Kapan Founder Perlu Mendengar Saran Mentor Startup?
Saran mentor yang tepat selayaknya mampu mengakselerasi pertumbuhan startup
Mentor yang bagus adalah mereka dapat mengantarkan startup ke tahap berikutnya. Tapi kapan saran mereka bagus untuk diimplementasikan dan kapan dibiarkan saja di atas meja?
Kebenaran dasar yang terjadi dalam mendirikan startup adalah Anda tidak tahu semua hal yang perlu Anda ketahui. Anda mungkin tahu sebagian dari apa yang Anda ketahui untuk sukses. Tapi Anda tidak perlu melakukannya ini sendirian, tapi perlu bantuan dari mentor.
Tapi mentor bukanlah seseorang yang selalu Anda dengar semua ucapannya. Ada saat tertentu ketika Anda benar-benar harus mendengarkan ucapan dari mentor startup Anda dan ada saatnya ketika Anda tidak perlu melakukannya. Artikel ini akan membahas lebih detail mengenai waktu yang tepat untuk mendengarkan arahan mentor startup, berikut rangkumannya:
Kapan harus mendengarkan saran mentor?
Sosok mentor yang Anda pilih tidak muncul begitu saja. Anda harus memilih mereka karena ada alasan. Mentor itu ditunjuk mungkin dikarenakan founder menilai mentor memiliki keahlian tertentu, dirasa dapat memperluas pengetahuan dan peluang pasar.
Yang pasti, antara Anda dan mentor memiliki kesamaan "common sense", yang mana ada satu topik yang harus selalu Anda dengarkan. Misalnya berkaitan dengan pemasaran, pengembangan bisnis, penjualan, kehumasan, dan lain sebagainya yang tidak dimiliki oleh founder.
Selain saran, mentor startup yang bagus dapat menghubungkan Anda dengan jaringan yang sudah mereka miliki. Jika seseorang sudah menjadi mentor, kemungkinan besar mereka memiliki jaringan baik yang bisa melakukan banyak hal untuk membantu eskalasi startup Anda.
Kapan tidak harus mendengarkan saran?
Tidak semua saran yang dilontarkan mentor cocok untuk startup Anda. Jadi kapan waktu yang tepat untuk mengetahui saran? Ketika Anda menyadari ada motivasi lain di balik saran yang mereka sampaikan.
Pasalnya ada banyak orang yang bermaksud baik untuk membantu Anda, jika mereka ingin masuk ke perusahaan dan menjalani bisnis Anda itu bukan hal yang baik. Anda ingin memiliki seseorang yang ingin Anda hormati dan orang tersebut bisa menghormati kemampuan Anda.
Terjadi kontradiksi antar mentor
Masalah ini akan terjadi bila Anda ikut dalam program akselerator startup, ada beberapa mentor di sana. Seluruh mentor akan memberikan masukan kepada Anda dan mungkin ada yang kontradiktif di sana.
Ketika ini terjadi, keputusan akhir ada di tangan Anda sendiri. Periksa kembali visi dan misi awal startup Anda. Apa yang Anda sukai ketika mendapat beberapa nasihat yang berbeda, saat itulah Anda harus memutuskan siapa yang harus didengarkan, siapa yang tidak boleh didengarkan. Atau haruskah Anda percaya dengan insting sendiri?
Saran terlalu abstrak untuk startup
Saran yang berbasis pengalaman memang sangat bagus, tapi terkadang nasihat dari mentor bisa terlalu abstrak untuk menyadari bahwa itu bisa bermanfaat bagi startup. Banyak founder yang mendengarkan akan mendengarkan pendapat berdasarkan interpretasi singkat. Padahal dalam pengembangan dan pengelolaan produk perlu melakukan pendekatan logis berdasarkan data dan pengamatan dari pengguna, bukan sekadar saran saja.
Saran yang bagus, selain dapat diimplementasikan pada saat ini juga harus tetap memiliki korelasi terkait manfaatnya di masa depan.
Di mana mencari sosok mentor yang baik?
Ada beberapa tempat yang pasti di dalamnya terdapat sosok mentor. Misalnya, dari jaringan Anda sendiri di LinkedIn, Micromentor.org, program akselerator dan inkubator. Sebenarnya ada tempat lain, namun kemungkinan kecil Anda bisa menemukan sosok mentor yang tepat untuk Anda. Seperti orang-orang dari generasi baby boomer dengan karier sukses, namun masih aktif sehingga tidak mencari pekerjaan full time lagi.
Jika orang-orang itu belum termasuk dalam jaringan Anda, saran lainnya adalah bertanya dengan orang-orang yang berusia lebih tua dari Anda. Maksudnya adalah agar mereka dapat mengenalkan Anda siapa teman yang paling sukses dibandingkan mereka. Dapat juga Anda mencari mentor lewat jaringan alumni.
Sign up for our
newsletter