Bank Jago Kini Miliki 10 Juta Pengguna, Kontribusi Gopay dan Bibit Capai 66 Persen
Pertumbuhan pengguna sejalan dengan peningkatan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang mencapai Rp14,8 triliun di Q2 2024
PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan pertumbuhan bisnis pada semester pertama tahun 2024. Mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital, perseroan berhasil mencapai hasil yang positif dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit.
Hingga Juli 2024, pengguna aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta nasabah funding. Jika ditambahkan dengan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta. Keberhasilan ini tidak lepas dari kontribusi signifikan mitra ekosistem strategis, seperti ekosistem GoTo (khususnya Gopay) dan platform reksa dana online Bibit. Sekitar 66% nasabah funding berasal dari mitra ekosistem ini.
Pertumbuhan pengguna aplikasi Jago juga sejalan dengan peningkatan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun pada akhir kuartal II-2024, tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,1 triliun. Dari total DPK tersebut, 61% atau sekitar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sementara sisanya 39% atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit.
Dalam hal penyaluran kredit, Bank Jago berhasil menyalurkan sebesar Rp15,7 triliun hingga akhir kuartal II-2024, meningkat 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun. Penyaluran kredit ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, terbukti dari rendahnya rasio non-performing loan gross yang hanya sebesar 0,4%.
"Sebagai bank yang menggabungkan cara-cara digital dengan strategi bisnis yang kuat, Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan kualitas yang baik. Inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital adalah model bisnis yang tepat untuk kami," ujar Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas ini turut mendorong total aset Bank Jago menjadi Rp24,2 triliun per semester I-2024, meningkat 29% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50%, menunjukkan kuatnya permodalan Bank Jago untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Hingga akhir Juni 2024, Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp50 miliar, tumbuh 23% dari Rp41 miliar pada Juni 2023.
Arief menambahkan, “Sebagai bank berbasis teknologi, kami tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kombinasi inovasi dan manajemen risiko yang baik merupakan landasan kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi.”
Selain itu, Bank Jago juga mendapatkan pengakuan internasional. Pada April 2024, Forbes menempatkan Bank Jago dalam daftar 403 bank terbaik di dunia, dan nomor empat teratas di Indonesia. Pengakuan ini diberikan berdasarkan survei terhadap 49 ribu nasabah dari 33 negara, yang mengevaluasi tingkat kepercayaan, layanan nasabah, layanan digital, serta syarat dan ketentuan.
“Dengan inovasi dan kolaborasi yang kami lakukan, Aplikasi Jago sekarang sudah digunakan jutaan nasabah dan membantu mereka mencapai mimpinya,” kata Head of Consumer Business Bank Jago, Trio Lumbantoruan.
Dengan pencapaian ini, Bank Jago menunjukkan bahwa pendekatan digital dan kolaboratifnya mampu menjawab tantangan dan kebutuhan perbankan modern, serta terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bank terdepan di Indonesia.
-
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten
Sign up for our
newsletter