Dark
Light

BlackBerry Indonesia Resmi Rayakan ‘BBM for All’

2 mins read
September 20, 2013

Semalam adalah waktu yang ditunggu-tunggu semua orang yang ingin tahu kapan akhirnya BlackBerry merelakan app andalannya ini dapat diunduh ke handset lain dan melepaskan keeksklusifitasannya. Sekarang kita semua tahu, tanggal 21 September 2013 besok adalah waktu bersejarah itu.

Dalam artikel ini saya tidak mencoba untuk membahas fitur baru apa yang BlackBerry tanamkan ke dalamnya, saya hanya ingin mencoba sharing apa yang saya dapatkan dalam acara ‘peluncuran’ BlackBerry Messenger untuk iOS dan Android yang diselenggarakan di Jakarta kemarin. Acara ini berjudul BBM for Everyone, selaras dengan kampanye ketersediaan BBM untuk Android dan iOS global yang menggunakan tagline BBM for All.

Menyusul pengumumannya semalam, serta mengingat kedekatan masyarakat Indonesia dengan perusahaan asal Kanada ini, tampaknya BlackBerry menganggap launching BBM for Everyone di Indonesia adalah acara yang wajib.

Saya duduk di bangku terdepan, mengharapkan sesuatu yang baru dari presentasi dua orang eksekutif utama BlackBerry. Dalam persentasi yang diadakan di Foundry No. 8 SCBD Jakarta ini, BlackBerry menjelaskan dengan percaya diri mengapa mereka melakukan langkah ini. Fitur demi fitur mereka jabarkan. Salah satunya adalah bagaimana cara pengguna device selain BlackBerry mendapatkan pin. Nomor pin adalah hal paling wajib untuk bisa menggunakan layanan ini, dan untuk mendapatkannya, Anda hanya perlu mendaftarkan diri di www.bbm.com.

Saat presentasi ini berlangsung, saya telah menyiapkan satu pertanyaan besar. Pertanyaan ini mungkin merupakan pertanyaan yang muncul di benak hampir semua jurnalis teknologi yang hadir di acara BBM For Everyone – dan saya bermaksud untuk menjadi penanya pertama: apakah BlackBerry yakin dengan melepas keesklusifitasan messenger mereka, penjualan handset BlackBerry di masa yang akan datang tidak akan terpengaruh?

Sebelum presentasi ini dimulai, saya sempat berbincang-bincang dengan seorang jurnalis senior dari media teknologi lain. Sebuah pertanyaan retorikal ia tanyakan dengan lantang, “Jika Anda punya uang, misalkan tujuh juta rupiah. Ada tiga pilihan handset dengan harga yang tidak jauh berbeda: satunya Android, satu dari Apple dan satu lagi dari BlackBerry. Apa yang akan Anda pilih?” Tentu saja kita semua memiliki opini dan pilihan masing-masing, tapi kita tahu handset apa yang paling banyak berada di urutan ketiga.

Setelah presentasi ini selesai, acara beralih ke event talkshow yang menghadirkan perwakilan dari tiap-tiap komunitas smartphone dan gadget Indonesia, Apple, Android serta BlackBerry. Di sini representasi dari tiap komunitas saling berbagi kesan, wawasan, harapan dan opini mereka tentang pelepasan BlackBerry Messenger. Seorang dari mereka mempertanyakan masalah monetisasi – yang terjawab dengan metode sticker ala Line. Yang lain mengharapkan ‘fitur’ ping bisa dikustomisasi ataupun dimatikan. Dan seorang sempat membahas pertanyaan yang ada dibenak saya. Sayangnya pertanyaan ini dibiarkan mengambang tanpa jawaban begitu saja.

Berita buruknya, tidak ada sesi tanya jawab dalam acara BlackBerry For All. Setelah mengumumkan pemenang mini competition, acara ini ditutup. Para jurnalis langsung memburu para eksekutif BlackBerry untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan mereka – pertanyaan ‘andalan’ yang sama. Sang General Manager, Maspiyono Handoyo, menjawabnya dengan singkat, “Kami yakin sekali dengan [peluncuran] ini,” sembari meneruskan kesibukannya.

Akhirnya saya berkesempatan berbincang-bincang sejenak dengan sang PR Manager BlackBerry Indonesia, Yolanda Nainggolan. Tentu saja saya menanyakan hal yang berbeda: apa target BlackBerry dalam tiga empat tahun ke depan, apakah lini bisnis masih menjadi perhatian utama atau perlahan-lahan fokus akan beralih ke lini lain – seperti hiburan misalnya. “Untuk saat ini kami asih fokus pada layanan bisnis,” begitulah ungkapnya. Kami berbicara sejenak, dari sini juga tampaknya BlackBerry tidak mau terpancing ke dalam perang spesifikasi yang tampaknya menjadi fokus produsen smartphone saat ini.

Bagaimana nasib Z30 setelah peluncuran BBM For Everyone ini, bukankah ia telah lebih dulu dirilis di Malaysia? “Kami tidak mau ada omongan ‘Indonesia melawan Malaysia’ di sini. Hal ini murni disebabkan masalah teknis pengiriman, birokrasi Indonesia sedikit lebih rumit dibanding di negara lain,” Yolanda meneruskan, “Tidak ada strategi apa-apa di dalamnya. Kami tetap yakin dengan langkah ini. Ingat saat ATM BCA akhirnya bisa diakses melalui ATM bersama? Apakah layanan ini mengurangi kepopularitasannya?”

Analogi yang cerdas, mungkin strategi ini akan menjadi batu loncatan yang baru bagi BlackBerry. Namun kita tidak bisa berasumsi lebih jauh hingga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana performa setelah BBM dirilis untuk platform berbeda. Dua kata untuk BlackBerry: semoga sukses!

Fitur apa saja yang ada di BBM untuk Android dan iOS ini? Silakan baca pembahasan Trenologi sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

QuickOffice untuk Android dan iOS Tersedia Gratis

Next Story

Di Tengah Berkembangnya E-Commerce di Indonesia, Interspace Japan Luncurkan AccessTrade di Jakarta

Latest from Blog

Don't Miss

Mulai Hari Ini Perangkat Lawas BlackBerry Tak Lagi Berfungsi

Apa yang Anda rindukan dari perangkat BlackBerry? Keyboard QWERTY fisiknya

Kerja Samanya dengan TCL Bakal Dihentikan, BlackBerry Pamit untuk Kedua Kalinya

Sungguh malang nasib BlackBerry. Dahulu pernah merajai industri smartphone, merek