Catatan Pendanaan Startup Sepanjang Tahun 2018
Sektor e-commerce dan fintech masih mendominasi
Tahun 2018 segera usai, ada beberapa capaian bisnis startup yang kami catat satu tahun terakhir. Salah satu yang paling menarik ialah soal pendanaan. Dari transaksi yang dipublikasikan –dan di luar startup unicorn—setidaknya ada 51 pendanaan yang berhasil dibukukan oleh startup dari berbagai sektor. Berdasarkan nilainya, pendanaan tertinggi (di luar unicorn) mencapai 1 triliun Rupiah, dengan rata-rata perolehan terbanyak berkisar 100-400 miliar Rupiah.
Sementara itu, jika ditinjau dari tahapan pendanaan, tahap awal yang paling banyak tahun ini dengan 20 transaksi yang berhasil dibukukan. Disusul oleh pendanaan seri A sebanyak 14 transaksi dan pendanaan seri B sebanyak 11 transaksi.
Pendanaan tahap awal menjadi cukup banyak, hal tersebut turut memvalidasi masih suburnya tren startup baru yang mencoba hadir di lanskap bisnis digital tanah air. Di samping itu munculnya berbagai kegiatan inkubator dan akselerator pada umumnya juga mendukung startup dengan mengucurkan pendanaan tahap awal.
Di luar unicorn, pendanaan capai 4 triliun Rupiah
Di catatan kami, ada 20 transaksi pendanaan yang menyebutkan nominal yang didapat. Jika dijumlahkan, totalnya mencapai 4,1 trilun Rupiah. Angkanya harusnya lebih tinggi –diproyeksikan mencapai 3-5 kali lipat—pasalnya ada 7 pendanaan seri A, 6 pendanaan seri B dan belasan pendanaan awal yang tidak menyebutkan nominal.
Berdasarkan kategori atau sektor bisnis startup, tahun ini pendanaan yang mengucur cukup merata. E-commerce dan fintech menjadi yang paling banyak mendapatkan porsi pendanaan. Sementara tahun ini yang menghilang adalah sektor edutech – ada satu transaksi penambahan modal dari Ruangguru, namun berbentuk pemberian hibah dalam kegiatan sosial.
Beberapa sektor lain kian terlihat, misalnya pengembang AI. Tahun ini ada 3 startup AI yang mendapatkan pendanaan. Yang paling baru diberikan oleh Kaskus kepada Prosa.ai. Sektor lain yang mulai ramai adalah new retail, mereka mencoba menyajikan terobosan baru dalam konsep ritel. Salah satu yang mendapatkan dua pendanaan sekaligus di tahun ini adalah Warung Pintar, dalam pendanaan awal dan lanjutan.
Unicorn masih terus menambah pendanaan
Pada laporan ini kami memisahkan pendanaan startup unicorn. Ada dua alasan, pertama nilainya telah mendominasi distribusi pendanaan startup di Indonesia. Kedua, transaksi pendanaan startup unicorn cukup intens – bisa dibilang untuk saat ini sepanjang waktu terus menggalang pendanaan. Kabar terbaru, beberapa unicorn tengah merampungkan pendanaan baru untuk meningkatkan valuasi.
Dimulai dari Gojek, kabar teranyar mereka tengah merampungkan proses pendanaan teranyar dari investor terdahulunya. Google, JD.com, dan Tencent telah berkomitmen untuk menggandakan investasinya, membawa Gojek pada valuasi $9 miliar (setara 137 triliun Rupiah). Pendanaan tersebut terus dikejar untuk mendukung ekspansi Gojek di Asia Tenggara.
Tokopedia baru saja meraih pendanaan baru menjelang akhir tahun ini, nilainya $1,1 miliar (setara 16 triliun Rupiah). Softbank dan Alibaba secara bersama menjadi pemegang saham mayoritas dan menjadi pemimpin dalam pendanaan baru ini. Perolehan tersebut membawa Tokopedia pada nilai valuasi mencapai $7 miliar (setara dengan 102 triliun Rupiah).
Awal Oktober lalu raksasa OTA lokal Traveloka juga dikabarkan tengah mengumpulkan pendanaan baru hingga $400 juta (setara dengan 6 triliun Rupiah). Angka tersebut akan meningkatkan nilai pendanaan yang didapat sebelumnya dari beberapa investor termasuk Expedia, yakni senilai $2 miliar. Selain percepatan ekspansi, penambahan modal dibutuhkan untuk mematangkan layanan sekunder yang saat ini banyak dirilis Traveloka.
Sementara unicorn lainnya yakni Bukalapak tahun ini sama sekali tidak memberitakan seputar pendanaan baru. Tahu lalu capaian valuasi Bukalapak melebihi $1 miliar dengan kepemilikan saham mayoritas dari investor lokal.
Sign up for our
newsletter