1. Startup

Bareksa Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Melalui Marketplace Reksadana Online

Portal keuangan Bareksa mengumumkan kerja samanya dengan Buana Fund, sebagai agen penjual, untuk mengembangkan produk marketplace reksadana online. Di awal peluncurannya, marketplace ini menggandeng 8 sekuritas dengan 47 produk reksadana. Ini merupakan langkah menarik dalam memanfaatkan tren e-commerce di Indonesia. Alih-alih mendorong masyarakat untuk konsumtif, marketplace ini justru mendorong masyarakat untuk berinvestasi.

Founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra, seperti dikutip dari Tribun News, mengklaim, "Ini merupakan marketplace terintegrasi untuk reksadana yang pertama kali ada di Indonesia. Di platform Bareksa, pengguna bisa sekaligus mengakses informasi, analisis, berita, data, dan widget keuangan, sekaligus melakukan jual-beli reksadana secara online."

Selama ini masyarakat memiliki dua metode untuk membeli produk reksadana, yatitu mendaftar langsung ke sekuritas atau melalui agen penjual. Keuntungan membeli melalui agen penjual adalah nasabah memilih lebih banyak pilihan produk reksadana dari berbagai sekuritas. Biasanya agen penjual yang akrab dengan nasabah adalah bank. Jika membeli melalui bank, setidaknya nasabah harus datang ke kantor cabang untuk proses pendaftaran dan administrasi.

Bareksa dan Buana Fund berusaha mempermudah proses awal ini dengan membawanya ke ranah online. Tersedia empat langkah yang harus diikuti untuk memastikan kita terdaftar dan memiliki akun di marketplace ini.

Seperti halnya berbelanja di marketplace lainnya, kita bisa melakukan pencarian dan perbandingan terhadap produk-produk yang kita minati. Jika kita berminat dengan prospektus yang disajikan, kita tinggal klik tombol Beli.

Saat ini marketplace reksadana Bareksa telah bermitra dengan delapan sekuritas, yaitu Pratama Capital, Trimegah Asset Management, CIMB-Principal Asset Management, Syailendra Capital, Sinarmas Asset Management, Ciptadana Asset Management, Sucorinvest, dan Mega Asset Management. “Beberapa Manajer Investasi lain, baik yang asing maupun lokal, sedang melakukan due dilligence atas platform kami dan telah berkomitmen untuk segera bergabung,” ungkap Karaniya.

Seperti disebutkan oleh Tribun News, dana kelolaan reksadana di Indonesia masih terbilang kecil. Data OJK di tahun 2013 menunjukkan total dana kelolaan reksadana (untuk berbagai jenis produk) mencapai Rp 192,5 triliun. Nilai itu hanya 2% jika dibandingkan dengan GDP Indonesia. Sebagai perbandingan, di negara Asia Tenggara lainnya, rata-rata nilai kelolaannya mencapai lebih dari 20% GDP, bahkan di Singapura angkanya mencapai 500%.

“Sudah bukan jamannya lagi berpikir bahwa menabung atau mendepositokan uang di bank akan melipatgandakan simpanan kita. Dan karena itulah justru kami melihat ini (marketplace reksadana online memiliki) peluang yang sangat besar ke depan," ujarnya.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again