Strategi Hellobly Sebagai Marketplace Bisnis "Jastip"
Sebagai model bisnis yang tergolong baru, Hellobly mencoba mengakomodasi para pebisnis jasa titip dalam satu ruang
Bisnis jasa titip atau jastip kini semakin digemari para maniak belanja di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu latar belakang terciptanya Hellobly, sebuah platform marketplace online yang mengakomodasi para pemain jastip dalam satu ruang.
Berawal dari lima individu dengan kapasitas di bidang masing-masing, tercetus ide untuk membuat sesuatu yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menghasilkan bagi semua yang terlibat. Melalui observasi pasar, mereka berhasil melihat animo masyarakat untuk berbelanja namun memiliki keterbatasan sehingga lebih memilih untuk "menitip".
Selain jarak dan waktu tempuh, tim Hellobly juga menemukan alasan lain yang memicu konsumen untuk menggunakan jastip yakni pengalaman konsultasi yang ditawarkan, pemberitahuan rekomendasi pribadi, serta sebagai salah satu cara baru dalam bertransaksi online.
Hellobly telah tersedia di platform Android sejak awal 2019 dan akan meluncurkan versi iOS di bulan Juni. Ada berbagai macam produk yang bisa dititip, mulai dari buku, fesyen, kecantikan, dan lainnya. Jangkauan transaksi juga sangat luas, meliputi Indonesia, Malaysia, Jepang, US, Eropa dan banyak lagi sesuai dengan permintaan atau penawaran pengguna.
Fitur yang tengah dikembangkan adalah Live Shopping, yang diharapkan bisa memudahkan aktivitas jastip dan konsumen.
Sebagai salah satu marketplace dengan model bisnis yang tergolong baru, Hellobly mengakui bahwa tantangan terbesar mereka adalah untuk mengubah habit. Selama setahun menjalani bisnis, mereka bisa melihat bahwa masih banyak konsumen atau pemain jastip yang membuat kesepakatan di dalam platform, namun melakukan transaksi di luar platform. Hal ini menciptakan gap pada konversi yang kemudian menahan mereka untuk melakukan monetisasi.
“Karena kita baru meluncurkan aplikasi dan aktivasi di tahun ini, kita ingin mendapatkan full cycle dari ekosistem ini. Jadi kita belum berencana untuk monetize, mungkin sampai akhir tahun ini.” ujar Co-Founder dan CEO Hellobly Didit Setiadi.
Memasuki pembahasan tentang regulasi, Didit mengakui bahwa dalam membangun ekosistem ini, mereka membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah. Instansi yang paling dekat dengan industri ini adalah Bea Cukai. Saat ini pihaknya sedang mengatur rencana untuk mengumpulkan semua yang terlibat dalam industri, lalu berdiskusi mengenai regulasi.
"Intinya, pemerintah tahu ada aktivitas jastip. Target kami ke depannya adalah untuk mendapat dukungan dari pemerintah" ujar Didit.
Dari sisi pendanaan, Tim Hellobly mengaku masih berjalan secara bootstrap. Namun mereka sudah mengatur rencana untuk sumber pendapatan, yang paling praktis saat ini adalah mulai menetapkan biaya per transaksi dalam platform. Di akhir bulan ini, mereka juga akan menerapkan sistem pembayaran melalui platform untuk keamanan yang lebih terjamin.
Ketika disinggung mengenai target, Didit menegaskan, “Target kita bukan waktu, tapi growth. Kalau dilihat dari jumlah transaksi, konversi masih sekitar 10-15% dari total instalasi. Kita akan mulai preview kalau sudah mencapai 20-50 %."
Sign up for our
newsletter