk meskipun Microsoft sejauh ini telah gagal untuk menarik konsumen ke dalam platform mereka.
Yang masih patut untuk diperhatikan adalah apa yang akan Nokia lakukan yang berhubungan dengan pasar masal low end, dengan pertimbangan bahwa segmen ini adalah segmen yang tersisa yang bisa diraih oleh Nokia, dimana Qt bisa berperan secara signifikan dalam strategi mereka.
Sign up for our
newsletter