Frost & Sullivan: Pasar Mobile Gaming di Asia Tenggara Diperkirakan Capai $7 Miliar di Tahun 2019
Pengguna tablet menyumbang pendapatan lebih banyak ketimbang smartphone
Di tahun 2014, lembaga riset Frost & Sullivan mencatat bahwa terdapat pertumbuhan yang mengesankan terhadap industri mobile gaming di Asia Tenggara, dengan nilai total pendapatan mencapai $1 miliar. Wilayah Asia Tenggara juga diklaim menjadi yang tercepat pertumbuhannya dibandingkan wilayah lain. Angka ini diperkirakan terus menanjak hingga mencapai nilai $7 miliar di tahun 2019.
Frost & Sullivan meyakini bahwa tren mobile gaming masih akan terus berkembang di tahun ini hingga beberapa tahun mendatang di Asia Tenggara, bahkan secara gamblang disebutkan bahwa pendapatan untuk industri ini akan meningkat melampaui $ 7 miliar per tahun 2019 mendatang. Meskipun saat ini masih didominasi oleh pasar di Singapura dan Malaysia, namun Indonesia dan Thailand menjadi salah satu yang cukup cepat pertumbuhannya, sementara negara lain seperti Laos, Kamboja dan Myanmar masih pada fase pertumbuhan awal.
Tergerusnya pasar feature phone oleh smartphone dan tablet memudahkan pengguna di wilayah tersebut mengakses game. Tren bermain game di web dan media sosial juga cukup bertumbuh. Menariknya, meskipun dari sisi pangsa pasar perangkat tablet tak sebanding dengan smartphone, namun di mobile gaming pengguna tablet cukup berpengaruh dari sisi pendapatan. Di Asia Tenggara perangkat tablet menghasilkan ARPU (Average Revenue Per User) 4,2 kali lipat dari penggunaan smartphone. Namun diyakini dengan spesifikasi dan ukuran yang makin besar, smartphone akan melebihi persentase yang dimiliki tablet di tahun 2019 mendatang.
Proses pembayaran masih menjadi isu utama di banyak wilayah di Asia Tenggara, karena penggunaan kartu kredit untuk berbelanja virtual belum begitu banyak diminati oleh berbagai kalangan di sini. Di Singapura dan Malaysia saja penetrasinya masih kurang dari 10 persen. Meskipun demikian, lambat laun di banyak negara, seperti di Indonesia, kini mulai diberlakukan carrier billing alias dengan model potong pulsa. Solusi lain seperti Bitcoin juga cukup bertumbuh di wilayah Asia Tenggara untuk meng-handle pembayaran layanan elektronik.
Terkait platform sistem operasi, Android masih akan mendominasi angka keberuntungan bagi pengembang. Popularitas Android tak terbendung, terlebih dengan penggelontoran produk Android asal Tiongkok di Asia Tenggara yang sangat diminati konsumen. Namun di sisi lain banyak produk Android dari Tiongkok masih masuk dalam kategori low-end, sehingga pengembang harus memeras otak untuk mensiasatinya. Membuat game yang berkelas, namun dengan hardware requirement yang bersahabat.
Hal menarik lainnya seputar mobile gaming di wilayah Asia Tenggara ialah yang berjalan di atas platform messenger. LINE sudah menadapatkan keberuntungan darinya. Banyak game menjadi primadona, terutama di wilayah Thailand dan Indonesia. Pendekatan berbasis social-conferencing platform memang hal baru, dan cukup sukses. Para pemain lain seperti Facebook Messenger juga terlihat tengah bersiap untuk mencoba keberuntungan di area tersebut.
Faktor yang tak kalah penting dalam pertumbuhan penetrasi mobile gaming tak lain adalah media sosial. Jakarta, Bangkok, Kuala Lumpur menjadi kota dengan pengguna Facebook yang cukup padat. Permainan ber-platform media sosial sendiri juga cukup laris, ditambah media sosial yang dimanfaatkan untuk memperkuat pemasaran permainan mobile pada umumnya.
Sign up for our
newsletter