Konsep ISA Bakal Jadi Fokus Hacktiv8 Setelah Pendanaan
Hacktiv8 baru saja menerima pendanaan Pra-Seri A senilai 41 miliar Rupiah yang dipimpin oleh East Ventures
Hacktiv8, startup yang dikenal sebagai penyelenggara bootcamp untuk pemrograman, mengantongi pendanaan Pra-Seri A senilai $3 juta (sekitar 41 miliar Rupiah dengan kurs hari ini) yang dipimpin East Ventures. Turut terlibat di dalamnya Sovereign's Capital, SMDV, Skystar Capital, Convegerence Ventures, RMKB Ventures, Prasetia, dan Everhaus.
Co-founder dan CEO Hacktiv8 Ronald Ishak kepada DailySocial menjelaskan bahwa fokus besar pendanaan kali ini ada pada ISA (Income Share Agreement). Sebuah konsep yang mulai banyak digunakan untuk pendanaan pendidikan.
"Dengan memperbanyak demand murid melalui ISA kita juga bisa memperbanyak jumlah sekolah kita. Sekarang ini kita sedang membangun beberapa sekolah baru yang akan dibuka secara bertahap tahun 2020 ini," terang Ronald.
Konsep ISA sudah mulai diberlakukan di Hacktiv8. Konsep ini berbentuk kontrak bagi hasil antara murid dan Hacktiv8 yang memungkinkan para murid untuk menunda pembayaran biaya sekolah di awal, dengan ketentuan dibayar selanjutnya dengan membagi gaji bulanan yang diterima setelah bekerja.
Besaran pembagian gaji bulanan ini akan disesuaikan dengan pendapatan yang didapatkan. Siswa yang terdaftar di ISA mulai membayar setelah pendapatan mereka melebihi jumlah tertentu, sedangkan mereka yang bisa mendapatkan pendapatan lebih tinggi tidak akan membayar lebih dari batasan tertentu.
"Jika lulusan kami mendapat gaji yang kompetitif, kami akan mendapat pengembalian investasi yang bagus," imbuh Ronald.
Salah satu hal yang ingin diubah Ronald adalah konsep di mana banyak institusi berbayar yang tidak menjamin lulusan meudah mendapatkan pekerjaan. Dengan konsep ISA ini institusi atau sekolah bertanggung jawab pada keberhasilan murid pasalnya setelah murid berhasil sekolah baru menerima pembayarannya.
Untuk saat ini Hacktiv8 mengklaim memiliki lebih dari 250 perusahaan mitra atau hiring partner yang siap merekrut para alumni. Selain itu perusahaan mitra juga turut berpartisipasi dalam perancangan kurikulum dalam rangka memastikan materi yang dipelajari up to date dan tetap relevan dengan industri.
Termasuk dalam mitra Hacktiv8 adalah Tokopedia, Gojek, Bukalapak, Payfazz, Xendit, KoinWorks, dan beberapa perusahaan lainnya.
Pertahankan konsistensi untuk cetak programmer handal
Hacktiv8 dikembangkan Roland bersama dengan Riza Fahmi sejak tahun 2018. Dalam kurikulumnya Hacktiv8 mengajarkan beberapa teknologi terkini seeprti JavaScript, Node.js, Vue.js, dan React. Bootcamp yang diselenggarakan pun mendorong peserta untuk secara konsisten berlatih, menghabiskan 10-12 jam setiap hari dalam 5-6 hari selama 12-18 minggu.
"Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah engineer yang rendah, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Kondisi ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah populasi yang besar, melainkan juga karena Indonesia hanya memiliki sedikit lulusan program studi STEM (science, technology, engineering, and math)," jelas Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.
Ronald menambahkan, untuk saat ini demografi peserta bootcamp Hacktiv8 kebanyakan adalah mereka yang ingin pindah atau masuk ke dalam dunia bisnis teknologi atau startup dengan background bermacam-macam, mulai dari finance, design, marketing, dan lain-lain yang mencoba menjadi programmer. Mereka juga tengah fokus untuk mengembangkan platform ISA.
"Sekarang ini hanya Hacktiv8 institusi yang kita jalankan dengan ISA, cuma kita sedang mengembangkan ISA platform untuk membantu semua sekolah lain di luar Hacktiv8 untuk bisa menerima ISA (ke depannya)," imbuh Ronald.
Selain bootcamp salah satu pelebaran sayap Hacktiv8 dalam upaya mencetak programmer berkualitas di Indonesia adalah dengan menghadirkan Kode.id. Platform belajar pemrogaman ini diklaim sudah memiliki 160 kelas belajar dengan total 200 jam.
Sign up for our
newsletter