Empat Cara Mengukur Pasar Anda
Memahami potensi pasar Anda dengan melakukan pengukuran berbasis survei
Kapanpun Anda meluncurkan produk atau layanan baru, Anda harus membuat asumsi mengenai seberapa banyak orang yang akan menggunakannya; namun, asumsi saja tidak akan membantu Anda menjual produk, bertemu investor dan menawarkan usaha Anda. Untuk hal tersebut, Anda perlu angka yang akurat. Tidak semua orang akan menjadi pelanggan Anda. Tidak ada bisnis di dunia, bahkan sekelas Google, yang berhasil membuat semua orang di dunia menjadi pelanggan mereka. Jadi, jika Anda ingin memenangkan pasar, Anda harus menentukan siapa yang benar-benar akan menggunakan layanan atau produk Anda, bukan siapa yang sekiranya akan tertarik dengan produk atau layanan Anda.
Untuk menggambarkan tantangan yang akan Anda hadapi, ambil saja salah satu bisnis perhotelan di pusat pariwisata seperti Bali sebagai contoh. Jika Anda ingin membangun hotel di sana, maka Anda akan memasuki pasar dengan jutaan calon konsumen potensial dan transaksi miliaran dolar per tahun; namun, pada kenyataannya 99,99% dari mereka tidak akan pernah menjadi tamu di hotel Anda. Beberapa orang mungkin tidak memiliki uang untuk pergi ke Bali sementara beberapa lainnya mungkin memiliki uang namun tidak dapat pergi ke Indonesia karena masalah hukum. Untuk menentukan cara untuk mengembangkan dan memasarkan hotel tersebut, Anda benar-benar perlu untuk mengukur pasar Anda.
Cara terbaik untuk mengukur pasar
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur pasar, tapi metode yang paling rendah biaya adalah cukup dengan bertanya kepada orang-orang apakah mereka menyukai produk Anda atau tidak. Penelitian ini dapat dilakukan melalui wawancara perseorangan, namun akan jauh lebih mudah jika Anda menggunakan survei online. Anda dapat mengumpulkan data dengan cara apapun, namun akan lebih baik jika Anda menggunakan jasa survei online berdedikasi seperti SurveyMonkey dibandingkan dengan produk gratis lainnya seperti Wufoo dan Google Forms. Intinya, cara manapun yang Anda pilih, praktiknya akan sama saja.
- Jangan membuat pertanyaan yang bias atau mengarahkan. Contoh pertanyaan yang mengarahkan adalah sebagai berikut: “Apakah Anda akan membeli sebuah smartphone yang lebih murah dibandingkan sebuah flip phone?” Semua orang akan menjawab iya karena mereka pasti ingin menghemat uang. Pertanyaan tersebut seharusnya berbunyi, “Apakah Anda akan membeli smartphone baru?” dan melanjutkannya dengan pertanyaan, “Mengapa Anda ingin membeli smartphone baru?”. Anda sebaiknya membuat dua pertanyaan yang terpisah daripada menggabungkan dua pertanyaan menjadi satu.
- Untuk mengukur pasar, Anda sebaiknya fokus kepada data kuantitatif dan data kualitatif. Anda ingin memberikan pertanyaan biner (ya atau tidak, benar atau salah) atau skala (tingkat kemungkinan atau kepuasan) mengenai perilaku dan preferensi responden. Bentuk pertanyaan terbuka merupakan pilihan yang lebih baik jika Anda ingin melakukan penelitian produk. Anda mungkin hanya akan bermasalah pada saat mengukur pasar. Dalam bagian analisis survei Anda, Anda dapat dengan mudah menghitung jumlah jawaban ya dan tidak yang Anda berhasil peroleh.
- Berikan pertanyaan demografis yang sangat spesifik. Pemasukan atau status pekerjaan seseorang mempengaruhi kemampuannya untuk membeli produk Anda. Hal ini menentukan apakah mereka merupakan calon konsumen potensial atau tidak. Penggunaan perangkat teknologi yang dibutuhkan akan berpengaruh jika Anda meluncurkan produk teknologi. Contohnya, jika Anda membuat aplikasi Android, maka Anda sebaiknya tidak membuat aplikasi dalam versi lainnya karena pasar Android sendiri sebenarnya telah terbagi-bagi berdasarkan fitur, ukuran layar, dan versi. Pertanyaan mengenai versi Android yang digunakan oleh seseorang akan membantu Anda untuk memahami seberapa besar pasar Anda ketika Anda melakukan pembaruan terhadap aplikasi Anda.
- Gunakan sampel yang representatif. Carilah orang-orang yang paling mewakili keseluruhan populasi. Karena Anda tidak dapat bertanya kepada semua orang di dunia, Anda perlu untuk menentukan sampel. Menurut penghitungan ukuran sampel berikut ini, Anda hanya perlu untuk melakukan survei kepada 385 orang saja untuk mendapatkan opini seluruh warga Indonesia, dengan confidence level mencapai 95% dan margin of error sebesar 5%. (Banyak layanan survei yang menyediakan panel online untuk membantu Anda mendapatkan sampel yang dibutuhkan. Mengeluarkan sedikit uang untuk layanan survei kredibel dapat terasa jauh lebih murah dibandingkan dengan meluncurkan sebuah produk tanpa mempelajari pasar dan gagal di kemudian hari.) Ini artinya bahwa hasil yang Anda peroleh dari survei Anda terhadap 385 responden tersebut dapat mewakili hasil yang akan Anda peroleh ketika melakukan survei terhadap semua warga Indonesia.
Jika Anda menggunakan sampel yang tepat, maka Anda akan dapat mengetahui siapa saja calon konsumen potential yang akan menggunakan produk atau layanan Anda. Dalam tahapan ini, Anda tidak perlu untuk mengetahui siapa saja calon konsumen Anda satu persatu. Anda hanya perlu untuk mengetahui persentase umum dari total populasi yang kemungkinan akan menggunakan produk atau layanan Anda.
Anda mungkin ingin membuat para investor dan keluarga Anda terkesan dengan menyebutkan angka-angka yang menarik, namun Anda sebaiknya benar-benar mengetahui angka yang sebenarnya. Ingat, Samsung mungkin dapat menyombongkan diri sebagai perusahaan yang telah merusak dominasi raksasa-raksasa dalam industri ponsel dunia, namun ukuran pasar mereka yang sebenarnya ternyata jauh lebih kecil dibandingkan dengan apa yang mereka ungkapkan kepada media.
_
Tulisan ini dibuat oleh Eli Schwartz, Direktur Pemasaran SurveyMonkey Asia Pasifik, sebuah platform survei online terbesar di dunia. Sebagai tambahan, ia mengepalai pengembangan SEO dan strategi global SurveyMonkey dalam 17 bahasa. SurveyMonkey melayani 25 juta pelanggan yang tersebar di seluruh dunia, termasuk 99% anggota Fortune 500, serta melakukan lebih dari 3 juta survei dalam sehari.
Anda dapat menghubungi Eli melalui akun Twitter @5le
Artikel ini diterjemahkan oleh Rifki Aria Nugraha
Sign up for our
newsletter