Joonas Hjelt Pastikan Blaast Hadir untuk Android Bulan November
Joonas Hjelt, CEO dan Co-Founder Blaast, menjadi pembicara pertama untuk Sparxup 2012 Conference. Mengusung judul "Adventures in Indonesia low-end mobile market", Hjelt menceritakan pengalaman Blaast, startup yang berasal dari Finlandia, memasuki pasar feature phones di Indonesia. Di akhir presentasinya, Hjelt mengkonfirmasi bahwa Blaast untuk Android bakal hadir bulan November ini.
Blaast memang fokus ke pasar low-end karena faktanya di negara-negara Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika Latin, penetrasi smartphone baru mencapai angka 20%. Artinya ada ceruk besar masyarakat yang menginginkan kemampuan smartphone tapi tidak memiliki kemampuan finansial untuk memperolehnya. Di tahun 2011 saja, ada 300 juta ponsel Nokia S40 (Asha, X-series, C-series) yang terjual. Belum lagi menjamurnya ponsel-ponsel lokal menggunakan sistem MTK buatan Cina.
Profil masyarakat yang disasar oleh Blaast adalah masyarakat muda yang tinggal di perkotaan, berusia 13-29 tahun, memiliki pengetahuan teknologi yang baik (tech savvy), memiliki kehidupan sosial yang luas (hypersocial) dan peduli dengan harga (price conscious). Kebanyakan dari mereka memiliki pulsa kurang dari US$1 (sekitar Rp 9000-an) di satu waktu dan separuh dari orang-orang ini selalu mengecek berapa sisa pulsa yang dimiliki setiap kali melakukan aktivitas data di ponselnya.
Blaast saat ini mendukung lebih dari 2000 devices dan bekerja lebih baik di jaringan seluler yang sibuk ketimbang smartphone yang "lapar data". Salah satu keunggulannya adalah optimisasi data (dalam bentuk penghematan data yang dikirim) hingga 90%. Selain fokus ke konsumen, Blaast juga peduli dengan bagaimana pengembang sebagai partner Blaast memonetisasi layanannya.
Tentu saja Blaast tidak menutup mata dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Dalam waktu dua tahun ke depan, penetrasi smartphone secara global akan lebih besar ketimbang feature phone dan Android l0w-end (dengan harga di bawah $190) akan menjadi penggerak utamanya. Istilah yang digunakan oleh Hjelt adalah "democratization of smartphone". Di tahun 2016 diperkirakan bakal ada 550 juta smartphone low-end yang menggunakan Android, dari 200 juta buah tahun 2012 ini.
Tentu saja Indonesia tidak kebal terhadap fakta ini. IDC baru-baru mengumumkan hasil surveinya bahwa Android telah mengalahkan BlackBerry di negara ini sebagai platform paling populer sejak kuartal kedua 2012.
Blaast yang sudah mengumumkan rencananya mengeluarkan versi Android di akhir tahun ini memastikan kehadirannya di bulan November. Yang kita tunggu tentu saja apakah solusi yang ditawarkan Blaast untuk feature phone juga bisa menarik perhatian para pengguna smartphone low-end Android.
Sign up for our
newsletter