5 November 2012

by Amir Karimuddin

Keganjilan Strategi LG Untuk Penjualan Nexus 4 di Luar Amerika Serikat

Nexus 4 yang baru saja diumumkan oleh Google untuk menggantikan Galaxy Nexus mengundang kontroversi. Harga awal $299 dan $349 (untuk versi 8GB dan 16GB) di Amerika Serikat untuk sebuah smartphone high-end, tanpa subsidi dan tanpa kontrak, tentu saja sangat murah untuk ukuran target pasarnya. Sayangnya, The Next Web mengabarkan bahwa di Eropa Nexus 4 akan ditawarkan di harga €550-600. Di Indonesia sendiri, perwakilan LG mengatakan bahwa harga Nexus 4 adalah di atas Optimus Vu yang ditawarkan di harga Rp 5.5 juta.

Mengapa di Amerika Serikat bisa dijual murah tapi menjadi mahal di luar area tersebut? Di Amerika Serikat, seri Nexus 4 diposisikan dengan harga medium supaya bisa menggoyang hegemoni pasar smartphone yang dikuasai oleh iPhone dan seri Galaxy milik Samsung. Keduanya, jika tanpa subsidi, bernilai paling murah $650. Strategi ini dinilai sukses dengan Nexus 7, mendongkrak penjualannya untuk mengganggu pasar tablet yang selama ini dikuasai iPad.

Saya menduga ada insentif khusus yang diterapkan oleh Google (dan T-Mobile USA sebagai operator partnernya) supaya strategi harga murah ini bisa berjalan. Insentif bisa berarti sejumlah "dana subsidi internal" dari Google dan T-Mobile USA khusus untuk penjualan di Amerika Serikat. Efeknya, harga smartphone benchmark Android ini hanya separuh dari smartphone pemimpin pasar.

Nah, "insentif" ini tidak berlaku ketika LG menjualnya ke pasar lain di seluruh dunia. Walhasil, seperti di Spanyol, produk ini diboikot oleh distributor (karena nilai jualnya terlalu mahal). Saya yakin jika sampai ke masyarakat pun tidak akan menjadi daya tarik yang fenomenal jika harus bersaing dengan Galaxy SIII atau Galaxy Note II.

Saya malah curiga jika kebanyakan distributor bakal berpikir untuk mencoba mengimpor langsung dari Amerika Serikat karena dengan margin $300 yang ada. Toh seandainya dijual dengan harga lebih murah ketimbang "harga resmi" pun masih bisa mendapatkan untung.

Seandainya LG tetap ngotot untuk menjual Nexus 4 di harga premium, prediksi saya ini bakal menjadi bumerang bagi LG sendiri. Konsumen bakal memilih seri Android lain yang lebih powerful karena Nexus 4 hanya ditawarkan dengan memori internal 8GB dan 16GB tanpa slot eksternal. Hasil ini bakal berakibat anjloknya penjualan LG yang saat ini masih berjuang untuk meningkatkan penjualan smartphone-nya.

LG di kuartal terakhir ini (Q3 2012) menjual 7 jutaan smartphone dan mulai memperoleh profit setelah fokus di Android dan meninggalkan Windows Phone.

Jalan mana yang akan ditempuh LG?