Google Indie Games Accelerator 2022: Bantu Developer Untuk Lebih Baik
Google mengadakan Indie Games Accelerator 2022 yang bertempat di Singapura. Ternyata, ada 3 developer asal Indonesia yang berhasil lulus
Google ternyata saat ini memiliki sebuah program yang membantu para developer kecil untuk menjadi maju dan lebih besar. Nama dari program tersebut adalah Google Indie Games Accelerator. Untuk tahun 2022, acara ini diadakan pada Google Asia Pacific HQ Singapore pada tanggal 13 Desember 2022. Tentunya, developer Indonesia menjadi salah satu yang penting pada program ini.
Pada acara yang satu ini, ternyata hanya dihadiri oleh media dari Indonesia saja. Sayangnya, media dari Korea Selatan berhalangan hadir dan hanya tergabung secara online melalui Google Meet. Acara ini diadakan pada lantai 3, yaitu Developer Space yang memang khusus dibuat untuk para developer. Tentunya, salah satu ciri dari kantor Google adalah banyaknya snack dan makanan yang disuguhi untuk para tamunya.
Program Indie Games Accelerator (IGA) dari Google Play adalah program tahunan yang memberikan bimbingan, pelatihan, dan saran tentang produk, desain, dan monetisasi. Program ini dimulai pada tahun 2018 dan belum lama ini mengadakan Demo Day guna memberikan kesempatan kepada developer untuk mempresentasikan game mereka kepada investor dan penerbit game.
Pada Demo Day pertama IGA tahun 2020, 40 developer yang mengikuti acara ini berhasil menggalang dana lebih dari US$65 juta dari penerbit game dan investor.
Sami Kizilbash selaku Global Head Accelerators and Expert Google mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar gaming terbesar di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan animo eSports dan pengguna mobile gaming. Pada tahun 2027 nanti, kawasan Asia Pasifik bakal diramal menjadi pangsa pasar yang terbesar untuk mobile gaming. Namun untuk saat ini, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India masih memimpin di Asia.
Oleh karena semua orang suka bermain game, tentu saja hal ini bisa digunakan untuk dimonetasi. Sami mengatakan hingga saat ini orang akan suka men-download game gratis dan developer bisa mendapatkan uang dari iklan. Hal ini tentu saja membutuhkan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah setempat agar bisa lebih berkembang. Hal tersebut terlihat dari Korea Selatan, di mana implementasi 5G dan 4G-nya paling berkembang.
Sami juga menjabarkan ciri-ciri gamer dari setiap negara. Tiongkok misalnya yang para gamers-nya bermain dengan rata-rata 19,2 jam setiap minggunya dan ini paling tinggi di dunia. Sementara Jepang adalah negara dengan pengguna yang mau membayar terbanyak, sekitar US$ 300 setiap pemainnya di tahun 2021. Dan negara dengan banyaknya pemain berumur muda adalah Vietnam.
IGA dari Google Play ini akan memberikan pelatihan secara online serta akan dibimbing oleh pakar industri dan mentor dari seluruh dunia selama 10 minggu. Untuk masuk ke dalam program ini sendiri, sang developer sudah harus memiliki sebuah game, entah itu sudah merupakan produk jadi maupun masih dalam tahap beta. Dari 30 studio game yang diundang, Eternal Dream Studio, dan Rigged Box Softworks dari Indonesia merupakan yang berhasil lulus pada tahun 2022.
More Coverage:
Para developer dari Indonesia, yang salah satunya adalah Satriyo Aji Nugroho, CEO, Rigged Box Softworks merasa banyak belajar banyak hal selama mengikuti IGA. Hal tersebut termasuk mendapatkan ilmu dan strategi cerdas untuk menyelesaikan sebuah game. Dan memang, para developer game indie masih perlu diberikan banyak peluang untuk memperkenalkan game mereka kepada banyak orang, baik di dalam maupun di luar negeri.
Semoga saja, akan banyak lagi developer dari Indonesia yang memenuhi game-nya di Google Play pada masa mendatang.
Sign up for our
newsletter