DetikDeal Tidak Lagi Menawarkan Deal, Seleksi Alam Mulai Terjadi?
Saya mendapatkan informasi bahwa DetikDeal, yang merupakan situs daily deals (atau lebih tepatnya untuk situs ini adalah group purchase) yang didukung oleh raksasa media online Detikcom, sudah tidak lagi memberikan promosi deals harian. Benar saja, promo terakhir di DetikDeal telah habis per tanggal 19 Agustus lalu. Entah apakah karena sudah mendekati Lebaran atau memang sudah melempar handuk, memang tidak banyak kegiatan yang terlihat di DetikDeal, pembelian per deal pun tidak banyak dan akun Twitter-nya hanya sekedar memuat feed deals yang lama tanpa ada interaksi dengan (calon) konsumen. DetikDeal sendiri baru berdiri di awal bulan Mei ini.
DetikDeal mungkin tidak sendirian dalam menghadapi kerasnya persaingan situs daily deals di Indonesia. Sejumlah situs daily deals lain yang saya iseng kunjungi -- meski masih rajin menampilkan deals-nya -- nampaknya mulai mendekati tanda-tanda kejenuhan. Kupon yang terjual lebih dari 100 untuk sebuah deal bisa dihitung dengan jari. Hanya ada dua situs yang benar-benar masih terlihat keaktifannya, DealKeren dan Disdus. Ini mungkin bukan kejutan mengingat keduanya masing-masing telah berafiliasi dengan raksasa daily deals dunia. DealKeren, yang mengklaim memiliki lebih dari 60% pangsa pasar, bahkan mampu menjual rata-rata lebih dari 1000 kupon setiap deals-nya.
Dalam berbagai sektor bisnis, namanya seleksi alam adalah hal yang lumrah. Mungkin yang agak mengejutkan adalah begitu cepatnya sektor ini mengalami kejenuhan dan pecah "bubble"-nya. Menurut dokumentasi kami, situs daily deals di Indonesia baru dimulai bulan Agustus 2010 dengan berdirinya Disdus dan DealKeren, artinya tepat dalam waktu satu tahun saja, sektor ini telah mengalami stagnasi.
Hampir dipastikan tidak bakal ada situs daily deals lain yang bakal mampu bersaing dengan kedua situs tersebut. Padahal kalau dihitung secara kasar, saya yakin penyedia layanan ini belum sampai 100 buah di seluruh Indonesia. Di Korea yang lebih kecil ketimbang Indonesia, menurut sumber kami ada 300an situs daily deals dan mereka masih bisa bertahan bersama-sama. Pertanyaannya, dapatkah yang lain bertahan?
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Valadoo menurut saya patut diambil contoh. Valadoo banting setir untuk fokus ke area weekend getaway, menawarkan trip wisata, tiket resmi menonton pertandingan sepakbola, dan kegiatan rekreasional lainnya. Mereka tidak melulu mengemukakan nilai diskon bombastis di atas 50%, tapi lebih banyak memberikan panduan dan experience yang bisa dinikmati untuk paket-paket yang ditawarkan. Buat saya, fokus ke satu segmen saja merupakan langkah revitalisasi yang tepat untuk startup daily deals yang memiliki jaringan dan pendanaan yang belum sebesar dua situs tadi.
Selain itu sebenarnya lokalisasi deals adalah sesuatu yang efektif, misalnya hanya memberikan promo di daerah Yogya ataupun Surabaya. Masih banyak kota di Indonesia yang belum terjamah program deals ini karena berekspansi ke berbagai kota di Indonesia, apalagi di luar Jawa, pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Meskipun demikian jangan sampai lengah. Seperti yang sudah disebutkan oleh CEO DealKeren, Adrian Suherman, saat press conference tentang akuisisi LivingSocial terhadap DealKeren, weekend getaway termasuk yang bakal disasar oleh DealKeren sebagai manifestasi layanan induknya di Amerika Serikat sana. Jadi buat mereka yang sekarang nyaman dengan penguasaan di segmen tertentu, harus siap bersaing dengan pemain kakap seperti ini. Inovasi terus-menerus supaya pelanggan tidak bosan dengan apa yang ditawarkan, mungkin itu kuncinya.
Sign up for our
newsletter