30 March 2015

by Yoga Wisesa

Bisa Terbang Selama Berbulan-Bulan, Drone Facebook Sukses Mengudara

Minggu lalu, balon udara Project Loon Google terlihat melintasi wilayah Indonesia. Bekerja layaknya router terbang, Loon ialah upaya Google membawa internet ke seluruh penjuru dunia, termasuk pelosok-pelosok yang belum terjangkau. Dan sebagai sesama raksasa internet, Facebook memang juga sudah berniat melakukan hal serupa seperti Google.

Ada hubungan menarik antara proyek besar kedua perusahaan itu. Kira-kira setahun silam, Facebook dikabarkan sempat mempertimbangkan untuk mengakusisi Titan Aerospace - tim spesialis pesawat nirawak. Tapi akhirnya mereka memilih Ascenta, sedangkan Titan malah berlabuh di bawah bendera Google sebagai komponen esensial dari Project Loom. Setelah keheningan cukup lama, chairman Facebook melaporkan satu tahap besar berhasil timnya lalui.

Akhir minggu kemarin, Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa uji coba penerbangan perdana drone Facebook berjalan sukses, dilangsung di Inggris Raya. Pesawat tanpa awak bernama Aquila tersebut mengusung teknologi hampir sama dengan Solar Impulse 2, mengambil tenaga dari jaringan panel surya di atas sayap. Di versi terakhirnya nanti, drone direncanakan mampu menjaga ketinggian di 60.000 hingga 90.000 kaki (minimal 18,288 km) dari permukaan air laut, bisa terbang selama berbulan-bulan.

Info menarik: Pesawat Solar Impulse 2 Kelilingi Dunia Cuma Berbekal Tenaga Matahari

Hal menarik lain dari drone Facebook adalah ukuran dan desainnya. Anda pasti pernah mendengar Boeing 737, pesawat angkut penumpang twinjet paling laris sepanjang sejarah, dapat membawa 85 sampai 215 orang. Cukup besar, namun ukuran lebar sayapnya ternyata kalah dari Aquila. Pesawat nirawak tersebut mempunyai bobot lebih ringan dari mobil, dengan bentuk menyerupai bumerang. Dan di ketinggian itu, ia tak akan mengganggu lalu lintas udara.

Drone Aquila adalah bagian dari prakarsa Internet.org, dimana Facebook berkolaborasi bersama Samsung, Ericsson, MediaTek, Microsoft, Opera Software, Reliance dan Qualcomm untuk menyediakan akses internet terjangkau dan efisien. Ia juga merupakan langkah lebih jauh dari proyek Facebook sebelumnya, yaitu Facebook Zero.

"Pesawat-pesawat seperti ini akan membantu menyambungkan seluruh [orang di] dunia karena mereka dapat melayani sepuluh persen populasi Bumi yang berada di lokasi-lokasi terpencil tanpa membutuhkan infrastruktur internet," jelas Zuckerberg di Facebook.

Demi menggarap Aquila, Facebook turut menghimpun berbagai talenta dari Jet Propulsion Lab NASA dan Ames Research Center. Tes terbang selanjutnya, memanfaatkan model berukuran sebenarnya, segera dilaksanakan pertengahan tahun ini.

Sumber: Facebook.