30 January 2019

by Glenn Kaonang

Glow Adalah Lampu Tidur Pintar yang Dirancang untuk Membantu Kita Tidur Lebih Nyenyak

Karya perdana produsen kasur memory foam, Casper, di ranah perangkat elektronik

Saya yakin mayoritas dari kita tidur dengan posisi lampu kamar dipadamkan. Alasannya sederhana saja, keberadaan cahaya membuat mata kita sulit untuk terpejam. Namun pada prakteknya, saya yakin mayoritas dari kita juga masih sibuk dengan ponsel ketika lampu kamar sudah dipadamkan.

Skenario seperti ini malah sebenarnya membuat kita makin sulit tertidur. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pancaran sinar biru dari layar digital dapat mengganggu pola tidur manusia. Masalahnya, menghilangkan kebiasaan memakai smartphone sesaat sebelum tidur bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Itulah mengapa sejumlah pabrikan membekali smartphone bikinannya dengan fitur yang dapat membuat pancaran cahaya dari layar tampak menguning seiring hari semakin malam – kalau di iPhone, fitur ini dinamai Night Shift. Ini juga yang mendorong produsen kasur memory foam asal AS, Casper, untuk mengembangkan perangkat elektronik perdananya, yaitu sebuah lampu tidur pintar bernama Glow.

Glow merupakan sebuah lampu portable. Baterainya diyakini mampu bertahan lebih dari sehari dalam satu kali charge, dan charging-nya sendiri sudah mengadopsi prinsip wireless dengan memanfaatkan sebuah charging pad. Namun yang paling menarik dari Glow adalah cara pengoperasiannya yang berbasis gesture.

Untuk menyalakan Glow, kita tinggal membalik perangkat. Tidak ada sisi atas maupun bawah pada Glow, sebab Casper sengaja mendesain kedua sisi agar identik. Untuk mengatur tingkat kecerahannya, putar perangkat. Terakhir, kalau hanya membutuhkan sedikit pancaran cahaya, semisal ketika terbangun di tengah malam untuk ke kamar mandi, cukup goyangkan Glow sedikit, maka ia akan menyala dalam tingkat kecerahan paling minimum.

Tentunya Glow memiliki sebuah aplikasi pendamping untuk bisa dikustomisasi lebih lanjut. Fitur menarik lain dari Glow adalah semacam fungsi timer, di mana saat Anda belum tidur, tingkat kecerahannya akan menurun sedikit demi sedikit hingga berwarna nyaris merah dan akhirnya mati total, dengan harapan Anda sudah terlelap di titik terakhir ini.

Sebaliknya, ketika sudah mendekati waktu Anda untuk bangun, Glow akan menyala secara gradual sampai ke titik yang paling terang, seolah-olah Anda terbangun karena pancaran sinar matahari yang sedang terbit. Terakhir, pengguna juga dapat menyinkronkan hingga enam unit Glow sekaligus, dan yang perlu dioperasikan hanya satu unit saja.

Secara fisik, Glow tampak begitu minimalis. Wujudnya sepintas mirip speaker Apple HomePod, dan rangka polycarbonate-nya yang merangkap sebagai diffuser punya tinggi 133 mm dan diameter 95 mm. Bobotnya juga cuma 350 gram, yang berarti ia lulus dengan nilai A untuk urusan portabilitas.

Di balik rangkanya yang simpel itu, tersimpan 36 titik LED yang dapat menyala putih, ditemani oleh 12 titik LED dengan aksen warna merah. Tingkat kecerahan maksimumnya mencapai angka 280 lumen, sedangkan suhu warnanya sendiri berkisar 2700K sehingga sangat membantu menimbulkan suasana tenteram di malam hari.

Saat ini, Casper sudah memasarkan Glow seharga $89 atau $169 untuk bundel isi dua unit. Sayangnya, seperti kasur buatan Casper, Glow juga hanya dipasarkan di kawasan AS dan sekitarnya. Saya pribadi berharap Casper juga dapat menyanggupi pengiriman internasional mengingat proses pengirimannya jelas tak sesulit mengirimkan sebuah kasur.

Sumber: The Verge.