Kunci Sukses Mobile Game Developer
Editorial note's: Industri mobile terus tumbuh di Indonesia, termasuk juga dalam hubungannya dengan perkembangan dunia game. Dalam artikel Guest Post kali ini, Narenda Wicaksono menuliskan pandangannya tentang kunci sukses yang dibutuhkan bagi mobile game developer, dilengkapi juga dengan pengalamannya yang berhubungan dengan para developer game.
Minggu yang lalu saya diminta oleh salah satu stasiun TV nasional dalam kapasitas saya sebagai pemerhati IT untuk berbagi soal tantangan yang dihadapi oleh developer
Semua pengelola toko aplikasi pasti akan sepakat bahwa game
Tantangan Konservatif
Tantangan ini berlaku jika Anda melihat menjual aplikasi sebagai "revenue stream"
Lalu bagaimana raksasa seperti Gameloft dan Electronic Arts Mobile bisa begitu berjaya di Indonesia? Saya ambil 2 contoh
- Kedekatan dengan vendor ponsel untuk menyediakan skema preloaded
(aplikasi game versi trial bundling di perangkat ponsel baru). Dari satu device rata-rata mereka memiliki 3 games. Mereka bisa meraup milyaran rupiah perbulan dari satu jenis device saja. Perlu dicatat mereka menggunakan sms charging atau in app purchase sebagai media pembayaran unlock aplikasi game ke versi full. - Fokus pada brand
yang sudah terkenal atau konsisten terhadap brand yang sudah ada. Kita bisa lihat bagaimana brand pada game "Real Football" sudah mencapai edisi 12 atau Asphalt yang saat ini sudah mencapai versi 6. - Fokus pada skenario Try and Buy adalah kunci sukses yang lain. Daripada mempromosikan versi premium (full)
yang berbayar, mereka lebih fokus untuk mempromosikan versi trial. - Fokus pada mass market, lagi-lagi mereka bekerja sama dengan vendor ponsel untuk mendapatkan marketing support
yang lebih besar. Biasanya mereka akan mengikuti momentum peluncuran produk baru.
Orientasi Produk
Tantangan kedua adalah maturity
Saya kebetulan mengikuti proses bagaimana Smash Mania dari Agate Studio mengalami evolusi. Smash Mania adalah game
Hak Kekayaan Intelektual
Anda harus mengakui bahwa kita bukan tinggal di Silicon Valley. Kita kebetulan tinggal di suatu tempat yang belum menghargai hak kekayaan intelektual secara maksimal. Hal ini terkait dengan proses registrasi paten yang cukup rumit yang mana hal ini tentu adalah domain dari pemerintah.
Bila Agate Studio saat ini berada di Silicon Valley, saya yakin ada banyak sekali hak paten yang ada di Smash Mania dan dengan mudah diregistrasikan. Hak paten ini akan membuat Agate Studio menjadi sangat bernilai dan membuat investor berlomba menanamkan investasi, meskipun Smash Mania belum dirilis ke market. Tapi mari kita hentikan mimpi indah ini, kita bukan di Silicon Valley.
Kesimpulan
Jualan aplikasi menurut saya adalah cara yang paling tradisional. Hal yang dapat ditempuh oleh developer
Cara yang lebih elegan adalah dengan memposisikan aplikasi/game
Bukan tinggal di Silicon Valley bukan berarti tidak bisa sukses. Sebagai
Bukan slide presentasi yang akan menentukan masa depan perusahaan Anda, namun seberapa banyak konsumen yang akan menghargai karya Anda.
Narenda Wicaksono, seorang developer yang juga menggeluti teknologi infrastruktur. Ex Most Valuable Professional dan Technical Evangelist di Microsoft. Founder dan Pengasuh Nokia Indonesia Community Enthusiasts dan Indonesia .NET Developer Community. Saat ini bekerja di Nokia Indonesia fokus menjadi pengasuh para developer mobile di Indonesia.
Sign up for our
newsletter