Beri Nilai Tambah, Zahir Segera Resmikan Agregator Produk Fintech “Capital Hub”
Layanan utama Zahir adalah ERP end-to-end untuk membantu bisnis kelola keuangan, operasional, pengadaan, manajemen proyek, hingga personalia
Perusahaan SaaS Zahir mengungkapkan optimisme tren migrasi ke layanan digital oleh perusahaan untuk menunjang aktivitas operasional dan bisnis selama pandemi akan terus berlangsung. Momentum tersebut akan dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan merilis layanan agregator produk fintech "Capital Hub" yang rencananya akan mengudara pada tahun ini.
CEO Zahir Internasional Muhamad Ismail mengatakan, produk teranyarnya ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan permodalan yang lebih efisien untuk semua target pengguna Zahir dari berbagai skala bisnis. Menurutnya, ini adalah hasil masukan dari pelanggan mereka sendiri. “Dari sini Zahir menyimpulkan bagaimana cara membantu perusahaan untuk mendapatkan modal yang lebih cepat dan efisien,” ujarnya kepada DailySocial.id.
Melalui fitur ini, Zahir akan menghubungkan perusahaan-perusahaan yang merupakan penggunanya dengan lembaga keuangan hingga fintech, sesuai dengan kebutuhan modal mereka. Misalnya pada segmen mikro, ada wacana dengan beberapa lembaga untuk menyediakan pembiayaan modal yang terjangkau melalui wakaf. Adapun Zahir bermain tiga segmen market, yakni usaha kecil, kecil-menengah, dan menengah-korporasi.
Sejauh ini, Capital Hub sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga keuangan syariah dan fintech syariah. Tapi Muhamad enggan menuturkan lebih jauh. Ia hanya bilang saat ini Capital Hub sedang dalam proses menunggu perizinan dari OJK. Bila tak ada aral lintang, bakal diresmikan pada tahun ini.
Lebih jauh dijelaskan, selama pandemi, pertumbuhan pengguna Zahir mencapai 50%. Mayoritas mereka datang dari perusahaan berskala kecil-menengah dan menengah-korporasi. Berdasarkan segmen industrinya, kebanyakan bergerak di bisnis distribusi pasar dan trading, lalu manufaktur, kontraktor, lembaga pendidikan, dan industri kecantikan.
“Secara keseluruhan total pengguna Zahir mencapai lebih dari 100 ribu user, terdiri dari berbagai segmen industri, mayoritas industri adalah trading & distribusi, manufaktur seperti alat kesehatan, alat olahraga, dan alat mesin produksi. Kemudian, industri jasa kontraktor, lembaga pendidikan, yayasan dan beauty. Mereka 70% berada di Jawa dan sisanya di luar Jawa.”
Zahir bermain di tiga segmen pasar, yakni usaha kecil, kecil-menengah, dan menengah-korporasi. Namun secara revenue, terbesar datang dari kecil-menengah dan menengah-korporasi. Oleh karenanya, Zahir lebih fokus pada kedua segmen tersebut. “Ekspansi kami tahun ini akan menggarap lebih serius untuk market enterprise karena kami melihat pasar software ERP itu menarik dan pemainnya tidak begitu banyak di Indonesia.”
Ia meyakini Zahir punya tiga poin yang menjadi kekuatan untuk menangkap segmen tersebut. Mulai dari, investasi ERP yang terjangkau, implementasi yang cepat karena produk modular dan ready to use, dan fleksibilitas kustomisasi yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan strategi bisnis yang dipilih. Ketiganya sekaligus menjadi unsur yang paling banyak dicari oleh pengguna, dalam suatu survei internal yang diadakan perusahaan.
Ia melanjutkan, Zahir memiliki 25 tahun pengalaman yang cukup solid di market kecil-menengah dan menyadari adanya peluang tambahan untuk mendorong revenue dan pertumbuhan perusahaan secara korporasi. Makanya strategi tersebut akan dilancarkan lewat pengembangan ZahirERP dan segmen korporasi.
Ada perbedaan karakteristik adopsi teknologi antara perusahaan kecil-menengah dengan menengah-korporasi. Untuk level kecil-menengah, mereka cenderung lebih mudah untuk self-on-board pada SaaS. Sedangkan di level korporasi butuh lebih banyak waktu untuk tuning in dikarenakan proses onboarding yang tidak mudah. Belum lagi proses sourcing yang cukup panjang, membutuhkan pengambilan keputusan yang berlapis.
Industri SaaS
Terkait industri SaaS, Muhamad melihat saat ini adalah momentum awal buat perusahaan SaaS untuk bertumbuh. Pangsa pasar pemain SaaS di sini juga masih begitu besar, juga memiliki tantangan untuk akuisisi pasar yang relatif masih tinggi. “Artinya dalam mengejar profitabilitas masih akan menjadi tantangan.”
Dari sisi klaster industri dan segmen, jumlah pemain SaaS di Indonesia tumbuh dengan pesat. Namun untuk saat ini biaya akuisisi market masih relatif tinggi karena SaaS di Indonesia untuk akuisisi market tidak semudah di negara maju. Oleh karenanya, butuhkan lebih banyak effort tambahan.
“Sehingga walaupun tumbuh di berbagai segmen, SaaS di Indonesia masih memiliki beberapa PR dalam memastikan dapat menghasilkan profit dikarenakan skala ekonomi yang harus dikejar cukup besar. Tetapi saya percaya investasi dalam SaaS di dua tahun ke depan masih akan menjadi sesuatu yang diminati bagi VC di Indonesia.”
Bagi Zahir sendiri, kebutuhan pendanaan eksternal tetap dibutuhkan terutama dalam rangka meningkatkan penetrasi pasar. Saat ini perusahaan sedang melakukan analisis untuk memilih alternatif sumber pendanaan yang strategis buat perusahaan.
“Kami yakin saat ini, kami adalah SaaS yang paling efisien dalam mengakuisisi market dengan customer acquisition cost yang sangat atraktif. Dan pendanaan ini membantu Zahir meningkatkan akselerasi akuisisi pelanggan baru.”
Dalam upaya mendorong penetrasi solusi SaaS, perusahaan juga membentuk program inkubator sendiri "Zahir Business Incubator". Program ini disiapkan untuk para pebisnis yang ingin naik kelas dalam mengembangkan bisnis mereka. Ada menyelesaikan lima masalah yang ingin dipecahkan, di antaranya menumbuhkan bisnis yang sudah bertahun-tahun, tapi revenue stuck; ingin menumbuhkan bisnis dengan bekerja sama dengan investor, tapi bingung mulai dari mana, dan sebagainya.
Zahir Business Incubator dijalankan dalam bentuk coaching one-on-one dengan para pakar. Target pesertanya adalah baru terbatas untuk konsumen Zahir saja.
Sign up for our
newsletter