Hotpot Semakin Hot, Akankah Menjadi Ancaman Terberat Rekomendasi Lokasi Lokal?
Layanan rekomendasi berbasis lokasi milik Google, Hotpot kini semakin memperluas aktivitas mereka. Beberapa hari yang lalu Google mengumumkan bahwa, hasil rekomenasi yang ada pada layanan yang diluncurkan sekitar bulan November lalu ini, kini ditampilkan Google pada hasil pencarian reguler di Google.com.
Secara sederhana, Hotpot adalah layanan rekomendasi berbasis lokasi yang akan dijalankan oleh user (user generated content), jadi pengguna bisa memberikan rating dan komentar, merekomendasikan tempat tertentu melalui Hotpot.
Selain itu, karena Hotpot berada di bawah produk Google Places, Hotpot juga mengumpulkan berbagai informasi dari Google Places dan Google Maps, termasuk juga fasilitas yang memungkinkan pemilik bisnis untuk mengklaim venue.
Kini pengguna akan mendapatkan hasil rekomendasi dari relasi mereka ketika menggunakan mesin pencari Google. Misalnya ketika saya melakukan pencarian dengan kata kunci PVJ (Paris Van Java Bandung) maka akan muncul juga hasil rekomendasi (rating dan komentar) dari teman-teman saya, yang sebelumnya telah memberikan rating atau komentar atas lokasi PVJ pada hasil pencarian Google, saya juga bisa melihat data hasil rekomendasi yang telah saya lakukan di layanan Google lain, seperti misalnya Google Maps.
Hal yang lebih menarik tentunya adalah unsur sosial, kita bisa mendapatkan rekomendasi tempat dari teman atau orang-orang yang kita percayai. Hotpot juga memungkinkan kita berteman dengan pengguna lain (dengan tetap login menggunakan akun Google dan telah mengatur akun di Google Places) sehingga hasil rekomendasi bisa semakin luas.
Tulisan Rama sebelumnya tentang Hotpot juga menampilkan komentar dari Selina, yang menyebutkan bahwa layanan Hotpot ini bisa jadi saingan Urbanesia. Selina dari Urbanesia menjelaskan bahwa Urbanesia memiliki beberapa kelebihan dari Hotpot, seperti antara lain UrPoint, info acara, serta sisi lokal tentu yang menjadi salah satu keunggulan mereka, namun dengan 'penyatuan' Hotpot di Google.com (mesin pencari Google) sepertinya persaingan menjadi semakin berat.
Kini setiap orang yang melakukan pencarian dengan Google, hasil rekomendasi lokasi akan muncul. Belum lagi Google juga terus dikabarkan sedang 'menggodok' Groupon clone mereka sendiri, serta beberapa hari yang lalu juga mereka merilis fasilitas check-in pada layanan Lattitude mereka. Penggabungan dari berbagai layanan Google yang semakin lengkap.
Memang untuk mendapatkan rekomendasi lokasi sosial yang baik, pengguna Hotpot harus berteman dengan banyak orang, serta harus terkoneksi terus menggunakan akun Google mereka. Pengguna juga mesti diajak untuk semakin rajin dalam memberi peringkat di Hotpot atau Google Places.
Tetapi setelah mencoba beberapa saat, saya menyukai Hotpot, UI yang simple dan berfokus pada pemberian rating dan komentar singkat membuat saya agak sedikit 'kecanduan' untuk memberi komentar di berbagai lokasi yang saya ketahui. Jika pengguna Google rata-rata mau berbagi seperti saya, sudah bisa dipastikan bahwa rekomendasi lokasi dari hasil pencarian akan semakin lengkap.
Layanan sejenis di Indonesia memang masih bisa berjuang di sisi lokal, pengetahuan mereka akan konten lokal memang sudah seharusnya menjadi keunggulan, namun lagi-lagi karena berhubungan dengan user generated content, maka Google tinggal menyerahkan segalanya pada pengguna lokal untuk menyumbangkan konten lokal sebanyak mungkin, apalagi layanan ini telah disediakan Google dalam 28 bahasa baru termasuk, bahasa Cina, Perancis, Jerman, Italia, Korea, Rusia, Spanyol dan Polandia, saya sendiri menggunakan Hotpot dalam bahasa Indonesia. Jadi konten lokal tentunya akan semakin bertambah di Hotpot.
Well, apakah integrasi layanan berbasis lokasi Google dengan layanan Google lainnya akan mengancam layanan rekomendasi berbasis lokasi lokal? Pendapat Anda kami tungggu ada kolom komentar,
Sign up for our
newsletter