Bukalapak Tambah Tiga Lokasi Pusat Riset dan Pengembangan
Ingin menjaring hingga 1.000 tenaga engineer baru
Bukalapak segera menambah lokasi pusat riset dan pengembangan (R&D) di Yogyakarta, Surabaya, dan Medan untuk mewujudkan ambisinya menjaring hingga 1.000 tenaga engineer baru pada tahun ini. Tim engineer akan diarahkan untuk pengembangan produk dengan menempatkan Bukalapak sebagai platform, sehingga mereka dapat berkreasi mengembangkan berbagai inovasi baru secara independen.
VP of Engineering Bukalapak Ibrahim Arief menuturkan pendirian tiga lokasi R&D adalah strategi jemput bola ala Bukalapak dalam mendapatkan talenta engineer berbakat. Menurutnya, banyak talenta lokal yang berbakat namun enggan untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Di dalam R&D tersebut dapat menampung sekitar 160 orang, yang terdiri dari 100 engineer dan 60 orang di bagian desain produk dan riset.
Pusat R&D pertama Bukalapak di luar ibukota adalah di Bandung yang diiniasi awal tahun ini.
Ada dua pertimbangan yang diambil saat memilih kota-kota tersebut, pertama datang dari masukan para peserta yang mengikuti kompetisi programming diadakan oleh Bukalapak. Kedua, masukan dari karyawan Bukalapak itu sendiri.
"Saat ini baru yang di Bandung saja sudah beroperasi, sisanya masih dalam fase persiapan. Jadi sampai akhir tahun ini kami akan punya empat lokasi R&D dengan 1.000 engineer," terang Ibrahim, Selasa (3/7).
Dia melanjutkan tim yang bekerja di R&D akan bekerja secara independen, namun bisa diberi mandat saat ditargetkan peluncuran produk hingga proses pengembangannya. Sehingga ketika suatu produk diluncurkan mereka bisa langsung memantau progress-nya, bisa mengatasi berbagai masalah dalam waktu cepat.
Mereka juga tidak perlu melakukan koordinasi secara intensif dengan kantor pusat karena semuanya bisa dilakukan secara remote. Budaya remote sangat familiar dilakukan di Bukalapak karena sudah memiliki kesamaan budaya kerja.
"Bahkan ada beberapa talent kita yang memang sengaja kerja remote. Ada female engineer yang kerja remote dari rumah karena dia punya anak. Kerja remote itu sudah sangat kencang di Bukalapak."
Terhitung sat ini tim engineering Bukalapak mencapai 750 orang, sekitar 100 orang di antaranya adalah diaspora yang artinya orang-orang Indonesia yang sengaja dijemput Bukalapak untuk kembali ke negara asalnya. Rata-rata dari mereka pernah bekerja di Jepang, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jerman, dan lainnya. Adapun untuk tim lokal kebanyakan adalah lulusan Universitas Indonesia, ITB, dan ITS.
Pengembangan produk tercepat
Ibrahim mencontohkan produk Buka Pengadaan adalah hasil pengembangan yang dilakukan oleh tim engineer Bukalapak yang berlokasi di Bandung. Sementara, fitur live streaming Piala Dunia 2018 menempati rekor pengembangan tercepat hanya 10 hari. Tepat di hari ke-10, fitur tersebut sudah bisa dinikmati semua pengguna Bukalapak.
Layanan tersebut dikembangkan secara khusus oleh tim engineering di Jakarta. Mereka terbiasa bekerja secara cepat, mulai dari inisiasi produk awal hingga monitoring setelah fitur diluncurkan ke seluruh pengguna.
"Setelah tim engineering mengeluarkan seluruh kapabilitasnya, jadi memicu untuk tim lainnya bersama-sama memikirkan apalagi inovasi yang bisa dikembangkan dari fitur tersebut," tutup Ibrahim.
Sign up for our
newsletter