1. Startup

Gandeng Tirto.id, Facebook Luncurkan Fitur Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga

Diharapkan mengurangi peredaran berita palsu di Facebook, Indonesia jadi negara pertama penikmat fitur ini di Asia Pasifik

Untuk meminimalisir penyebaran berita palsu (fake news) Facebook menggandeng media online Tirto.id meluncurkan fitur pemeriksa fakta pihak ketiga (third party fact checker) di Indonesia. Melalui kerja sama ini Tirto.id yang telah mendapatkan sertifikasi dari pemeriksa fakta internasional independen, akan melakukan pemeriksaan terhadap berita-berita yang diklaim memiliki informasi hingga data yang kurang tepat.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia Pasifik yang menikmati fitur ini dengan jumlah pengguna aktif bulanan Facebook lebih dari 115 juta. Fitur ini sebelumnya telah hadir di Amerika Serikat, Italia, dan Meksiko. Sebagai media sosial yang selalu dibanjiri oleh berita palsu hingga hoax, Facebook mengklaim tidak bisa bekerja sendiri untuk menyaring berita-berita palsu tersebut.

"Facebook nantinya akan merekomendasikan berita-berita yang dinilai mengandung unsur berita palsu kepada Tirto.id, nantinya berita-berita yang mengandung informasi palsu tersebut akan dikurangi distribusinya di halaman newsfeed milik pengguna," kata News Partnership Lead Facebook Indonesia Alice Budisatrijo.

Disinggung berapa jumlah berita palsu yang akan disaring Facebook dan Tirto.id, baik pihak Facebook maupun Tirto.id enggan menyebutkannya. Fitur tersebut diklaim akan lebih fokus kepada kualitas dibandingkan dengan kuantitas.

"Kami juga tidak bisa menentukan jenis berita seperti apa yang akan diperiksa faktanya, namun kami akan menentukan jika berita tersebut ternyata memiliki informasi tidak benar dan bukan hanya berdasarkan trending topic di Facebook," kata Founder Tirto.id Sapto Anggoro

Menyematkan artikel pendukung dari Tirto.id

Nantinya berita yang sudah diperiksa dan ternyata memiliki informasi palsu, akan ditandai palsu dengan disertai artikel pendukung dari Tirto.id. Dengan demikian pengguna bisa melihat tanggapan artikel yang benar saat berita palsu tersebut beredar di newsfeed mereka.

"Mungkin nantinya ada beberapa pengguna yang masih bisa melihat berita palsu tersebut meskipun sudah ditandai oleh Facebook dan Tirto.id, namun kami akan memberikan artikel pendukung yang memang benar informasinya," kata Alice.

Untuk memastikan proses pemeriksaan fakta tersebut benar adanya, Tirto.id masih melakukan uji coba dan training kepada timnya. Meskipun masih dalam tahap awal, baik Facebook maupun Tirto.id ingin memastikan berita palsu tersebut dapat diklarifikasi dengan benar kepada pengguna Facebook di Indonesia.

"Facebook sendiri selama ini mampu menyaring berita palsu yang kebanyakan berasal dari laporan pengguna, dengan kerja sama ini diharapkan bisa membantu Facebook lebih baik lagi untuk mengurangi berita palsu di halaman newsfeed pengguna," kata Alice.

Ke depannya Facebook akan menambah kemitraan dengan media, lembaga hingga pemerintah untuk menjadi pemeriksa fakta pihak ketiga. Syaratnya institusi tersebut memiliki sertifikasi dari pemeriksa fakta internasional independen.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again