1. Startup

[Dailyssimo] Stand Out, Folks...!

Kata-kata lay-off atau PHK (pemutusan hubungan kerja) mungkin akan selalu jadi momok bagi para pekerja profesional yang menggantungkan hidup mereka pada sebuah perusahaan. Mungkin kita masih ingat beberapa saat lalu ketika Yahoo! mem-PHK 2000 karyawannya di seluruh dunia, lalu menyusul Sony - meski tanpa ada hubungannya dengan apa yang terjadi di Yahoo! - juga melakukan PHK terhadap 10.000 karyawan mereka.

Bisa kita bayangkan betapa karyawan-karyawan yang terkena PHK tersebut tiba-tiba tidak punya penghasilan tetap dan berada pada posisi krisis dalam kehidupan mereka, terutama yang sudah memiliki tanggungan. Ya, memang mengerikan jika tiba-tiba kita berada dalam posisi tersebut tanpa memiliki sekoci apapun ya.

Banyak yang menganggap PHK bisa menimpa seorang karyawan karena sebab-sebab yang dilakukan oleh karyawan tersebut, tetapi anggapan ini tidak benar, karena banyak penyebab seorang karyawan bisa kena PHK. Dan jangan kaget, bahkan seorang karyawan teladan sekalipun bisa terkena PHK tanpa diri mereka tahu apa yang terjadi.

Saat krisis perbankan terjadi di Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu kita bisa lihat bagaimana gelombang PHK terjadi, yang dengan efek domino cukup cepat, akhirnya dalam waktu beberapa minggu efeknya sudah mencapai tempat saya bekerja (di Yahoo! Southeast Asia) dan saya pun untuk pertama kali menyaksikan bagaimana sebuah perusahan mem-PHK karyawannya demi kepentingan perusahaan itu sendiri dalam skala besar.

Peristiwa PHK di Yahoo! beberapa bulan lalu pun dilakukan karena adanya perubahan positioning dan policy perusahaan yang baru saja mengangkat pemimpin baru mereka, Scott Thompson, yang sebelumnya menjabat Senior Vice President dan CTO dari perusahaan online payment gateway terkemuka Paypal yang dimiliki oleh layanan e-commerce nomer satu dunia eBay. Positioning perusahaan yang memang telah ditetapkan jauh hari sebelum Scott ditarik ke Yahoo! kali ini dibuat lebih fokus lagi dengan cara membuang bagian-bagian yang dirasakan tidak mendukung keberadaan Yahoo! sebagai "The Premier Digital Media Company", alhasil pemangkasan besar-besaran dilakukan yang akhirnya membuat Yahoo! lebih ramping, fokus dan bisa berhemat banyak. Demikian juga hal yang sama terjadi di Sony Corp. yang memutuskan untuk mem-PHK 10.000 karyawan mereka setelah 4 tahun secara berturut-turut Sony menanggung kerugian dalam bisnis mereka.

Sony dan Yahoo! adalah contoh brand besar yang menggeliat, bertahan untuk tetap berkembang dengan mengorbankan karyawan mereka, dan dalam sebuah bisnis ini bukanlah hal yang salah. Lalu bagaimana nasib karyawan-karyawan yang terkena PHK tersebut? Ya, saya bisa bilang selama mereka hanya berpikir untuk menggantungkan hidup pada pihak lain, ya nasib mereka akan tergantung dari 'gerakan' dan keputusan-keputusan dari pihak tempat mereka bekerja tersebut, namun akan berbeda jadinya jika sebagai seorang karyawan juga memperhatikan positioning diri mereka sendiri di dalam perusahaan tempat mereka bekerja dan juga dalam lingkup yang lebih luas, dalam dunia profesi secara umum.

Dalam bukunya yang berjudul Linchpin - Are you indispensable, Seth Godin menerangkan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk mendapatkan serta "memelihara" apa yang ia sebut sebagai Linchpin, sosok dalam organisasi yang tidak bisa digantikan oleh siapapun karena sangat unik serta berharga. Dan untuk itu, dalam posisi Anda sebagai seorang karyawan, Anda harus bisa melihat apakah Anda cukup berharga dan unik bagi perusahaan sehingga mereka ingin Anda tetap ada dan tak mau melepaskan Anda pergi, walau bagaimanapun juga? Dari sudut pandang karyawan, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana membuat diri kita menjadi "indispensable" bagi perusahaan secara khusus dan bagi dunia profesi yang Anda geluti, sehingga Anda bisa menjadi sebuah personal brand yang terpercaya.

Ini alasannya mengapa saya selalu bilang posisi kita akan benar-benar diuji ketika perusahaan tempat kita bekerja melakukan PHK terhadap karyawannya. Bila kita kurang beruntung untuk jadi karyawan yang indispensable bagi perusahaan, maka apakah kita cukup beruntung di dunia profesi secara luas untuk menjadi seorang yang dicari dengan segala informasi yang diketahui oleh khalayak ramai tentang diri kita? Apakah kita cukup stand out di mata orang banyak?

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda cukup stand out? Apakah Anda siap membuat perusahaan jadi "merugi" jika melepaskan Anda? Jika belum maka ini saatnya Anda mulai stand out and be a linchpin.

Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.

Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager. Dan kini posisi terakhir yang dijabatnya adalah Country Manager – Indonesia untuk Thoughtbuzz.net, sebuah perusahaan social media monitoring.

[Gambar]

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again