Aplikasi Gather Ingin Hubungkan "Kaum Jomblo" Jakarta dan Teman di Jaringan Facebook
Memposisikan diri sebagai antitesis Tinder, menghindari penjodohan dari orang yang tak dikenal
Gather merupakan sebuah aplikasi layanan pencari jodoh yang akan membantu "kaum Jomblo" di Jakarta menemukan teman kencannya. Berbeda Tinder yang populer, Gather memiliki pendekatan yang berbeda, yaitu menghubungkan seseorang dengan calon pasangan yang masih dalam lingkaran pertemanannya. Kunci utama aplikasi ini adalah penggunaan Facebook, sebagai akun pengguna dan juga sumber data. Saat ini Garther baru tersedia untuk plarfrom iOS.
Pengguna aplikasi akan disuguhkan pada rekomendasi pasangan berdasar lingkaran di Facebook yang mereka miliki, baik termasuk lingkaran tingkat kedua dan ketiga (contoh: teman dari teman di Facebook). Hal ini dinilai akan memberikan rasa aman lebih kepada pengguna. Pengguna dapat melihat informasi singkat pengguna lainnya yang diambil dari Facebook seperti foto profil, pekerjaan, serta kesamaan hobi dan teman.
Pengguna juga dapat memilih untuk menyukai atau tidak menyukai seseorang. Apabila keduanya saling menyukai, mereka akan dapat melihat profil masing-masing dan mulai berkirim pesan di dalam aplikasi. Sebagai alternatif, pengguna juga dapat mengirimkan balon virtual untuk menunjukkan ketertarikan mereka kepada pengguna lain.
Gather juga menyediakan analisis berdasarkan lokasi pengguna. Dengan fitur ini, pengguna dapat mencari pasangan berdasarkan rutinitas perjalanan mereka di Jakarta. Sebagai contoh, apabila dua pengguna Gather bertemu saat menaiki busway, keduanya bisa saling terhubung di Gather. Fitur ini bisa dibilang unik karena aplikasinya juga memberitahu kedua pengguna di mana dan kapan mereka berpapasan di dunia nyata.
Aplikasi ini diciptakan oleh dua entrepreneur asal Silicon Valley, Jim Yang dan Min Gyung Kang. Lahir di Indonesia, Jim sudah sempat menjual perusahaan teknologi miliknya bernama Identyx kepada Red Hat tahun 2008. Setelah itu ia memilih menjadi angel investor dan advisor di sejumlah startup di Amerika Serikat. Salah satu investasinya yang paling terkenal ialah di Refinery29, sebuah media fashion yang sekarang memiliki valuasi sekitar Rp 4,1 triliun. Jim juga memegang posisi sebagai advisor di Founder Dating, sebuah jejaring sosial untuk entrepreneur.
Sebagai orang kelahiran Surabaya, Jim mengaku sudah melewati naik turunnya hidup sebagai entrepreneur di Indonesia. Semenjak di bangku kuliah, ia sudah membuat mesin pencari dan sebuah email server bernama Bimasakti dan Bimamail. Ia juga sempat menjalin usaha patungan e-commerce bersama konglomerat lokal Salim Group. Namun, krisis ekonomi tahun 1998 mengganjal semua itu.
Sign up for our
newsletter