E-commerce Fesyen Pomelo Segera Rilis Gerai Offline dan Layanan COD "Pomelo Pick Up"
Mulai menerapkan strategi O2O memasuki tahun ketiga beroperasi di Indonesia
E-commerce fesyen asal Thailand Pomelo segera merilis gerai offline pertamanya di Indonesia dan menghadirkan layanan COD bernama "Pomelo Pick Up" pada tahun ini. Peningkatan bisnis yang signifikan memutuskan perusahaan untuk terus melancarkan penetrasinya.
Co-Founder dan CEO Pomelo David Jou menjelaskan sebenarnya tidak hanya di Indonesia rencana tersebut bakal dilancarkan, tapi juga di Singapura. Kedua negara ini dinilai memiliki peningkatan bisnis yang signifikan terhadap perusahaan secara keseluruhan, mesti David tidak menyertakan datanya.
Thailand masih menjadi kontributor bisnis Pomelo secara keseluruhan. Secara total, Pomelo beroperasi di enam negara, tiga negara lainnya yakni Malaysia, Hong Kong, dan Filipina. Perusahaan pertama kali beroperasi di Thailand pada 2014, dua tahun kemudian masuk ke Indonesia.
"Gerai standalone pertama kita di Singapura di Orchard Rd. akan jadi terbesar dari semua gerai yang kita miliki, luasnya lebih dari 7 ribu meter persegi. Di Indonesia, kemungkinan akan dirilis akhir tahun ini lokasinya di Jakarta," katanya kepada DailySocial.
Menurutnya, kehadiran gerai flagship ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan konsep O2O. Pengalaman berbelanja offline akan melengkapi perjalanan konsumen belanja secara keseluruhan. Konsumen bisa merasakan langsung kualitas barang yang akan mereka beli.
Untuk melengkapi gerai offline, secara bersamaan Pomelo segera merilis layanan COD "Pomelo Pick Up" yang akan segera hadir juga di Singapura dan Indonesia. Konsumen dapat berbelanja produk sebanyak-banyaknya lewat aplikasi Pomelo dan menentukan gerai tertentu sebagai titik pengiriman.
Gerai tersebut adalah mitra Pomelo. Di sana konsumen dapat mencoba seluruh pesanannya, tanpa harus membayar sama sekali. Mereka hanya perlu membayar atas barang yang disuka dan mengembalikan langsung di gerai tersebut apabila ada yang kurang sesuai selera.
"Konsep ini sangat convenience buat konsumen karena kami ingin memastikan mereka senang dengan apa yang dibeli."
Sebagai gambaran, konsep COD ini sudah diterapkan di Thailand. Pomelo bekerja sama dengan 23 peritel untuk titik pengiriman yang bisa konsumen pilih. Adapun gerai offline milik Pomelo tersebar di tujuh titik yang bisa dijangkau konsumen.
Rencana lainnya
Sebagai perusahaan teknologi, Pomelo mengerjakan seluruh manufaktur, pengiriman, supply chain, retailing, desain, yang terintegrasi dan in-house. Manufaktur terbesar berada di Thailand dan Tiongkok. Di dua negara ini seluruh produk Pomelo dibuat.
David mengklaim tiap minggunya, perusahaan mampu membuat ratusan unit pakaian setiap minggunya yang siap dikirim sesuai masing-masing target pasarnya. Pengiriman dilakukan sepenuhnya dari Thailand, hingga kini Pomelo tidak memiliki gudang sendiri di Indonesia atau di negara manapun untuk persingkat waktu pengiriman.
Kendati demikian, David mengutarakan pihaknya belum memiliki rencana lebih dalam untuk mengembangkan perusahaan ke industri pendukung seperti logistik atau fintech.
"Fokus kami masih mencari solusi bagaimana memberikan pengalaman terbaik konsumen saat berbelanja fesyen. Pomelo secara rutin akan merilis produk yang sifatnya seasonal, seperti khusus menyambut momen Ramadan dan modest wear."
Agar kontribusi bisnis Pomelo semakin meningkat, David mengatakan pihaknya akan merekrut lebih banyak tim lokal. Saat ini tim lokal perusahaan baru sekitar 10 orang yang bergerak di bidang marketing dan public relation.
Di samping itu, membuka channel penjualan baru agar Pomelo semakin mudah diakses. Sebagai layanan e-commerce yang menganut konsep omnichannel, Pomelo tidak hanya bisa diakses lewat situs atau aplikasinya sendiri, tapi juga tersedia di JD.id dan Zalora.
JD.com merupakan investor Pomelo yang masuk lewat pendanaan seri B sebesar US$19 juta pada November 2017. Investor lainnya yang masuk dalam putaran tersebut adalah Provident Capital Partners.
Sign up for our
newsletter