Jumlah Penipuan Online Melonjak di Afrika
Penipuan online (online scam) di sektor finansial di Afrika akhir-akhir ini jumlahnya terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk yang terhubung ke internet untuk kegiatan banking secara online.
Para penipu di dunia maya ini menggunakan teknik phishing dan paling sering terjadi di Afrika Selatan dimana online banking sudah sering digunakan, meskipun disini mobile banking belum terlalu familier.
Hasil dari peningkatan penipu in, Bank Absa, bank terbesar di selatan Afrika mengumumkan kepada seluruh pelanggannya untuk mengunduh perangkat lunak keamanan yang mampu memblokir akses phishing.
Sebelumnya para pelanggan Absa menerima email yang mengatas-namakan Customer Service Absa, menyuruh mereka untuk masuk ke sebuah halaman dimana mereka kemudian disuguhkan halaman login untuk masuk ke sistem online banking mereka. Sayangnya, halaman ini bukanlah halaman asli melainkan halaman palsu yang dibuat oleh sang penipu untuk mengambil username dan password pelanggan.
Pelanggan online Absa juga kirim disuguhkan TrendMicro Internet Security Pro 2009 secara cuma-cuma demi mencegah korban selanjutnya.
Para pelanggan internet banking di Afrika Selatan memang cenderung lebih rentan terkena serangan phishing ini karena Afrika Selatan merupakan satu-satunya negara di selatan Afrika dengan sistem online banking. Dan karena penduduknya baru mulai terekspose dengan jaringan internet, jadi mereka belum terlalu paham mengenai resiko-resiko dan ancaman-ancaman yang mengintai.
Tidak hanya lewat online, beberapa penipu di Afrika juga bahkan menggunakan handphone sebagai media penipuan. Modusnya dengan mengirimkan SMS ke korbannya bahwa mereka telah memenangkan sejumlah uang dan harus mengirimkan 'biaya administrasi' lewat pulsa telepon. Kedengarannya mencurigakan? Ternyata banyak yang tidak berpikir demikian, ratusan orang melapor ke polisi setempat sebagai korban penipuan model ini sejak awal 2009.
Afrika memang dikenal sebagai sarang penipu online, negara-negara berkembang seperti Nigeria dan Afrika Selatan disinyalir sebagai pusat kegiatan para penipu online ini. Mereka mengirimkan cerita-cerita fiktif yang berujung pada pengiriman uang yang telah menelan banyak sekali korban dari seluruh penjuru dunia. Ceritanya hampir sama seperti Indonesia dulu ketika carding masih merajalela, membuat Indonesia diblacklist oleh banyak situs ecommerce online.
Sign up for our
newsletter