Dua Startup Pembayaran Online Asing Bidik Pasar Indonesia
Dua startup yang bergerak di bidang pembayaran online (online payment) disebutkan bakal menyambangi Indonesia dalam waktu tak terlalu lama. Seperti dikutip dari The Next Web, POKKT (dibaca "pocket) yang berasal dari India dan Fastacash dari Singapura berminat mencoba peruntungannya ke negara yang memiliki lebih dari 60 juta pengguna Internet. Fastacash menginginkan kehadirannya di Indonesia sebelum akhir tahun 2013, sementara POKKT berharap sudah beroperasi di sini sebelum bulan Juni 2014.
Segmen online payment seperti apa yang disasar oleh kedua startup ini? Mari kita bahas Fastacash dulu. Fastacash bertindak layaknya mobile wallet. Kita bisa menggunakan Fastacash untuk mengirim atau menerima uang dari teman-teman kita yang dikoneksikan menggunakan jejaring sosial. Semua dilakukan menggunakan aplikasi mobile. Konsepnya tidak asing karena BBM Money dan Mandiri e-cash sudah mengusung hal serupa.
Beda Fastacash dengan dua konsep dua mobile wallet tersebut ada dua hal. Hal pertama adalah bagaimana mengkoneksikan pertemanan yang sudah ada. BBM Money, sebagaimana namanya, terbatas untuk pemilik akun BlackBerry Messenger saja. Mandiri e-cash mungkin lebih fleksibel tapi saya masih belum tahu layanan jejaring sosial apa yang bisa digunakan untuk berkoneksi dengan teman saat ingin mengirim atau menerima uang. Fastacash mengakomodasi jejaring sosial populer, seperti Facebook, di mana kita bisa mengirim dana ke akun teman berdasarkan pengenalan di jejaring sosial yang kita miliki.
Hal kedua adalah dukungan Fastacash untuk berbagai mata uang, sementara BBM Money dan Mandiri e-cash terbatas untuk transaksi dalam bentuk Rupiah. Fastacash lebih mirip dengan PayPal, dengan tambahan kemudahan identifikasi teman-teman berdasarkan jejaring sosial.
Beralih ke POKKT, layanan ini menawarkan alternatif sistem pembayaran. POKKT membantu mengakomodasi penjualan konten digital yang bersifat gratis karena memperoleh sponsor. Menggunakan POKKT, sebuah konten musik misalnya bisa diunduh dengan gratis asal konsumen yang berminat melakukan suatu kegiatan yang diinginkan sponsor. Contoh kegiatannya adalah menonton video, mengisi survei hingga menginstalasi aplikasi. Setelah persyaratan dipenuhi, konten bisa diunduh secara cuma-cuma. Semua senang dan sponsor bisa memperoleh hasil yang diinginkan, tidak sekedar tampilan iklan yang mungkin dilirik konsumen secara sambil lalu.
Tentu saja kita tidak bisa menjustifikasi startup seperti ini bakal sukses atau gagal, hanya karena mereka bukan berasal dari Indonesia. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi nasibnya, termasuk di dalamnya strategi pemasaran dan ketepatannya membidik kultur di masyarakat. Yang perlu saya garisbawahi adalah kesiapan startup lokal untuk berkompetisi dan melihat kreativitas ide-ide online payment yang diusung oleh startup asing. Semoga menjadi inspirasi yang mendorong kemajuan dan kedewasaan sistem pembayaran online di tanah air.
[ilustrasi foto: Shutterstock]
Sign up for our
newsletter