Belsbee Tawarkan Platform Penyewaan Gaun Online Karya Desainer Indonesia
Gaun pengantin merupakan salah satu busana yang dipakai hanya sekali. Masuk akal bila calon mempelai lebih memilih untuk menyewanya, ketimbang membeli atau menjahitnya. Ada pula gaun pesta atau kebaya wisuda yang tidak dipakai setiap saaat. Setelah dipakai, gaun atau kebaya tersebut akan tersimpan rapi di lemari. Sebuah layanan baru menawarkan sebuah platform untuk memasarkan gaun secara online dengan konsep sewa.
Belsbee, sebuah rental online khusus gaun mencoba menjawab persoalan yang lekat dengan perempuan ini. Saat dihubungi DailySocial, CEO Belsbee Arini Astari mengungkapkan alasan di balik mendirikan layanan ini. “Alasannya simple banget. Berdasarkan survey kami, most of women, only wear the same outfit for 2 - 3 times untuk ke sebuah acara. Jadi tidak jarang kalau kita dengar perempuan bilang ‘Duh enggak punya baju lagi!’ padahal lemarinya gede banget isinya baju semua. So we saw an opportunity to jump in,” tuturnya.
Arini memposisikan Belsbee sebagai giant closet yang isinya gaun pesta yang bisa langsung pilih dan dipakai. Layanan ini juga juga sudah satu paket dengan biaya dry clean. Penyewa tak perlu me-dry clean busana yang dipinjamnya karena Belsbee sudah terlebih dahulu melakukan proses itu. Hal yang sama juga terjadi saat pengembaliannya. Biaya penyewaan dipatok 10-25 persen dari harga ritel gaun tersebut.
Penyewa dapat memilih dari tujuh desainer yang tersedia, yaitu Yosep Sinudarsono, Sebastian Gunawan, Asky Febrianti, Rooya Couture, Harry Lam, Cindy Tandiyah, dan My Muse By Yofie. Gaun yang tersedia bisa dipilih berdasarkan acara, seperti wedding invitation, prom night, bridesmaid, wisuda. Bisa juga berdasarkan tipe gaun, misalnya cocktail dress, formal, atau kebaya.
Seperti halnya belanja online, penyewa dapat memilih sesuai dengan ukuran atau warna. Pilihan akan mengerucut sesuai kebutuhan setelah konsumen memasukkan ukuran pakaian, acara yang dituju, dan warna yang diinginkan.
Sejauh ini menurut kami pilihan yang tersedia tidak terlalu banyak. Semakin banyak pilihan seharusnya lebih baik, karena fashion juga bisa sangat personal dan lekat dengan kepribadian pemakainya. Tantangan yang dihadapi seharusnya tak jauh dari konsep belanja pakaian secara online, yaitu unsur kemampuan menyentuh dan mencoba sebuah pakaian sebelum memutuskan transaksi. Hal seperti ini yang belum bisa digantikan oleh proses online.
Ada dua skema peminjaman yang ditawarkan oleh Belsbee. Skema pertama adalah tanpa deposit. Melalui skema ini, penyewa harus mengambil dan memulangkan sendiri gaunnya ke kantor Belsbee. Skema kedua menggunakan deposit atau jaminan, yang memungkinkan penyewa gaun mendapatkan layanan antar jemput gaun ke alamat yang dicantumkan.
Layanan Belsbee baru diluncurkan bulan Oktober. Arini menuturkan pihaknya sudah sejak pertengahan tahun melakukan market testing untuk online rental. “Untuk websitenya kami sudah beta launch hampir dua bulan yang lalu, dan bulan ini kita move dari beta ke live domain," ungkapnya.
Arini menjelaskan bahwa selain untuk pengguna platform Belsbee dapat dimanfaatkan oleh desainer sebagai sebuah marketing platform untuk memperkenalkan karya mereka. Ia mengatakan, “Dengan skema rental maka customer bisa mulai memulai memilih dan mencoba designer dress sedini mungkin. Belsbee berharap dengan platform ini makin banyak customer muda indonesia yang mulai bisa membangun preferences towards Indonesian designer. Ini bisa membuat produk designer indonesia lebih bersaing dengan produk fashion dari luar.”
Dalam setahun ke depan Belabee menargetkan bisa merangkul sekitar 50 desainer serta memiliki in-house dry cleaning. Tim Belsbee juga berusaha meningkatkan proses untuk memaksimalkan performa penjualan, meningkatkan jumlah pengunjung, dan meningkatkan kemudahan melakukan penyewaan gaun di Belsbee.
Sejauh ini tim Belsbee menerapkan strategi pemasaran online. Instagram dan Facebook dipilih menjadi tools utama. “Begitu website mulai jalan kami akan melancarkan advertising dengan menggunakan Facebook Ads dan juga email marketing, dan juga optimalisasi SEO. Untuk ke depannya kita mempertimbangkan menggunakan ad network maupun SEM Adwords,” lanjut Arini.
[Ilustrasi: Shutterstock]
Sign up for our
newsletter