21 July 2014

by Yoga Wisesa

Istilah Free Pada Game Dengan In-app Purchase di Google Play Akan Segera Diganti

Free-to-play terkadang menjadi istilah yang mengecoh banyak konsumen. Pertama kali diperkenalkan oleh publisher game online dari Korea Selatan untuk platform PC, metode ini akhirnya diadopsi oleh berbagai kalangan, termasuk publisher besar dari Barat dan menjadi sangat populer di platform mobile.

Di awal kelahirannya, free-to-play sempat dibenci dan menjadi momok para gamer: dalam permainan kompetitif, pemain bermodal besar dengan mudah menggilas gamer yang memiliki sedikit uang - apalagi yang tidak membayar sama sekali. Lambat laun, bisnis free-to-play di PC berubah menjadi semakin matang dan membuat platform ini kian berjaya.

Sayangnya hal yang sama tidak terjadi di lini mobile. Free-to-play memang sangat menguntungkan bagi para developer, tapi memberikan masalah tersendiri bagi orang tua - terutama mereka dengan buah hati yang gemar bermain game di tablet ataupun smartphone. Tidak sedikit anak-anak yang melakukan transaksi in-app purchase tanpa sepengetahuan orang tua, membuat tagihan kartu kredit mereka membengkak.

 

Info menarik: Mengantisipasi Filmnya, Game Guardians of the Galaxy Dirilis untuk Perangkat Mobile

 

Keluhan para orang tua ini akhirnya sampai ke telinga European Commission. Mereka akhirnya turun tangan untuk melakukan investigasi langsung terhadap masalah tersebut. European Commission juga mengeluarkan beberapa panduan yang harus diikuti oleh developer dan juga perusahaan penyedia platform pembelian seperti Google dan Apple.

Yang pertama, permainan-permainan yang diklaim 'free' (atau gratis) tidak boleh menyesatkan konsumen. Lalu game tersebut tidak lagi diperbolehkan membujuk konsumen, terutama anak-anak, untuk membeli item in-game. Developer juga diwajibkan memberikan informasi lengkap tentang perjanjian pembelian, dan tidak boleh secara default langsung mengambil uang mereka. Dan terakhir, developer juga harus menyediakan alamat email yang dapat dihubungi langsung.

Dalam press release-nya, representasi European Commission, Neven Mimica mengungkapkan bahwa apa yang mereka lakukan ini merupakan aksi penegakkan pertama untuk melindungi konsumen dari pembelian yang tidak diinginkan.

"Saya gembira bahwa langkah yang kami lakukan memberikan hasil konkret," kata Mimica. "Hal tersebut sangat berarti bagi konsumen. Kami menghimbau bahwa anak-anak harus lebih dilindungi saat menikmati konten online."

 

Info menarik: Game Android Pilihan 14 – 20 Juli 2014

 

Menanggapi hal ini, Google telah menyatakan bahwa mereka akan segera melakukan beberapa perombakan pada layanan Google Play terhitung akhir bulan September. Perubahan terbesar adalah mereka tidak lagi menggunakan kata 'free' dalam app store. Google juga berniat untuk mengeluarkan peraturan bagi developer agar tidak membujuk anak-anak untuk berbelanja, serta mengawasi proses perubahannya dengan seksama.

Apple sendiri tampak setuju dengan peraturan yang dikeluarkan oleh European Commission, namun tidak menjalankan seluruhnya. Mereka mengklaim bahwa iOS telah memiliki fitur parental control yang canggih dalam menyajikan konten app store, dan pengguna bisa bebas mengkustomisasinya.

"Dalam beberapa tahun terakhir kami telah memastikan bahwa aplikasi dengan in-app purchase ditandai dengan jelas," tutur Apple pada Engadget. "Kami juga telah menciptakan Kids Section dalam App Store yang telah dilengkapi dengan berbagai perlindungan, khusus dibuat untuk anak-anak berumur 13 tahun ke bawah."

Sumber: Europa.eu.