1. Startup

Bagaimana WiFi.id dan Google WiFi Passport Bisa Mempercepat Pertumbuhan Industri Internet Indonesia

Baru-baru ini saya berkunjung ke kota Yogyakarta untuk menghadiri beberapa pertemuan dengan menggunakan layanan kereta api. Selama perjalanan kurang lebih 12 jam dari Gambir menuju perhentian saya di kota Yogyakarta, saya melihat sebuah fenomena yang luar biasa di sepanjang jalur rel kereta tersebut. Hampir semua stasiun besar yang dilewati oleh kereta saya ternyata telah diperlengkapi dengan infrastruktur internet yang digawangi oleh WiFi.ID.

Baru-baru ini kita juga mendengar berita bahwa Google telah sepakat untuk menerapkan sistem WiFi Passport untuk kota Jakarta dengan tujuan untuk memperluas jaringan akses internet ke seluruh masyarakat Jakarta. Baik Google WiFi Passport dan WiFi.id memiliki bisnis model yang kurang lebih sama yaitu akses wifi kecepatan tinggi namun berbayar, meskipun WiFi.id memiliki banyak spot yang juga menyediakan akses wifi secara cuma-cuma dengan disertai iklan.

Dua perusahaan tersebut hanyalah permulaan dari bisnis akses wifi seperti ini, beberapa perusahaan lain juga secara tertutup sudah mulai melakukan ground-testing untuk produk serupa di beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Beberapa perusahaan telekomunikasi seluler juga sudah menunjukkan niatnya untuk masuk ke sektor bisnis ini, mengingat revenue dari voice dan SMS kian menurun.

Dalam beberapa tahun, ketika makin banyak layanan yang memberikan akses internet, baik berbayar maupun cuma-cuma, maka secara otomatis jumlah pengguna layanan internet-pun akan bertumbuh kian cepat. Dan ketika jumlah pengguna internet kian banyak, tentu berarti industri internet secara keseluruhan juga akan berkembang dengan masuknya pengguna baru yang nantinya harus dikonversikan menjadi revenue baru.

Tantangan terbesar bagi perusahaan-perusahaan yang masuk ke bisnis ini tentu saja kembali ke model bisnis. Survey singkat dengan beberapa pengguna internet di daerah di luar kota besar, 3G memang masih tertinggal jika dibandingkan dengan kota besar. Infrastruktur WiFi diharapkan bisa menjadi alternatif sementara sebelum akhirnya bisa menjadi solusi primer untuk konektivitas pengguna ke jaringan internet. Dari survey kecil ini terlihat bahwa konsumen di luar kota besar sebenarnya rela membayar untuk konektivitas yang lebih bagus dan pasti standar harganya tidak sama dengan konsumen internet di kota besar.

Saat ini, perangkat Android mendominasi konsumen di luar kota besar melalui brand-brand seperti Evercoss, Mito, Nexian dan lain-lain yang memang menyasar pasar rural dengan harga yang terjangkau. Meskipun perangkat-perangkat ini terbilang "kelas bawah", seiring waktu konsumen akan beralih ke perangkat yang lebih kuat dengan layar yang lebih besar, tentunya dengan harga yang masih terjangkau. Makin tinggi kualitas perangkatnya, makin tinggi pula permintaan untuk konten yang sesuai dan dalam kasus ini mungkin keterbatasan akses 3G tidak lagi bisa ditolerir.

Isu terbesar bagi para pengusaha dan penyedia layanan internet di Indonesia memang belum keluar jauh dari seputar isu model bisnis dan akuisisi pengguna. Dengan makin cepat dan mudahnya akses konsumen ke jaringan internet, maka setidaknya satu masalah sudah bisa dicoret dari daftar pekerjaan. Masalah yang tersisa tinggal bagaimana menterjemahkan pengguna yang nantinya akan makin banyak menjadi angka di kolom revenue dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan ini.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again