IDC dan EMC Rilis Studi Tentang Big Data, Tahun 2020 Negara Berkembang Jadi Produsen Utama Data di Dunia
Lembaga riset IDC merilis studi Digital Universe tentang Big Data, yang disponsori oleh perusahaan storage raksasa EMC, mengemukakan bahwa di tahun 2020 negara berkembang akan menjadi produsen utama data di dunia dan mengalahkan negara-negara maju. Meskipun demikian, ada keprihatinan bahwa saat ini ada kesenjangan tentang pemanfaatan Big Data, di mana hanya 0,5% data di dunia yang dianalisis dan kurang dari 20% yang dilindungi.
Dalam studi yang ber-tagline "Big Data, Bigger Digital Shadows and Bigger Growth in the Far East", IDC menyebutkan bahwa saat ini ada 2.8 ZB data yang dihasilkan dan direplikasi di tahun 2012. ZB atau Zetta Bytes adalah 10^12 GB atau sama dengan 1 Triliun GB. Diperkirakan di tahun 2020 total data digital mencapai 40 ZB, di mana kebanyakan data tersebut akan berasal dari negara berkembang terutama di Asia. Cina diperkirakan akan menghasilkan 22% total data dunia di tahun 2020.
Tentu saja data sebanyak itu tidak mungkin disimpan sendiri oleh setiap orang di komputer rumahnya. Diperkirakan lebih dari 40% data di tahun 2020 akan tersimpan di cloud. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi penyedia jasa cloud storage untuk sekarang masif meningkatkan kapasitas penyimpanannya supaya bisa memenuhi ekspektasi tersebut.
Meskipun data yang ada segitu banyaknya, sayangnya masih sedikit yang dimanfaatkan untuk Big Data, di mana data-data yang terbesar tersebut dikumpulkan dan dianalisis untuk menjadi suatu predictive report yang berguna tentang berbagai hal. Tentu saja kita masih ingat bagaimana Big Data mampu membantu melakukan analisis dan prediksi di saat Pemilu Amerika Serikat yang lalu.
Semoga di masa datang pemanfaatannya bakal lebih luas lagi dan didukung oleh infrastruktur yang lebih baik.
Sign up for our
newsletter