Kaum difabel adalah istilah untuk para penyandang cacat, entah itu tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna wicara dan berbagai jenis istilah untuk penyandang cacat lainnya.
Berawal dari melihat daftar Calon Penerima Hibah diajang Cipta Media Bersama, saya melihat ada yang menarik diantara daftar tersebut. yaitu Kartunet.com. Kartunet adalah sebuah portal yang berhubungan dengan tuna netra dan didirikan beberapa tuna netra. Di situs ini kita akan menjumpai beberapa artikel yang mengangkat tentang gap berinteraksi antara masyarakat dan kaum difabel. Sungguh miris memang, ketika membaca artikel tersebut.
Kali ini saya akan mencoba mengulas secara singkat tentang tema teknologi bagi para kaum difabel yang dapat membantu mereka untuk melakukan aktifitas selayaknya orang normal pada umumnya. Wiku, pernah mengulas di DailySocial tentang sebuah portal dengan tujuan sosial yang dikembangkan Telkom, Federasi Nasional untuk Tuna Rungu Indonesia dan Yayasan Akrab (Aku Bisa Mendengar dan Bicara) bernama I-Chat (I Can Hear And Talk). Ini adalah sebuah portal yang berisi aplikasi untuk para penyandang tuna rungu. Cukup lengkap memang namun sayangnya layanan ini tidak dikembangkan secara berlanjut.
Pada dasarnya, semua kaum difabel ini membutuhkan sebuah teknologi yang dapat membantu mereka beraktifitas dan tidak perlu bergantung kepada orang normal, terutama dalam hal yang berhubungan dengan TI. Yang pasti, para kaum difabel ini membutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu mereka dalam menjalankan PC maupun ponsel.
Dimas Prasetyo Muharam, salah satu
admin dari Kartunet.com
menjelaskan lewat blog bahwa ada beberapa aplikasi, baik itu di
desktop maupun
mobile yang dapat membantu para penyandang tuna netra.
Aplikasi ini disebut
screen reader, cara kerja aplikasi ini adalah memperoses tulisan atau teks yang muncul di layar untuk kemudian di-
convert dalam bentuk suara. Contoh untuk aplikasi
screen reader di
desktop adalah
JAWS (Job Access with Speech) yang dapat dijalankan di OS Windows. Sedangkan untuk
mobile ada aplikasi bernama
Talks yang berjalan di
platform Symbian. Yang sangat disayangkan dari para tuna netra pengguna Talks, sebagian aplikasi Talks yang mereka miliki hampir semua tidak
original, ini juga merupakan masalah yang diderita bagi para kaum difabel.
Berbicara tentang masalah, tidak ada salahnya jika memikirkan sebuah ide yang dapat menyelesaikan masalah para kaum difabel ini, yang nantinya dapat dieksekusi dalam sebuah aplikasi baik di
mobile, web, maupun
desktop. Mungkin kebanyakan para pelaku bisnis disektor IT dan
developer kurang tertarik untuk merealisasikan ide yang sangat mulia ini dan mungkin berpikir tidak dapat dimonetasi. Atau ada juga pemikiran bahwa kurang pantas untuk memonetasi aplikasi semacam ini kepada para kaum difabel. Tetapi, jika dikembangkan lebih serius, teknologi untuk membantu para kaum difabel ini, entah dalam jangka waktu panjang atau pendek, dengan sendirinya bisa membuat para pelaku bisnis dan
developer untuk mendapatkan pemasukan misalnya dari investor ataupun donasi.
Apakah ada yang tertarik merealisasikan ide yang mulia ini?
[
Sumber Gambar]