Ekspansi Jadi Strategi Kunci Carsome Perluas Ekosistem Penjualan Mobil Bekas di Indonesia
DailySocial berdiskusi dengan Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil bekas yang berkembang di Indonesia secara bertahap menjadi lebih terstruktur karena ketersediaan persyaratan pembiayaan yang lebih fleksibel, saluran dealer resmi dan terstandarisasi, serta transparansi informasi yang lebih baik. Hal ini juga didukung dengan kehadiran platform dan marketplace online yang menyuguhkan konsep berbeda dalam usaha memaksimalkan potensi pasar.
Salah satu platform jual-beli mobil bekas yang juga sudah tidak asing di dunia otomotif adalah Carsome. Mulai masuk ke pasar Indonesia sekitar tahun 2017 dengan model bisnis consumer-to-business (C2B), Carsome menyediakan platform berbasis website untuk masyarakat menjual mobil bekasnya. Selama kurang lebih 4 tahun beroperasi, perusahaan berhasil mencatat sejumlah pencapaian dan terus berambisi memperluas jangkauan layanannya.
Tim DailySocial mendapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha terkait perjalanan bisnis dan strategi perusahaan ke depannya. Berbicara mengenai industri penjualan mobil bekas, kini lebih menyorot awareness. Delly turut mengungkapkan bahwa konsep e-commerce mobil bekas layaknya Carsome, sebenarnya masih sangat baru baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Itulah mengapa tingkat kesadaran atau awareness dari potential customer masih terbilang rendah.
"Kita masih dalam tahap membangun awareness. Sampai saat ini kita masih optimis, khususnya di Indonesia. Dukungan paling besar datang dari jumlahdari populasinya, pertumbuhan cukup besar di kelas menengah, serta adanya pergeseran referensi dan daya beli terhadap mobil bekas secara umum menunjukkan potensi pasar yang masih besar sekali," ujarnya.
Strategi ekspansi bisnis
Sepanjang tahun 2021, perusahaan sudah melakukan ekspansi yang cukup agresif, walaupun masih fokus di Jabodetabek. Salah satunya adalah melengkapi ekosistem bisnis dengan membuka segmen B2B2C. Hal ini ditandai dengan pembukaan Experience Center pertama pada bulan Maret 2021 yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda no.1A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Belum lama ini Carsome juga meresmikan lokasi Experience Center baru di daerah Alam Sutera.
Pengalaman yang transparan, tepercaya dan nyaman dalam membeli mobil bekas adalah hal yang sangat krusial bagi konsumen. Lewat layanan CEC, Carsome memastikan bahwa semua mobil yang ditawarkan sudah melewati 175 titik inspeksi. Selain memungkinkan konsumen membeli mobil bekas bergaransi secara aman dan mudah, mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan test drive.
"Setelah mengembangkan bisnis ke segmen B2C, ternyata kita melihat peluang besar. Ke depannya, karena B2C merupakan segmen yang sangat retail, dalam upaya memperluas dan meningkatkan bisnis, kita akan mulai ekspansi ke daerah strategis," kata Delly.
Ia tidak mengungkapkan secara spesifik daerah mana yang akan dituju selanjutnya, namun hingga saat ini Carsome telah memiliki 35 pusat inspeksi di 9 kota di Indonesia. Di tahun ke-4, perusahaan berhasil memproses transaksi lebih dari 100.000 mobil bekas per tahun dengan total nilai transaksi lebih dari 700 juta Dolar AS, dan diperkuat oleh sekitar 1.000 tim di seluruh cabangnya.
Sebagai negara kepulauan, tantangan dalam ekspansi datang dari berbagai sisi, namun Carsome coba atasi satu-per-satu kendala dengan dukungan teknologi yang mumpuni. Perusahaan mengembangkan aplikasi internal untuk memastikan proses bisnis dapat berjalan lancar, lalu membangun sistem training dan sumber daya manusia yan cukup terpadu. Menurut Delly, hal-hal eksternal yang mungkin harus disikapi, seperti transportasi antar pulau, edukasi konsumen, cara komunikasi di tiap daerah merupakan hal yang membuat bisnis semakin menarik.
Bentuk ekspansi bisnis Carsome yang lain adalah dengan mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Pada Juli 2021, perusahaan mengakuisisi saham ekuitas perusahaan jasa lelang motor dan mobil bekas offline, PT Universal Collection (PT UC). Menurut Delly, akuisisi ini akan membuka akses pemasok PT Universal Collection ke peluang permintaan yang lebih luas. Jika ini berhasil dapat memperluas aksesibilitas mereka ke pasar mobil bekas.
"Kita ingin membangun kemitraan strategis untuk membantu pertumbuhan Carsome dan melayani konsumen lebih banyak. Ke depannya kita masih akan mencari potensi M&A, namun sekarang masih fokus mengembangkan Universal," tambah Delly.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis, investasi ke perusahaan juga terus mengalir. Seolah tidak mau kalah dengan kompetitor terdekatnya, Carsome umumkan pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Putaran ini membawa valuasi perusahaan mencapai $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.
Sama seperti perusahaan rintisan lainnya, status unicorn diberikan ketika mencapai valuasi tertentu. Namun Delly pribadi tidak terlalu memikirkan status. Menurutnya, dukungan investasi pasti sejalan dengan optimisme tim seiring perkembangan perusahaan. Ketika disinggung mengenai rencana IPO, Delly belum mau membeberkan informasi yang lebih detail.
Selain angka pertumbuhan dan partner baru yang mendukung strategi ekspansi Carsome, beberapa milestones juga berhasil dicapai di tahun 2021. Perusahaan juga tengah merintis lembaga pendidikan yang fokus pada otomotif, yaitu Carsome Academy. Ini akan menjadi lembaga pendidikan pertama yang terintegrasi dengan platform car marketplace. Selain itu, perusahaan juga telah mendirikan data center sendiri untuk mendorong operasional bisnis yang lebih efisien, efektif dan data-driven.
Layanan terintegrasi
Carsome memiliki integrasi layanan yang cukup erat dengan berberapa marketplace di luar ekosistem perusahaan, seperti Tokopedia, Blibli, dll. Hal ini didorong oleh pergeseran perilaku konsumen yang semakin beranjak ke platform online dalam berbelanja. Kendaraan seperti mobil, ungkap Delly, bukanlah produk consumer goods, dalam prosesnya, ada banyak tahap yang harus dilalui. Maka dari itu, Carsome ingin membina hubungan baik dengan partner di marketplace lain guna menumbuhkan inovasi dengan cross branding/cross selling.
"Harapannya, semakin banyak orang yang merasakan atau paling tidak mencoba pengalaman membeli mobil offline jadi online. Cukup dengan buka gadget. Hal seperti ini akan merubah cara konsumen berbelanja, ini yang kita dorong penetrasi ke pasar dengan kemitraan dengan marketplace," ungkap Delly.
Dari segi pembayaran, untuk transaksi secara kredit masih membutuhkan pihak ke-3 penyedia layanan finansial. Maka dari itu, teknologi atau digitalisasi yang diterapkan salah satunya bergantung dengan perusahaan mitra. Jika leasing nya sudah sepenuhnya digital, hal ini akan memudahkan pihak Carsome dalam proses transaksinya.
Langkah-langkah membeli mobil cukup panjang, setengah dari proses tersebut sudah disiapkan oleh Carsome melalui platform digital. Untuk pembayaran tunai, prosesnya akan lebih ringkas, namun ketika masuk ke metode kredit, perusahaan cukup bergantung pada kesiapan pihak ke-3 dalam digitalisasi. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Carsome dalam menjalin kemitraan untuk urusan pembayaran. Saat ini timnya mengakui sudah memiliki sistem informasi yang sangat baik. Proses yang dulu bisa memakan waktu berminggu-minggu, sekarang bisa dalam hitungan hari.
Pandemi sendiri memiliki peran besar dalam digitalisasi. Sebelumnya, butuh waktu nyaris 10 tahun untuk satu platform bisa dikenal oleh publik. Di masa pandemi, angka penetrasi dan pertumbuhan bisa naik 2 kali lipat hanya dalam waktu 1 tahun.
Membangun ketahanan internal
Satu hal penting yang dipelajari perusahaan dari pandemi COVID-19 adalah berubahnya dukungan kesehatan mental dari hal yang “baik untuk dilakukan” menjadi sebuah keharusan dalam suatu bisnis. Tidak mudah untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan saat kita masih bekerja dari rumah. Karena itu, timnya telah mendedikasikan “hari kesehatan mental” dengan kegiatan tertentu untuk individu mau pun tim.
Selain obrolan dan percakapan, perusahaan ingin memperluas dukungan ini menjadi sesuatu yang lebih nyata. Dengan alasan tersebut, timnya menjalin kerja sama dengan platform kesehatan mental, Doctor Anywhere dalam menyediakan Mental Health Self-Assessment Tool bagi para Carsomers untuk menilai diri dan mengenali tanda-tanda kecemasan.
Isu kesehatan mental sudah tidak asing bagi karyawan di seluruh tingkat organisasi. Salah satu pemicunya adalah pandemi yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya untuk pelaku industri otomotif, namun juga yang lain. Pekerja dituntut bisa menyeimbangkan persoalan pribadi dan pekerjaan. Carsome memahami masa2 ini menjadi tantangan untuk individu. Terutama mereka yang bukan hanya bertanggung jawab untuk pribadi namun juga keluarga. Sandwich generation. Ini yang kita sadari, jadi kita punya inisiatif self care month. Untuk membantu anggota keluarga Carsome agar mereka tau bahwa perusahaan peduli pada aspirasi mereka.
"Kami juga paham situasi seperti itu bisa mendorong pegawai bekerja lebih baik, memenuhi kebutuhan mental nya. Hal ini berlaku bagi semua tim Carsome yang tersebar di Jabodetabek dan beberapa wilayah lainnya," tambah Delly.
Potensi platform jual beli mobil bekas di Indonesia
Dari tahun ke tahun, minat konsumen untuk membeli mobil bekas terus meningkat. Faktor pendukung utamanya sistem pembayaran yang fleksibel dan dealer mobil bekas yang terpercaya, di samping secara harga juga lebih murah. Industri Mobil Bekas di Indonesia disebut telah tumbuh pada CAGR 4,5% berdasarkan nilai transaksi bruto selama periode 2014-2019 dan pada CAGR 2,0% berdasarkan volume penjualan.
Pandemi yang terjadi di awal tahun 2020 sempat memicu perlambatan ekonomi secara keseluruhan, serta perlambatan industri otomotif akibat penurunan daya beli konsumen. Dalam riset berjudul “Indonesia Used Car Market Outlook to 2025" yang dipublikasi oleh Ken Research, industri mobil bekas diharapkan pulih dari pandemi Covid-19 dan menyaksikan pertumbuhan pada tahun 2025. Meningkatnya permintaan dari kota-kota tingkat-2 untuk mobilitas pribadi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri.
Pada dasarnya, industri ini sangat terfragmentasi dan kompetitif dengan >8.000 dealer beroperasi di pasar. Banyak merek seperti Toyota, Hyundai, Suzuki, Mitsubishi, BMW, dan Mercedes yang juga memiliki program mobil bekas bersertifikat di dalam negeri. Namun dengan kehadiran ragam platform dan marketplace online dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik yang tumbuh terhadap platform online diharapkan akan memaksa dealer untuk memperluas kehadiran mereka secara online. Beberapa pemain seperti OLX Indonesia dan Carro merupakan dua pemain yang terbilang besar di industri ini.
Belakangan, pemerintah sedang masif mendorong pengembangan mobil listrik atau electric vehicle (EV). Namun, Delly mengungkapkan hal ini tidak akan berdampak negatif pada jalannya bisnis penjualan mobil bekas itu sendiri. Menurutnya, ada manfaat tersendiri yaitu pasokan mobil yang lebih banyak. Bagi mereka yang ingin shifting ke mobil listrik atau mau upgrade, akan menjual mobil mereka, dengan demikian B2C punya opsi lebih banyak.
Di tahun 2021, perusahaan mengklaim berhasil mengubah cara pandang orang dalam membeli mobil bekas.
"Di tahun 2022, tujuan besarnya adalah untuk lebih dekat dengan para konsumen di seluruh Indonesia di mana kita bisa memberi layanan yang bisa dinikmati di seluruh penjuru. Ekspansi akan jadi salah satu kunci kita untuk bisa menjadi platorm yang lebih besar di 2022," ujar Delly.
Sign up for our
newsletter