8 January 2016

by Glenn Kaonang

Kodak Hidupkan Kembali Kamera Legendaris Kodak Super 8

Masih serba analog, tapi disisipi bumbu-bumbu digital yang sesuai dengan generasi modern

Meski popularitasnya sudah tidak setenar dulu, generasi saya tahu betul kebesaran nama Kodak di era pra-kamera digital. Lebih jauh ke belakang lagi, generasi orang tua saya pun paham bagaimana Kodak sempat merevolusi industri perfilman lewat kamera Super 8 yang legendaris.

Kini digital sudah mengambil alih, tapi itu bukan berarti analog dan film sudah ditinggalkan begitu saja. Buktinya, film-film blockbuster macam Star Wars: The Force Awakens maupun Interstellar masih direkam menggunakan film besutan Kodak. Ya, Kodak memang belum menyerah memproduksi film, dan mereka justru bermisi untuk 'menghidupkannya' kembali.

Caranya adalah dengan mendatangkan kembali kamera Kodak Super 8. Sudah 50 tahun berselang sejak Super 8 orisinil diperkenalkan pertama kalinya, dan Kodak sekarang tengah bersiap untuk meluncurkan versi baru Super 8 dengan teknologi yang disesuaikan untuk generasi modern.

Menurut Kodak, kalau tren di industri musik ternyata mengacu pada kembalinya popularitas vinyl, mengapa di industri film tidak bisa demikian? Digital memang punya kelebihan tersendiri, begitu juga dengan analog. Jadi, kenapa tidak menyatukan keduanya saja?

Itulah ide mendasar yang melahirkan Kodak Super 8 baru ini. Wujudnya masih serupa dengan yang lawas, ada grip berlapis kulit di atas, tapi ada juga grip di bawah untuk digenggam layaknya sebuah pistol. Kamera ini pun juga masih menggunakan cartridge film Super 8 seperti yang dulu.

Kendati demikian, Kodak Super 8 baru ini telah dibentuk menggunakan material-material berkualitas tinggi. Kodak tak mau main-main, mereka menunjuk desainer kenamaan Yves Behar guna menciptakan sebuah produk yang di satu sisi tampak retro, tapi di saat yang sama juga terasa amat modern.

Lalu apa wujud digitalisasi Kodak Super 8 yang bisa kita lihat? Yang pertama adalah sebuah viewfinder 3,5 inci yang bisa dimiring-miringkan untuk membantu pengguna mengatur komposisi. Kemudian pada bagian atasnya tertanam sebuah mikrofon yang menghadap ke depan seperti lensa Ricoh 6 mm miliknya – atau lensa zoom 6-48 mm yang opsional.

Konektivitas digital pun turut mendapat perhatian penting bagi Kodak. Di belakang Super 8, Anda akan menjumpai slot SD card, port HDMI maupun USB. Super 8 generasi modern ini bisa Anda charge menggunakan kabel USB dan adapter seperti smartphone atau tablet.

Namun yang tak kalah menarik adalah bagaimana Kodak menginginkan seluruh kalangan, baik kaum profesional maupun konsumen secara umum, bisa sama-sama berkreasi menggunakan Super 8. Setiap kali pengguna selesai merekam, mereka bisa mengirimkan cartridge filmnya kembali ke Kodak. Selanjutnya, Kodak akan mengolahnya menjadi sebuah kopi digital beserta rol film 8 mm standar, dan mengirimkannya kembali kepada pengguna.

Inkarnasi terbaru Kodak Super 8 ini rencananya akan mulai dipasarkan pada musim gugur tahun ini juga. Belum ada kepastian soal harganya, kemungkinan berkisar antara $400 sampai $750, sedangkan proses digitalisasi cartridge filmnya dihargai sekitar $50 sampai $75.

Sumber: PetaPixel. Sumber gambar: Kodak.