Go-Med dan Ketergantungan dengan Layanan On-Demand
Kehadiran Go-Auto dan Go-Med, yang terakhir ini jika benar, mendorong bisnis untuk lebih agresif jemput bola
Sekitar dua hari yang lalu, sebuah akun Twitter populer yang membahas soal startup, @startupwati, "membocorkan" dokumen tentang kerja sama Go-Jek dan Apotik Antar untuk mengembangkan fitur Go-Med dalam aplikasi Go-Jek. Go-Med bakal membantu konsumen membeli obat tanpa perlu pergi apotek, seperti halnya fitur Go-Mart untuk minimarket dan pasar swalayan. Sejauh ini kami belum mendapat konfirmasi, baik dari pihak Go-Jek maupun Apotik Antar, meskipun domain Go-Med.co.id sendiri sudah dimiliki Go-Jek. Kehadiran Go-Med bakal mengukuhkan posisi Go-Jek sebagai layanan on-demand yang memudahkan hidup.
Ide Go-Med sebenarnya sudah diaplikasikan dalam layanan Apotik Antar versi baru yang tersedia sejak awal tahun dan juga diintegrasikan dalam satu payung HaloDoc. Saya pribadi sudah beberapa kali mencobanya. Konsumen meminta Apotik Antar untuk membelikan obat tertentu, pihak Apotik Antar mencarikan ketersediaan obat, dan nanti diantar menggunakan armada Go-Jek. Kemitraan ini lancar karena Go-Jek sendiri adalah salah satu investor di perusahaan pengembang Apotik Antar dan HaloDoc.
Mengembangkan Go-Med di dalam aplikasi Go-Jek berarti meningkatkan exposure fitur ini ke konsumen yang lebih luas. Go-Jek sendiri di platform Android kini sudah diunduh lebih dari 10 juta kali.
Ada dua isu yang menjadi pusat perhatian jika Go-Med benar-benar diluncurkan. Pertama adalah bagaimana streamline prosedur pencarian obat dari tim Apotik Antar ke tim dan mitra pengemudi Go-Jek. Di Apotik Antar, pencarian obat dilakukan oleh tim internal karena ketersediaan suatu obat sangat bervariasi antara satu apotek dan apotek yang lain. Hal ini berbeda dengan Go-Mart yang praktis barang dagangannya lebih seragam dan lebih umum.
Masyarakat tidak biasanya menunggu lama dan waktu tunggu saat mencari ketersediaan sebuah obat di apotek terdekat harus benar-benar diminimalisir.
Hal kedua adalah soal obat dengan resep dokter dan jenis obat-obat yang tidak dijual bebas. Memang benar bahwa dalam syarat dan ketentuannya mereka tidak mengakomodasi hal ini, tapi di lapangan siapa berani bertanggung jawab? Kedua hal menjadi titik krusial kesuksesan Go-Med yang harus siap mengakomodasi jenis dan jumlah konsumen yang lebih beragam.
Kehadiran Go-Med dan Go-Auto, yang terakhir baru saja diluncurkan, menunjukkan besarnya pasar on-demand di sektor apa saja di Indonesia. Masyarakat semakin terbiasa dimanja dengan kemudahan datangnya barang-barang yang diinginkan tanpa perlu susah payah mencari penyedianya dan bisnis segala lini harus siap jemput bola.
Sign up for our
newsletter