Pemprov Jatim, Telkom Divre V, dan Mahoni Hadirkan BSE Mobile App dan Kantin Sehat Elektronik
Menjadi langkah awal inisiatif smart school untuk pendidikan Indonesia
Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu, PT Telkom Regional V bekerja sama dengan PT Mahoni dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) Mobile Apps. Aplikasi yang menampilkan handout buku elektronik yang dirilis dan didistribusikan Mendikbud secara gratis tersebut kini tersedia untuk platfrom iOS, Android dan Windows 8. Turut diluncurkan Kantin Sehat Elektronik (KSE) sebagai bagian konsep Smart School.
Solusi Smart School pada dasarnya memfasilitasi lingkungan sekolah dengan konektivitas internet dan konten aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. BSE menjadi salah satu sumber belajar yang dinilai relevan untuk digarap lebih lanjut, karena BSE yang ada saat ini masih terlalu konvensional sebagai sebuah bahan ajar digital.
Sementara KSE sendiri merupakan solusi sekolah pintar yang menyediakan menu-menu sehat kepada para pelajar dan bisa dipesan secara online.
Berbicara tentang sebuah aplikasi untuk membaca konten digital, seperti buku dan majalah, Telkom sendiri sebenarnya sudah sejak lama menerbitkan sebuah aplikasi spesial untuk mengelola buku digital, Qbaca. Bahkan baru-baru ini Qbaca juga baru saja mendapatkan pembaruan. Bisa jadi inisiatif BSE Mobile Apps memang akan berjalan sebagai sebuah program charity, sedangkan Qbaca lebih dikustomisasi untuk kebutuhan komersial.
Deputy Executive Vice President Telkom Regional V Jatim Bali Nusra Djatmiko dalam sambutannya mengatakan:
"Kami ingin memberikan solusi total untuk konsep Smart Schools. Mulai dari konektivitas jaringan yang sudah tergelar di sekolah, sampai ke konten aplikasinya seperti halnya BSE Mobile Apps yang dikelola oleh PT Mahoni dan KSE yang dikelola oleh Indonesia Menulis.”
“Berbicara terkait konektivitas internet, kini banyak sekolah sudah menyajikan akses internet yang cukup bagi siswanya. Jika di program IndiCampus, untuk menjadi kampus kelas dunia, dipersyaratkan masing-masing mahasiswa bisa mendapatkan akses minimal 5 Kbps. Maka sewajarnya diberlakukan juga standar kecukupan bandwidth untuk siswa sekolah menengah,” lanjutnya.
BSE sendiri sudah sejak lama dikelola dan didistribusikan secara gratis melalui website Kemendikbud. Sejauh ini distribusi tersebut masih dalam bentuk media representasi digital yang masih terbatas, berbasis web dan berekstensi PDF. Aplikasi yang dikembangkan tersebut diharapkan mampu untuk menjadi sebuah frame yang mumpuni, agar buku digital yang telah didistribusikan secara gratis tersebut dapat dinikmati dan dipelajari dengan lebih menarik. Visualisasi menjadi hal yang penting, ketika mentargetkan pola pembelajaran kepada anak.
Selain dapat diunduh melalui Windows Store, App Store dan Google Play, aplikasi tersebut juga akan bisa ditemukan di IndiStore. Ke depan, aplikasi mobile BSE akan dilengkapi dengan fasilitas note untuk memungkinkan pengguna dapat membuat catatan dan penandaan pada buku yang ia pelajari melalui perangkatnya.
Sign up for our
newsletter