Generasi Millennial Butuh Pemimpin yang Mau Mendengar
Karena akan mendongkrak loyalitas dan kinerja pekerja millennial, sembari menggali potensi yang ada padanya
Kini di belahan dunia manapun sedang terjadi pergeseran usia produktif. Perlahan tapi pasti, generasi millennial atau dikenal dengan Gen Y mulai memosisikan diri sebagai pekerja. Menghadapi pekerja dari segmen usia ini, terbilang gampang-gampang susah, sebab mereka mudah bosan dan bergonta-ganti pekerjaan bila tidak sesuai dengan minatnya.
Namun bila Anda sebagai founder, jika memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi pekerja millennial, mereka dapat menjadi tim terbaik Anda. Sebab ide yang mencuat dari pikiran mereka seringnya adalah suatu hal yang fresh, kontribusinya pun sangat membantu tim menemukan solusi dari masalah tertentu dan cara-cara yang ditawarkan juga lebih inovatif.
Millennial memiliki kecenderungan ingin terlibat dalam suatu pekerjaan yang penting dalam perusahaan, seolah mau membuktikan bahwa mereka berkompeten di bidang tersebut. Lewat tulisan ini, Aaron Painter selaku General Manager Microsoft Business Solutions & Dynamics 365 ingin memberitahu Anda bahwa cara yang paling mujarab untuk meningkatkan kompetensi pekerja millennial adalah menguasai keterampilan mendengar.
Mendengar itu buat pekerja millennial merasa dihargai
Painter mengutip ucapan dari Mary Kay Ash seorang founder dari Mary Kay Cosmetics. Ash bilang, setiap orang memiliki tulisan tak kasat mata tergantung di lehernya tertulis "Buat saya merasa dibutuhkan."
Menurut Painter, bila Anda ingin berhasil melibatkan diri dengan millennial, artinya Anda harus memosisikan diri sebagai pelatih, bukan sebagai bos. Anda harus mampu memahami preferensi, ambisi, dan fokus mereka, demi kepentingan perusahaan maupun tujuan karier mereka.
Untuk mengelola millennial dengan baik, Anda harus memahami perbedaan antara mendengar karena pekerjaan dengan mendengar karena ada rasa ingin tahu. Teknik ini disebut oleh Edgar Schein sebagai penyelidikan murni.
Ketika Anda mendengar karena itu adalah pekerjaan, Anda tidak dapat memberikan perhatian 100% kepada lawan bicara. Ini berdampak pada hasil akhirnya karena Anda tidak mampu memberikan apa yang terbaik untuk mereka.
Sebaliknya, bila Anda mendengar karena ada rasa ingin tahu secara alami pertanyaan Anda akan terbentuk dengan sendirinya.
Ketika Anda jadi pendengar yang baik, orang akan merasa dihormati, dan rasa hormat adalah bentuk dasar dari sebuah hubungan yang kuat. Ini adalah metode yang kuat dan ampun digunakan untuk menghasilkan rasa kepercayaan yang luar biasa dengan sesama rekan pekerja.
Mungkin pendekatan seperti ini menjadikan Anda sebagai sosok yang lembut. Namun, bagi sebagian besar kasus teknik pendekatan seperti sangatlah tepat. Ketika anggota tim merasa Anda memahami mereka, maka loyalitas dan motivasi mereka akan meroket.
Keluarkan rasa cemas, masukkan energi
Artinya, Anda harus meluangkan waktu untuk memahami dan mengatasi masalah mereka. Bukan berarti Anda yang harus memecahkan masalah mereka, justru Anda harus membimbing pemahaman mereka bagaimana hal itu dapat meningkatkan kinerjanya.
Hal ini akan memberi beberapa keuntungan, misalnya anggota tim mampu belajar sendiri, meningkatkan keterampilan, dan dapat mentransfer energi ke anggota tim lainnya.
Millennial tidak bisa bekerja tanpa keselarasan
Millennial itu memiliki keyakinan bahwa mereka melakukan sesuatu yang berdampak pada perubahan dunia, sesuai dengan kemampuannya dan temperamen masing-masing. Beda halnya dengan generasi sebelum mereka yang fokus menutupi kekurangan, justru millennial lebih cenderung fokus pada hal yang menjadi kelebihannya,
Preferensi ini bukan karena mereka takut meninggalkan zona nyamannya, tapi lebih disebabkan adanya keinginan untuk menciptakan dampak dalam pekerjaan mereka. Apabila millennial tidak percaya dengan misi perusahaan Anda atau tidak menikmati pekerjaannya, siapa sangka bahwa mereka dapat menjadi racun yang dapat merusak suasana kerja dan moral di seluruh tim.
Hal ini terjadi kemungkinan besarnya karena mereka tidak cocok dan setiap orang dalam tim mencuri keuntungan satu sama lain. Millennial merasa diperlukannya keselarasan dengan pekerjaannya.
Jika ada pekerja yang percaya dengan perusahaan Anda, tapi tampaknya tidak bisa unggul dengan posisi mereka saat itu. Berarti Anda harus memperbaikinya dengan memahami keterampilan mereka dan mengubah tanggung jawab.
Bagi millennial, loyalitas itu dimulai saat mendengar
Ketika pekerja merasa didengar oleh perusahaan, mereka akan merasa dimengerti. Setelahnya, mereka akan merasa dihargai. Kemudian, mereka akan bekerja dengan sangat baik untuk mengungkapkan rasa loyalitasnya kepada pemimpin mereka.
Prinsip seperti ini memang berlaku untuk semua generasi, tapi ini sangat akut bagi millennial. Ketika pemimpin memperlakukan mereka tidak baik, mengabaikan kekhawatiran mereka dan tidak menghargai, mereka akan meresponsnya dengan meninggalkan perusahaan secepat mungkin.
Maka dari itu, dengarkan pekerja millennial Anda. Dengan demikian Anda bisa mendapatkan loyalitas dan produktivitas yang mungkin belum pernah Anda bayangkan sebelumnya dari mereka.
Sign up for our
newsletter