Layanan Healthtech di Asia Berkembang Pesat, di Indonesia Belum Signifikan
Tiongkok dan India masih mendominasi pertumbuhan dan investasi di bidang terkait
Salah satu vertikal startup yang diprediksi bakal mengalami perkembangan adalah healthtech. Dalam survei Gallen Growth Asia dilaporkan beberapa tren perkembangan layanan healthtech, mulai dari kategori, pendanaan, hingga sebarannya di wilayah Asia Pasifik.
Asia ekosistem terbesar untuk healthtech
Meskipun mengalami pertumbuhan yang cukup baik sepanjang tahun 2017, dalam laporan terungkap, bahwa tahun 2018 diprediksikan menjadi puncak perkembangan healthtech di Asia Pacific. Kaitannya dengan investasi, nilainya sudah mencapai $3.3 miliar pada paruh pertama 2018.
Jumlah tersebut juga menempatkan Asia di peringkat kedua dalam hal ekosistem terbesar dari sudut nilai transaksi. Meski nilai transaksi di tahun 2018 menurun jumlahnya hingga 32% dibandingkan tahun 2017. Hingga saat ini Tiongkok dan India masih mendominasi lanskap healthtech di Asia.
Sementara itu negara di Asia lain yang tercatat merupakan pasar terbaik adalah Singapura (11%), Jepang (8%), dan Australia (8%). Sebagai negara hub di Asia, Singapura terus menunjukkan potensi sebagai lokasi yang menarik untuk investor. Hal ini dikarenakan jelasnya kerangka hukum yang mengatur proses pendanaan tersebut, stabilitas ekonomi serta insentif yang diberikan oleh pemerintah.
Kategori layanan healthtech
Dalam riset tersebut disebutkan sedikitnya ada enam kategori healthtech yang paling banyak diminati. Di antaranya adalah layanan penelitian kesehatan (14 investasi), online marketplace (12 investasi), genomics dan aplikasi terkait (12 investasi), data dan analisis medis (10 investasi), IoT (5 investasi) hingga diagnosis kesehatan (3 investasi).
Dari survei tersebut dapat disimpulkan, kategori yang paling dominan mencerminkan perubahan yang mulai banyak terjadi di kalangan masyarakat yang mulai terbiasa melakukan pembelian hingga pemesanan secara online.
Posisi healthtech Indonesia
Dalam hasil survei tersebut juga disebutkan Indonesia termasuk negara di Asia yang mendapatkan deal investasi, namun tidak mendapat sorotan signifikan jika dibandingkan dengan nilai total yang ada. Secara keseluruhan pada paruh pertama tahun 2018 tercatat dana investasi untuk layanan healthtech di Asia senilai $109 juta. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2017.
Terkait dengan share volume berdasarkan pasar selama paruh pertama 2018, Indonesia berada di posisi terakhir bersama dengan Filipina. Jumlah ini menurun dibanding tahun 2017, sebelumnya Indonesia memiliki persentase 7%.
Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang mulai menunjukkan pertumbuhan layanan kesehatan digital. Persebaran layanan kesehatan yang kurang optimal membuka potensi healthtech untuk berbaur dengan vertikal industri yang sudah ada. Besarnya jumlah populasi juga menjadikan Indonesia negara yang potensial untuk layanan healthtech.
Dalam riset tersebut disebutkan, Indonesia dengan inovasi lokal yang mulai marak bermunculan, memiliki peluang untuk berkembang sebagai inovator untuk layanan kesehatan digital. Saat ini tercatat terdapat sekitar 10 layanan kesehatan digital yang beroperasi di Indonesia, mulai dari Halodoc, Konsula, Alodokter, Dokter.id dan masih banyak lagi.
Sign up for our
newsletter