Mengenal uNIK, Aplikasi Uang Elektronik dari Espay
Espay meluncurkan uNIK bekerja sama dengan PT SGO dan PT Plus
Setelah e-commerce, ranah yang kini tumbuh dengan seksi di Indonesia adalah financial technology atau yang akrab disebut fintech. Dalam satu hingga dua tahun belakangan pun pemain barunya terus tumbuh menjamur dan salah satunya yang kini naik ke permukaan adalah uNIK. Melalui aplikasi uNIK, para penggunakanya bisa melakukan aktivitas keuangan seperti menabung, transfer antar akun, berbelanja, hingga membayar biaya pendidikan.
uNIK adalah aplikasi mobile social banking yang menyediakan layanan jasa uang elektronik berbasis server dan layanan laku pandai. Melalui aplikasi uNIK penggunanya dapat melakukan aktivitas perbankan seperti menabung, membayar tagihan, memberi uang saku, isi pulsa, hingga transfer ke sesama pengguna. Layanan ini diciptakan oleh PT Espay Debit Indonesia Koe (EDIK) yang bekerja sama dengan PT Square Gate One (SGO), dan PT Pembayaran Lintas Usaha Sukses (PLUS).
Dalam pengembangan uNIK, EDIK berperan sebagai penerbit uang elektronik berbasis server sesuai dengan izin Bank Indonesia yang dikeluarkan pada Maret 2016. SGO berperan sebagai pemilik dan developer aplikasi uang elektronik berbasis server merk PIN, dan PLUS sebagai internet payment gateway yang terkoneksi dengan beberapa bank rekanan dan jaringan merchant.
Salah satu orang yang berperan di balik lahirnya uNIK adalah Edy Soesanto Prawirohardjo yang berperan sebagai Komisaris dan CTO uNIK dan juga merupakan Founder dan President Director SGO.
Edy menjelaskan bahwa melalui uNIK para penggunanya dapat menggunakan nomor handphone sebagai nomor rekening yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk aktivitas perbankan seperti menabung dan menarik uang melalui agen. Pihak yang menjadi agen adalah pihak yang memiliki rekening di bank rekanan dan memiliki smartphone.
“uNIK berdiri di bulan Mei 2015 dengan latar belakang untuk mempercepat literasi perbankan ke unbankable people dan under-bank people [masyarakat dengan dana minim di rekening bank], mengefisiensikan biaya layanan perbankan, dan menyediakan agen untuk layanan perbankan yang lebih massive seperti Go-Jek,” ujar Edy.
Secara umum, keunggulan yang coba ditonjolkan oleh uNIK adalah kemudahan mengingat user ID yang memanfaatkan nomor telepon, efesiensi biaya karena dijanjikan tidak ada biaya apapun untuk transfer ke sesama pengguna, kecepatan dan kemudahan akses, dan kemudahan untuk Top Up. Namun, secara spesifik keunggulan yang coba ditonjolkan oleh uNIK juga dapat dibagi ke dalam tiga kategori target pasar yang dibidik yaitu Murid, Sekolah, dan Orang Tua.
[Baca juga: Digital Wallet Belum Banyak Diminati Konsumen Indonesia]
Dari sisi Murid, uNIK menawarkan fitur untuk menabung, membayar kantin atau tagihan teman, belanja online, dan fitur sosial untuk berbagi, berkomentar, dan like. Dari sisi Sekolah uNIK menawarkan fitur Nagih Online, Laporan, dan Pembayaran Non-Tunai. Sedangkan di sisi Orang Tua yang ditawarkan uNIK adalah fitur memberi uang saku, transparasi laporan, free admin fees, dan pembayaran kebutuhan seperti air, listrik, telepon, dan lainnya.
Edy menjelaskan lebih jauh bahwa ada tiga alasan kenapa uNIK itu unique. Pertama, agen yang bekerja sama dengan pihaknya adalah agen dari multiple bank, sedangkan yang ada di pasar saat ini biasanya agen hanya bekerja sama dengan satu bank rekanan.
Kedua, nasabah bisa menemukan agen terdekat yang memiliki likuiditas cukup untuk melayani transaksi tarik tunai dengan Google Maps seperti mencari Go-Jek, sedangkan yang ada di pasar saat ini biasanya nasabah yang datang ke agen dan belum tentu agen tersebut memiliki likuiditas cukup. Selain nasabah yang mendatangi, agen juga bisa datang ke nasabah.
Ketiga, biaya yang lebih efisien karena menggunakan escrow account di berbagai bank rekanan dan kombinasi antara e-money dan layanan laku pandai untuk melakukan transfer dana. Sementara itu di pasar, menurut Edy, layanan e-money dan laku pandai masih dipisahkan sebagai dua produk perbankan yang berbeda dengan biaya transfer yang berbeda-beda.
Sejauh ini, Edy mengungkapkan bahwa uNIK masih belum mendapatkan investasi dari investor manapun dan masih mengandalkan investasi dari para founder untuk menjalankan operasionalnya. Sementara untuk monetisasinya uNIK mengadopsi skema fee sharing dari tiap transaksi yang terjadi.
Dengan masukknya uNIK ke pasar fintech di Indonesia, artinya masyarakat kini memiliki pilihan yang jauh lebih banyak untuk layanan cashless. Selain uNIK, pilihan lain yang tersedia untuk layanan serupa adalah Sakuku, Uangku, dan juga Dompetku.
Sign up for our
newsletter