4 March 2016

by Yoga Wisesa

Dengan Mengenakan Dreem, Tidur Anda Bisa Lebih Berkualitas

Dreem menggunakan teknik stimulasi berupa suara, membantu penggunanya cepat terlelap.

Hampir semua orang pernah mengalami susah tidur. Masalah ini cukup normal, terjadi secara sementara, biasanya disebabkan oleh stres ataupun faktor eksternal. Namun jika berkepanjangan, ia dapat memengaruhi keseharian kita. Di antara banyak alternatif solusi gangguan tidur, Rythm memiliki jalan keluar paling canggih: wearable device bernama Dreem.

Dreem merupakan kreasi pertama tim spesialis neurotechnology asal kota Paris dan San Francisco itu. Ia adalah sebuah headband yang dirancang untuk meningkatkan kualitas tidur. Selain memonitor tidur seperti perangkat sejenis, Dreem mengusung teknik stimulasi suara, membantu pengguna cepat terlelap serta menjaganya tidur nyenyak. Di level 'deep sleep' inilah proses peremajaan tubuh berjalan optimal - perbaikan sel dan daya ingat, serta penyembuhan.

Headband tidak menutup semua permukaan kepala, sengaja dedesain agar ringan dan nyaman. Band di sisi teratas ialah satu-satunya bagian yang kaku, berisi semua komponen elektronik Dreem - dilapisi memory foam demi memastikan ia pas dengan berbagai tipe kepala. Kepada Digital Trends, founder Rythm Hugo Mercier menyampaikan bahwa Anda akan 'segera lupa sedang mengenakan Dreem setelah sepuluh menit'.

Teknologi canggih racikan Rythm ditaruh di area kening Dreem. Developer memanfaatkan rangkaian sensor EEG dan accelerometer yang dipadukan ke komponen fleksibel sebagai cara membaca sinyal ketika Anda beristirahat di malam hari. Data mentah itu dikumpulkan ke database, kemudian diproses serta dianalisis. Hasilnya bisa dilihat melalui aplikasi mobile, menyajikan informasi jelas serta mudah dimengerti.

Aplikasikasi mobile tersebut sama pentingnya dengan Dreem, memungkinkan smartphone tersambung secara wireless ke headband. Transfer data dilakukan via Wi-Fi dan koneksi USB. Meski cara kerja perangkat cukup kompleks, konsumen tetap disuguhkan interface yang simpel. Dreem bisa langsung diaktifkan cukup lewat beberapa kali tap pada layar sentuh.

Tentu Anda bisa menyetel alarm, namun headset juga bekerja secara real-time untuk membangunkan user dengan lembut dan efisien. REM (rapid eye movement) serta fase tidur paling nyenyak berdampak besar pada performa fisik dan kognitif manusia. Tahapan ini biasanya berlangsung di ujung malam. Dreem menggunakan audio khusus untuk menarik pengguna pelan-pelan keluar dari REM, sehingga Anda tidak merasa pusing ketika bangun.

Saat ini, Rythm sedang menghimpun tester dalam program betaDreem First dengan target 500 user. Sesudah masa uji coba rampung, headset Dreem rencananya akan diluncurkan ke publik di awal tahun 2017.

Sumber: Rythm.co.