Kemendikbud Fokus Menggarap Program E-Sabak untuk Daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T)
Adopsi teknologi digital dalam proses pembelajaran di sekolah dengan menggunakan tablet segera dapat dinikmati oleh pelajar di Indonesia. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang menggarap sistem pembelajaran baru tersebut, disebut E-sabak, sebagai pengganti buku pelajaran konvensional. Program ini adalah hasil kerja sama antara Kemendikbud dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan PT. Telkom.
Salah satu alat ajar yang penting yaitu buku pelajaran berbentuk fisik, seringkali terkena kendala dalam hal logistik dan distribusi terutama jika didistribusikan ke daerah terpencil. Ini yang menjadi salah satu alasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan untuk memfokuskan program ini berjalan di daerah 3T (terdepan, terluar dan terpencil).
Seperti dikutip dari Liputan6, Anies mengatakan, "Kita fokus untuk jalankan program ini di daerah 3T dulu seperti di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara yang punya wilayah daratan perbatasan. Biasanya mereka sulit mendapat buku ajar kalau sudah dibikin digital kan akan lebih mudah mereka dapat. Jadi pelajar di daerah 3T nanti akan memiliki kualitas yang setara dengan pelajar di perkotaan."
Terkait dengan biaya, Anies mengklaim pihaknya sudah menganggarkan dana untuk pengadaan tablet. "Dana kita sudah ada. Tapi untuk urusan lebih jelas, baru bisa dipaparkan setelah pembahasan lebih lanjut nanti. Mudah-mudahan beberapa minggu ke depan akan ada penjelasan lebih lengkap soal penerapannya," tambahnya.
Lebih lanjut, Anies juga menjelaskan perbedaan antara E-Sabak dengan program Buku Sekolah Elektronik yang sudah di adopsi. "Kalau buku sekolah elektronik itu konsepnya buku biasa dibuat bisa dicetak oleh siapa dan dimana saja, tapi bentuknya tetap seperti buku cetak biasa. Kalau e-Sabak bentuknya di tablet jadi bisa lebih interaktif materi belajarnya," ujarnya.
Sedangkan soal pembuatan materi, Telkom akan menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk pembuatannya dalam bentuk digital. Director of Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awalludin mengatakan, "Telkom nanti yang akan mengubah materi ajarnya jadi online, tapi materi berbentuk offline itu semuanya disediakan Kemendikbud karena mereka yang punya. Kita sudah punya tim yang memang terbiasa menangani urusan kaya gitu."
Sign up for our
newsletter