1. Startup

IDEAFEST 2016 Kembali Angkat E-Commerce Sebagai Salah Satu Topik Utama

E-commerce di Indonesia terhitung masih dini mengingat jumlah ritel online masih kalah jauh dengan Tiongkok dan India

E-commerce kini menjadi salah satu bisnis dalam dunia digital yang sangat 'seksi' untuk terus diulas. Banyak pihak yang mempercayai sektor e-commerce dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal inilah yang mendasari IDEAFEST pada tahun ini untuk kembali membahas industri e-commerce.

Andrew Gunawan, Head of Promotion IDEAFEST, mengatakan program tahunan ini akan terus memasukkan topik e-commerce dalam berbagai sesi diskusi dalam acara. Sebab, menurutnya, perjalanan e-commerce di Indonesia masih sangat panjang, mengingat tingkat penetrasi ritel online yang belum setingkat dengan Amerika maupun Tiongkok.

"Ideafest melihat ekonomi kreatif yang dipercaya akan menjadi tonggak perekonomian Indonesia pada masa mendatang mendapat kesempatan yang lebih besar lagi dengan terjadinya transformasi digital. Transformasi digital tersebut adalah e-commerce yang dapat menjadi penghubung bagi para pelaku industri ekonomi kreatif untuk bertransaksi dan melakukan kegiatan monetisasi," ujarnya, Kamis (8/9).

Sebagai gambaran, Andi S Boediman, Managing Partner Ideosource, menjelaskan Indonesia menyimpan ruang gerak yang besar untuk pertumbuhan sektor e-commerce. Pasalnya, dalam hal pertumbuhan ritel online pada tahun ini diestimasi baru mencapai 1,2%.

Hanya naik 0,2% dibandingkan tahun lalu. Perkembangan ritel online Indonesia berjalan lebih lambat, bila dibandingkan dengan Tiongkok dan India, masing-masing negara diestimasi mencapai 12,8% dan 2,5%. Data ini berdasarkan hasil riset Bank of America Merrill Lynch 2015.

Menurut Andi, lambannya pergerakan disebabkan karena Indonesia baru memasuki siklus perubahan ke ekonomi digital sejak dua sampai tiga tahun terakhir. Sementara, Tiongkok dan India sudah lebih dahulu memasuki siklus tersebut. Ia membandingkan Indonesia sudah tertinggal sekitar tiga sampai empat tahun dengan India, sementara dengan Tiongkok mencapai tujuh tahun.

"Pasar ritel online di Indonesia kini sedang mengalami siklus yang sebelumnya sudah dilewati oleh ritel online di Tiongkok dan India. Dengan peluang market di Indonesia yang sangat besar, menjadikan negara ini jadi menarik karena sekarang masih menempuh siklus awal," ujarnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan, dalam siklus perkembangan e-commerce ada banyak tahapan yang harus ditempuh mulai dari startup hingga menjadi perusahaan terbuka. Tahap pertama, berkembangnya startup, kemudian masuk ke tahap berikutnya masuknya investor dari venture capital. Ketiga, adalah tahapan yang dinamai "consumer is the king".

Keempat, tahapan "survival of the richest", lalu konsolidasi bisnis, dan terakhir menuju perusahaan terbuka (IPO). "Bergeraknya siklus ini sangat bergantung pada kesiapan pasar dan infrastrukturnya. Indonesia saat ini sedang masa transisi dari tahap ketiga menuju keempat."

Ramalkan ada banyak konsolidasi

Andi melanjutkan, berkaca dari siklus e-commerce yang sudah ditempuh oleh Tiongkok dan India, untuk mencapai tahap "survival of the richest", kedua negara tersebut membutuhkan waktu sekitar 10 tahun.

Untuk Indonesia, kondisinya saat ini dari funding yang masuk uangnya banyak yang 'dibakar' untuk perang diskon antar e-commerce dengan bisnis horizonal demi menarik banyak pengguna baru. Ini adalah langkah untuk menjadi "the richest."

"Nanti, sekitar 2-3 tahun dari sekarang mereka [e-commerce] akan mulai megap-megap kehabisan dana, sementara persaingan bisnis akan semakin ketat. Kemudian, akan muncul opsi konsolidasi. Ini terjadi apabila mereka adalah pemain e-commerce kecil yang tidak disokong oleh sumber funding dalam jumlah besar."

Akan tetapi, menurutnya, yang akan mengalami konsolidasi hanyalah pemain e-commerce dengan bisnis horizontal saja, mengingat saat ini sudah banyak pemain e-commerce dengan segmentasi bisnis yang hampir serupa. Sementara untuk pemain e-commerce dengan bisnis vertikal diprediksi bakal lebih bertahan.

IDEAFEST 2016

Perlu diketahui, tahun ini IDEAFEST dengan tema SHIFT(THINK) akan diadakan pada 23-24 September 2016 di Jakarta Convention Center. Pada hari pertama akan diisi dengan acara Idea Talk. Rencananya, akan ada 80 sesi yang siap diisi oleh 110 pembicara dari berbagai bidang ekonomi kreatif, mulai dari Hadi Wenas (CEO Mataharimall), Jason Lamuda (CEO Berrybenka), Achmad Zaky (CEO Bukalapak), dan lainnya.

Hari kedua akan diisi dengan acara Conference dengan keynote speech dari Presiden RI Joko Widodo. Ada pula pengumuman pemenang kompetisi startup yang berhak mendapatkan hadiah inspiring trip dan program inkubasi. Termasuk bagian dari rangkaian acara adalah Indovidfest.

Dari 500 aplikasi yang masuk, kini sudah ada lima startup yang menjadi terpilih masuk ke babak final. Pemenang nantinya dapat mempresentasikan perusahaannya dihadapan para penonton. Lima startup tersebut adalah Omah Yogurt Stevia, Gen Oil, Tele-TCG, Lingkaran, dan Mycotech.

- Disclosure: DailySocial adalah media partner IDEAFEST 2016

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again