Faktor Pendukung Transformasi Digital Korporasi
Lagi-lagi transformasi digital mendorong korporasi untuk tetap relevan, termasuk di kala pandemi
Berdasarkan laporan Corporate Digital Transformation yang disusun DSResearch, pandemi Covid-19 dinilai mempengaruhi transformasi digital perusahaan. Kondisi seperti saat ini mendorong percepatan pengembangan inovasi, khususnya yang berkaitan dengan pelanggan.
DailySocial mencoba mencari tahu kesiapan dan sejauh mana korporasi mendukung transformasi digital dan apakah pandemi menjadi faktor penentu yang mempercepat proses tersebut.
Membawa peluang baru
Menurut survei yang dilakukan Vanson Bourne untuk VMWare, terdapat tiga pilar yang menjadi fokus saat melakukan transformasi digital, yaitu meningkatkan efisiensi bisnis (48%), meningkatkan pengalaman pengguna (42%), dan meningkatkan teknologi yang dimiliki saat ini (39%).
Pengamat inovasi bisnis teknologi dan CEO DailySocial Rama Mamuaya mencoba menambahkan satu pilar fokus lagi, yaitu peluang bisnis baru.
"Mungkin saya akan menambahkan New Business Opportunities, di mana korporasi mempelajari adanya shift in consumer behavior and create an entirely new business model to accommodate that opportunity. Kebanyakan korporasi hanya fokus improving the current business, tapi lupa bahwa pasar sudah berubah, untuk itu new business process and new business model is required. Contohnya ya Netflix," kata Rama.
Meskipun penerapan transformasi digital menjadi krusial, tidak berarti banyak korporasi yang telah melakukannya. Pandemi mendorong kegiatan ini menjadi lebih masif.
IT Services Director Lintasarta Ginandjar Alibasjah mengatakan, "Menurut saya pandemi menjadi pemancing yang cukup efektif untuk mempercepat proses transformasi digital jika didukung dengan ramuan atau olahan cerdas antara teknologi dan talenta yang ada saat ini di tanah air."
Tidak hanya korporasi yang sudah berusia 32 tahun seperti Lintasarta, yang harus melakukan transformasi digital. Perusahaan konvensional di berbagai sektor perlu mempertimbangkan langkah ini.
Menurut Plt. Direktur Ekonomi Digital Kominfo I Nyoman Adhiarna, transformasi digital sudah harus menjadi bagian dari roadmap korporasi agar ke depannya perusahaan bisa tetap bertahan dan bisa bersaing dengan yang lain. Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan agar perusahaan bisa tetap relevan.
"Saya melihat private sector sudah memiliki kemampuan lebih untuk bisa mewujudkan semua, namun dalam hal ini masyarakat juga harus didukung agar proses tersebut bisa berjalan secara sukses. Dalam hal ini pemerintah harus membantu baik dalam hal infrastruktur hingga hal terkait lainnya, terutama di daerah yang masih kesulitan untuk mengakses teknologi," kata I Nyoman.
Teknologi, proses, dan talenta yang tepat
Transformasi digital tentu saja tidak mudah dilakukan. Ada beberapa tantangan yang menghambat kemajuan mereka. Tantangan yang lebih umum terkait proses dan teknologi — dua dari tiga pilar utama dari setiap upaya transformasi digital.
Kunci sukses lain yang mempengaruhi kesuksesan transformasi digital adalah talenta atau tim. Korporasi yang tidak menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat bisa menghambat terjadinya transformasi digital.
"Menurut saya, selain tools, korporasi juga harus fokus kepada kultur. Transformasi digital itu intinya adalah tentang culture of experimentation, culture of user-focused and data-driven decision making, and the culture of innovation," kata Rama.
Salah satu perubahan kultur yang coba dikembangkan Pegadaian, BUMN yang berusia lebih dari 100 tahun, adalah dengan menggabungkan talenta pro-hire dan talenta existing dengan komposisi 20% : 80%.
"Dengan menerapkan langkah strategis tersebut kita ingin produk dan kultur mendatangkan inovasi termasuk adopsi dan akselerasi. Saat ini banyak sekali perusahaan besar hanya mengikuti saran dari konsultan. Masalahnya adalah dengan melakukan proses tersebut saat melakukan transformasi, tidak ada drive atau keinginan yang cukup kuat untuk menciptakan inovasi," kata VP of Digital Business Partnership & Development PT Pegadaian (Persero) Herdi Sularko.
Sign up for our
newsletter