Apple Pastikan iMessage Tidak Dapat Dibaca Pihak Selain Pengirim dan Penerima
Layanan mobile messaging besutan Apple – iMessage, dikabarkan tak mampu dibobol oleh dua agensi federal “sangar” dari Amerika Serikat (AS) yaitu Drug Enforcement Agency (DEA) dan juga Federal Bureau of Investigation (FBI). Menurut berita yang dirilis oleh sejumlah media di Amerika Serikat, tingkat enkripsi dari iMessage ini sangat tinggi dan sulit untuk dibobol oleh sejumlah pihak. Apple pun telah memastikan hal tersebut dengan pernyataannya baru-baru ini.
Enkripsi yang digunakan oleh layanan iMessage ini diklaim oleh pihak DEA telah “menghalangi” upaya DEA dalam menyusup ke dalam jaringan iMessage – dalam hal ini kumpulan percakapan iMessage – untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyelidikan maupun investigasi. Hal ini yang kemudian mendatangkan sejumlah protes dari kedua pihak berwajib tersebut.
Seperti yang dikutip dari situs berita CNet, DEA mengalami kesulitan untuk meretas pembicaraan dari layanan iMessage akibat tingginya sistem keamanan dari layanan tersebut. “Bahkan dengan surat perintah dari pengadilan federal sekalipun hampir tidak mungkin kami mampu membobol percakapan dari iMessage.” Ujar seorang pejabat DEA setempat yang dirilis oleh CNet.
Semenjak layanan iMessage dirilis pada pertengahan Oktober 2011 silam, layanan memang sejatinya disiapkan untuk menanggulangi “serangan-serangan” yang menyusup pada layanan pesan singkat. Hal ini dipertegas oleh Tim Cook selaku CEO Apple yang menyatakan iMessage merupakan layanan messaging yang paling aman di dunia dan memang dirancang untuk tidak dengan mudah di-intercept oleh berbagai pihak. Namun siapa sangka, sistem enkripsi canggih tersebut ternyata mendatangkan reaksi protes dari dua pihak tadi, DEA dan FBI.
Beberapa hari yang lalu Apple merilis pernyataan berkenaan dengan tudingan kerja sama Apple dengan National Security Agency (NSA) yang mengatakan bahwa Apple memberi akses data penggunanya kepada NSA. Sebagaimana perusahaan lain yang juga termasuk dalam tudingan tersebut, Apple menyangkal dan menambahkan bahwa jalur komunikasi iMessage menggunakan enkripsi ujung ke ujung yang hanya dapat dipecahkan oleh perangkat yang digunakan langsung dalam masing-masing percakapan. Apple mengatakan mereka pun tidak memiliki kemampuan untuk menangkap dan mengetahui isi pesan iMessage yang terkirim di dalam jaringannya.
Amerika Serikat, sebagai negara adidaya memang telah lama menaruh perhatian terhadap perkembangan dunia informasi teknologi di dunia, khususnya di teritorial Amerika Serikat. Setelah sebelumnya pemerintah AS berniat memberlakukan kebijakan yang mematikan kebebasan berinternet lewat kebijakan SOPA dan PIPA yang diprotes oleh banyak pihak, dan berita terbaru mengenai “pemantauan tersembunyi” yang dilakukan oleh National Security Agency (NSA) terhadap sejumlah situs-situs populer seperti Google, Facebook, dll. Kabar mengenai layanan iMessage yang sulit diretas oleh pihak keamanan AS ini tampaknya telah menambah daftar panjang “perseteruan” antara pelaku industri IT dengan pemerintah Amerika Serikat dan mungkin akan bertambah lagi seiring dengan kebijakan undang-undang tentang teknologi informasi yang terus dikembangkan oleh kongres AS.
Layanan iMessage adalah layanan pesan teks yang dapat digunakan antar berbagai perangkat Apple yang menggunakan iOS dan OS X. iMessage diklaim telah sukses dinikmati oleh ratusan juta pengguna di seluruh dunia dan sampai bulan ini telah mengirimkan lebih dari 800 miliar pesan semenjak peluncurannya pada 2011 menurut CEO Apple Tim Cook pada presentasi WWDC tanggal 10 Juni lalu.
This mobile channel is brought to you by Samsung Developer Competition 2013. SDC ’13 is an app competition for Android apps that leverage Samsung’s mobile technologies. For more information please visit http://techne.dailysocial.net/
Sign up for our
newsletter