Menerapkan Strategi Pemasaran yang Tepat Untuk Perusahaan
Berbagi ilmu untuk bertahan dalam bisnis melalui komunikasi
Seiring dengan berkembangnya teknologi juga menyebabkan strategi komunikasi perusahaan berevolusi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk dapat memberikan dampak yang positif agar bisnis tetap bisa bertahan di tengah iklim persaingan yang makin dinamis. Menjawab tantangan evolusi dalam hal berkomunikasi, Growinc Indonesia menginisisasi acara SeringSharing yang mengundang para praktisi media, periklanan, tokoh dan lainnya.
Acara SeringSharing kali ini diadakan di Auditorium Conclave Jakarta dan dihadiri oleh CEO Jawa Pos Group dan Menteri BUMN Periode 2011-2014 Dahlan Iskan, Creative Cirector beberapa strategi periklanan brand Lembu Wiworojati, dan praktisi periklanan digital Pandu Truhandito.
Mengusung tema "Business Survival: When Do We Need To" acara SeringSharing kali ini mengupas lebih jauh bagaimana beradaptasi dan melakukan promosi pemasaran tepat sasaran saat ini.
Cara yang benar memanfaatkan media sosial
Bicara mengenai media sosial pastinya sudah banyak perusahaan, brand dan pihak lainnya yang memanfaatkan platform ini. Namun yang perlu diperhatikan adalah apakah strategi media sosial yang telah diterapkan sudah benar? Berfungsi dengan baik? Dan memiliki hasil yang diinginkan?
Dalam hal ini Lembu Wiworojati yang telah terjun ke dunia periklanan sejak awal tahun 2000-an yang pada saat itu masih bersifat konvensional dan belum didominasi dengan digital ads, smartphone dan ragam media sosial seperti saat ini, melihat tantangan yang ada makin berat dan tentunya memerlukan effort yang tepat.
“Saat ini media sosial sudah menjadi medium yang umum digunakan untuk memasarkan produk, promosi dan lainnya, meskipun demikian masih banyak perusahaan yang melakukan pemasaran dengan cara konvensional,” kata Lembu.
Kehadiran teknologi serta makin besarnya penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari telah merubah kebiasaan konsumen untuk menerima dan melihat sebuah iklan, disinilah perusahaan hingga brand harus pintar beradaptasi dan tentunya mengadopsi semua perubahan tersebut.
“Agar bisa survive harus beradaptasi dengan perubahan yang ada. Dengan demikian bisa tetap eksis dan menjalankan usaha dan kreativitas yang ada,” kata Lembu.
Lembu juga menambahkan, salah satu perubahan yang ada adalah makin banyak restoran atau cafe yang menawarkan fasilitas wi-fi demi mendapatkan pelanggan. Artinya konsumen lebih memilih hal yang berbeda dalam hal ini teknologi dibandingkan produk sebenernya.
“Era sekarang dalam hal pemasaran adalah memanfaatkan platform yang ada untuk berpromosi. Namun demikian Ide atau kreativitas tetap yang menjadi hal yang utama dalam advertising,” kata Lembu.
Tren digital saat ini
Di sisi lain praktisi periklanan digital Pandu Truhandito mengatakan, diperlukan strategi yang tepat untuk bisa menghasilkan promosi pemasaran yang tepat dan tentunya tepat sasaran. Hal ini penting agar perusahaan bisa tetap bertahan dan menjadi yang terdepan ketika waktunya memberikan layanan yang terbaik kepada perusahaan hingga brand.
“Sebagai langkah awal penting bagi Anda pelaku periklanan untuk menentukan principle-based execution terlebih dahulu, sebelum melancarkan kegiatan yang memberikan hasil terbaik kepada klien,” kata Pandu.
Dalam hal ini Pandu mengkategorikan 5 hal yang perlu dilakukan, mulai dari Why?yaitu menentukan target, goal dan ukuran kesuksesan. Who?siapa yang ingin dijangkau? Dengan menentukan target audience baru kemudian monopolization bisa dijalankan. Do what? Mempelajari consumer behaviour atau kebiasaan yang biasanya dilakukan oleh target audience. Demographic tanpa adanya pengenalan serta pencarian informasi dan mempelajari kebiasaan yang ada akan menjadi percuma. Pada akhirnya semua harus menjadi solusi terbaik untuk konsumen yang ditarget.
Dan yang terakhir adalah How?, ketika telah sukses melakukan kebiasaan jangan berfokus untuk melakukan hal yang sama, lakukan perubahan dan adopsi teknologi yang ada. Contoh sederhana adalah memanfaatkan sepenuhnya keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi mobile. Dengan memanfaatkan data driven nanti bisa dipakai untuk menyesuaikan semua kebiasaan yang ada demi mendapatkan hasil yang sesuai.
“Agar bisa bertahan baiknya tetap loyal kepada prinsip yang ada dan bisa survive di dunia pemasaran,” tuntas Pandu.
-
Disclosure: DailySocial adalah media partner SeringSharing.
Sign up for our
newsletter