eSport Pelan-Pelan Mencuri Penonton Olahraga 'Sungguhan'?
Newzoo: eSport menyimpan potensi bisnis senilai miliaran dolar.
Perdebatan mengenai apakah eSport dapat dikategorikan sebagai olahraga terus berlangsung hingga hari ini. Di satu sisi, penyajiannya hampir mirip catur atau pertandingan poker. Tapi beberapa orang berargumen, kurangnya elemen fisik di eSport menyebabkannya tidak bisa dianggap olahraga. Terlepas dari itu, eSport memang terbukti mengancam kepopularitasan olahraga fisik.
Basis argumentasi tersebut sebetulnya lebih bersifat semantik, namun meski keduanya berhasil menghimpun penggemar masing-masing, persaingan di jumlah penonton tetap ada. Dan bersumber pada data firma riset Newzoo, terungkap bahwa eSport perlahan-lahan mencuri pemirsa olahraga 'sungguhan'. Asosiasi-asosiasi dari berbagai cabang olahraga menyadari hal ini dan memaksa mereka untuk beradaptasi.
Berdasarkan studi di kawasan Amerika Serikat, eSport kini sama populernya dengan baseball ataupun hoki, menjadi hobi 22 persen khalayak dengan rentang umur 21 sampai 35 tahun. 76 persen dari mereka mengakui bahwa menyaksikan eSport mengambil waktu yang biasa mereka gunakan buat menonton pertandingan olahraga favorit. Bagi beberapa orang, eSport bahkan merupakan satu-satunya 'olahraga' kesukaan mereka.
Sedikit fakta menarik: kurang lebih ada 20 juta penggemar eSport di seluruh dunia, enam juta berada di Amerika, dan mereka sama sekali tidak mengikuti/menonton baseball, hockey, bola basket, serta American football.
Umumnya, fans eSport ialah orang-orang berusia muda dan hal ini membuatnya bernilai tinggi. Sebagai perbandingan: 56 persen dari total pemirsa American football berumur di atas 35 tahun, sedangkan 76 persen penggemar eSport berusia 35 tahun ke bawah. Menurut Newzoo, khalayak millennial (21-35 tahun) mempunyai karakteristik cara mengonsumsi media yang berbeda dari orang berusia lebih tua. Video game dan eSport menantang serta memberi sensasi yang tidak mereka rasakan di jenis hiburan lain.
Dari pengamatan Newzoo, eSport menyimpan potensi bisnis senilai miliaran dolar. Di tahun ini saja, pemasukan dari penjualan merchandise, tiket, hak tayang, perusahaan-perusahaan media, serta pemberian sponsor mencapai angka US$ 500 juta. Bila eSport dapat jadi sebesar NBA, ia tidak akan kesulitan meraup US$ 2,5 miliar. Itulah alasannya eSport jadi perhatian para investor.
Di September kemarin, Philadelphia 76ers mengakuisi dua tim eSport yaitu Team Dignitas dan Team Apex; difokuskan ke permainan League of Legends, Counter-Strike: GO, Overwatch, Heroes of the Storm dan Smite. Lalu para eksekutif dan pemilik tim NBA, NHL, MLB, serta MLS juga diketahui menanam saham di ranah gaming kompetitif.
Laporan lengkap Newzoo bisa Anda unduh lewat tautan ini.
Sumber: Games Industry. Gambar header: IBTimes.
Sign up for our
newsletter