1. Startup

Kisah di Balik Pengembangan Aplikasi BajaiApp

Dengan teknologi, ingin membantu mengatasi kemacetan Jakarta dan meningkatkan taraf hidup para supir bajaj

Indonesia kini tengah dilanda sebuah tren layanan pemesanan jasa transportasi melalui aplikasi mobile, mulai dari yang memanfaatkan sepeda motor, hingga ke mobil pribadi. Kehadiran layanan tersebut dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan para pelakunya dan juga memberikan value yang lebih baik pada penggunanya, baik dari sisi waktu maupun harga. Kini, hadir satu lagi layanan serupa yang mulai ramai diperbincangkan, yaitu BajaiApp.

Auto Rickshaw atau lebih dikenal dengan Bajaj di Indonesia adalah kendaraan beroda tiga yang bisa dibilang merupakan modifikasi dari skuter merk Bajaj Auto asal India, yang berada di bawah lisensi Vespa. Bajaj mendarat ke Indonesia di tahun 1970 dan seiring berjalannya waktu, Bajaj menjadi salah satu transportasi alternatif favorit di Indonesia.

Di Indonesia, Bajaj populer di wilayah urban seperti Jakarta, Medan, dan Sulawesi. Meski menjadi alternatif, tak seperti ojek, kehadiran Bajaj di Indonesia juga diakui oleh pemerintah. Di sekitar  tahun 2005, karena dianggap menghasilkan polusi yang cukup besar, Bajaj yang berbahan bakar premium diganti dengan atau BBG (gas).

Namun, sejak tren memesan layanan transportasi melalui mobile apps berkembang, kehadiran Bajaj seolah menjadi anak tiri. Merasa Bajaj merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, CEO Roda Mandiri Indonesia Feryanto Njomin ingin coba melestarikannya melalui aplikasi BajaiApp. Fery mengatakan:

Bajaj ini sudah ada berpuluh-puluh tahun di Indonesia. Ini salah satu warisan budaya kita juga. [...] Melalui aplikasi BajaiApp, kami ingin mengangkat nama Bajai itu sendiri, biar masyarakat lebih aware lagi, bukan siapa yang ada di balik layarnya.

Bagaimanapun juga, kehadiran BajaiApp ini memiliki misi sederhana seperti layanan serupa lainnya, yakni bantu meningkatkan taraf hidup para supir Bajaj itu sendiri. Setidaknya itu yang dijelaskan oleh IT Staff Roda Mandiri Indonesia Yusak Oey kepada kami ketika ditemui bersama dengan Manager Operasional Roda Mandiri Indonesia DarwinWijaya dan juga Fery.

Tim yang ada dibalik layar pengembangan aplikasi dan bagaimana mereka mengelola BajaiApp

Di PlayStore, BajaiApp terdaftar atas nama pengembang Lightyear Group Limited. Menurut Fery Lightyear disini berperan dari sisi teknologi, yakni untuk akses dan juga mendaftar di layanan Google. Namun, di Indonesia, BajaiApp sebenarnya dikembangkan oleh tim berjumlah 10 orang yang berada di bawah payung Roda Mandiri Indonesia.

Fery menjelaskan bahwa sebelum merilis aplikasi BajaiApp ke pasar, mereka telah berdiskusi dahulu dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan, Organda, dan juga Pemilik Poll Bajaj. Menurut Yusak, kini sudah ada sekitar 200-an supir Bajaj yang telah bergabung, dan mayoritasnya berada di wilayah Jakarta Utara. Diungkapkan oleh Yusak, masih ada ribuan supir Bajai lagi di Jakarta yang sudah register dan masih berada dalam tahap edukasi.

Yusak menjelaskan bahwa salah satu tantangan yang paling dirasakan dalam mengembangkan aplikasi BajajApp ini adalah sosialisasi penggunaan aplikasi kepada para supir Bajaj yang ingin bergabung. Tak jarang tim yang bertugas, ketika datang ke poll dari malam, harus berada di tempat hingga pagi dini hari. Menurut Yusak, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sosialisai adalah 1-2 jam untuk para supir bajaj yang masih muda, tetapi akan lebih lama untuk yang sudah lebih tua.

Bagaimanapun juga, edukasi kepada pengemudi bajai adalah salah satu poin krusial agar pelayanan yang diberikan dapat maksimal. Fery pun menambahkan bahwa setelah initial training pihaknya juga akan terus melakukan follow up training untuk kontrol layanan. Menurut Damar, para pengemudi biasaya sudah terbiasa menggunakan aplikasi setelah satu atau dua hari.

Sayangnya, terkait dengan upaya monetisasi, Fery dan dua rekannya belum mau mengungkapkan lebih jauh. Ia hanya menyebutkan bahwa ke depannya mereka ingin pengemudi mendapatkan 100% fare. Untuk jaminan keselamatan, saat ini BajaiApp sedang dalam tahap pendekatan dengan beberapa perusahaan penyedia jasa asuransi.

Visi yang dibawa dan rencana ke depan BajaiApp

Sebagai informasi, BajaiApp yang kini bisa diunduh di PlayStore sebenarnya memiliki sedikit perbedaan dari aplikasi sebelumnya yang pernah kami bahas. Satu perbedaannya yaitu dari sisi nama, yang semula menggunakan Bajaj, dengan "j", kini menggunakan Bajai, dengan"i". Menurut Fery ini merupakan usulan Organda dan juga Dishub, agar lebih memiliki cita rasa Indonesia dan tidak berbenturan dengan brand Bajaj dari India.

BajaiApp sendiri sebenarnya telah meluncur sejak bulan April lalu dalam status beta dan saat ini juga berada di bawah pembinaan Dinas Perhubungan dan Organda setempat untuk pengembangannya dengan fokus perekrutan khusus pada Bajaj dengan bahan bakar gas (BBG) yang juga telah terdaftar. Dengan mengusung visi "Bersama Membangun Bangsa", Fery juga berharap melalui aplikasi BajaiApp ini dapat bantu membenahi masalah transportasi Jakarta. Fery mengatakan,

"Rencanaya dalam waktu dua bulan ke depan kami ingin aplikasi ini sudah selesai. Semua fitur-fiturnya sudah lengkap. [...] Kami [ingin] benahi [masalah] transportasi [untuk] angkutan umum di Indonesia melalui teknologi. Kami juga sebenarnya hanya ingin bantu mengatasi masalah kemacetan Jakarta, tetapi dengan jalur yang benar, bukan yang abu-abu."

Dengan statusnya yang masih beta, masih banyak fitur yang lain yang rencanya ingin ditambahkan ke dalam aplikasi ini, seperti layanan kurir misalnya. Selain penambahan fitur, BajaiApp juga direncanakan untuk hadir di perangkat iOS. Untuk penetapan tarif perjalanan, Fery menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengembangkan algoritma yang dapat memperhitungkan variabel seperti jarak, waktu, hingga kemacetan dan ketika mencapai jarak tertentu tarifnya juga akan menurun.

"Algoritma ini berbeda dengan argo yang jalan terus. Yang jelas, kami berupaya untuk memberikan harga yang masuk akal agar pengemudi dan penumpang tidak dirugikan," ujar Fery.

Ditambahkan oleh Damar, kini fitur cancel booking juga telah di tambahkan ke dalam aplikasi. Namun, fitur tersebut baru akan muncul setelah lima menit pemesan berjalan. Tujuannya agar pengguna tidak sembarangan menggunakan aplikasi, setelah memesan kemudian membatalkannya.

Terkait dengan pendanaan, Fery mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan investasi dari manapun. Fery sendiri tak ingin tergesa untuk masalah ini dan jika sudah waktunya, akan berupaya untuk mencari investor yang memiliki kesamaan visi agar dapat berjalan beriringan.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again