Hard Selling: Pengertian, Karakteristik dan Perbedaannya dengan Soft Selling
Meski kerap dianggap negatif, hard selling dapat menguntungkan jika digunakan dalam kondisi dan tujuan yang jelas.
Hard selling merupakan salah satu jenis promosi yang biasa digunakan untuk mempromosikan suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Metode yang digunakan dalam hard selling biasanya telah didesain sedemikian rupa agar pelanggan langsung melakukan pembelian tanpa harus melakukan pertimbangan sebelumnya.
Lantas, apa yan sebenarnya dimaksud dengan hard selling dan apa perbedaannya dengan soft selling?
Pengertian Hard Selling
Pada dasarnya, hard selling merupakan strategi penjualan secara langsung. Metodenya, hard selling menggunakan kata-kata yang mempengaruhi pelanggan untuk melakukan transaksi pembelian dalam waktu singkat.
Hard selling memiliki fokus pada penjualan produk, sehingga sebagian orang mungkin menganggap hard selling sebagai bentuk promosi yang agresif karena mendesak. Namun, hal tersebut dilakukan agar konsumen segera melakukan transaksi dengan menciptakan rasa urgensi melalui diskon maupun penawaran yang diberikan.
Karakteristik Hard Selling
Hard selling memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
- Memprovokasi konsumen agar melakukan pembelian.
- Menggunakan bahasa yang lugas dan persuasif.
- Menyanjung konsumen agar mau membeli produk.
- Menggunakan kalimat dengan nada tertentu, sehingga dapat memengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
- Cenderung melebih-lebihkan kualitas dan manfaat produk yang ditawarkan.
- Meyakinkan konsumen agar membeli produk yang ditawarkan dengan mengiming-iminginya dengan harga diskon dan promo.
Perbedaan Hard Selling dengan Soft Selling
Jika hard selling merupakan metode promosi yang menggunakan cara yang terang-terangan dan cenderung agresif, maka sebaliknya, soft selling merupakan metode promosi yang menggunakan pendekatan yang halus dan membuat orang penasaran. Dengan soft selling, calon konsumen tidak akan merasa diburu-buru untuk melakukan transaksi.
Adapun perbedaan hard selling dengan soft selling, antara lain:
1. Jangka Waktu Penjualan
Biasanya, hard selling memiliki jangka waktu penjualan yang relatif pendek dibandingkan dengan soft selling. Oleh sebab itu, hard selling dilakukan agar calon konsumen tidak berpikir lama untuk melakukan transaksi.
Sementara soft selling biasanya fokus pada penjualan jangka panjang. Selain itu, soft selling biasanya akan lebih efektif digunakan untuk menjangkau konsumen secara lebih luas.
2. Ketertarikan Konsumen
Soft selling biasanya digunakan oleh perusahaan yang ingin membangun image yang baik dan keterikatan dengan konsumennya. Soft selling juga efektif digunakan untuk meningkatkan brand engagement.
Namun, bukan berarti hard selling tidak efektif untuk digunakan. Meski tidak ditujukan untuk membangun keterikatan dengan konsumen, namun hard selling juga dapat menarik konsumen melalui berbagai promo maupun diskon dalam jangka waktu tertentu.
3. Bidang Industri yang Menggunakan
Jika dilihat dari bidang industri yang menggunakan, hard selling biasanya identik dengan industri perbankan, telemarketing, asuransi, dan lain sebagainya. Sementara soft selling biasa digunakan dalam bidang content marketing, konsultan, manufaktur, dan lainnya.
Nah, itulah penjelasan hard selling mulai dari pengertian, karakteristik, hingga perbedaannya dengan soft selling. Meski sering dianggap negatif, nyatanya hard selling tetap dapat menguntungkan jika digunakan dalam kondisi dan tujuan tertentu.
Sign up for our
newsletter