Potensi Mobile Marketplace Sebagai Alternatif Produk E-commerce Mainstream
CyberAgent Ventures percaya produk yang berkonsep mobile first bisa bersaing dengan produk mainstream yang telah mendominasi
Mobile dan e-commerce menjadi dua kata kunci utama yang kini cukup gencar mewarnai lanskap teknologi di Indonesia. Konsep mobile-first yang mampu membawa nyaris segala aktivitas sehari-hari ke dalam genggaman menjadikan pemanfaatan smartphone menjadi sangat masif di tengah masyarakat. Ekosistem e-commerce tumbuh semakin kuat berkat dukungan para pemainnya, sehingga gagasan berbelanja online menjadi mainstream dewasa ini. Berikutnya datang konsep mobile marketplace yang menjanjikan metode alternatif berbelanja, sekaligus menantang pasar e-commerce mainstream.
Kematangan infrastruktur jaringan Internet di Indonesia mengizinkan para penggunanya lebih leluasa bermanuver di dunia maya kapanpun dan di manapun. Gagasan berbelanja online sudah bukan lagi hal yang baru saat ini, data Google menunjukkan 94% pengguna smartphone memanfaatkan perangkat mereka untuk mengakses situs e-commerce dan aktivitas komersial lainnya. Namun konversi penjualan cenderung lebih rendah daripada melalui perangkat desktop (PC/laptop).
Memanfaatkan momentum mobile commerce ini, pemain seperti Lyke, Shopee, Tokopoket, Coral, dan lain sebagainya terjun secara tidak langsung menjadi kompetitor para pemain besar yang telah memiliki aplikasi mobile sebelumnya.
Beberapa nama tersebut mengoperasikan bisnis secara penuh dalam platform mobile, tanpa ketersediaan versi desktop, termasuk eksekusi penjualannya. Skema yang harapannya ialah mempermudah dan mempercepat para pelanggan untuk melakukan transaksi, tanpa harus menunggu di rumah atau kantor menggunakan perangkat desktop.
Tak hanya berdiri sendiri sebagai sebuah entitas marketplace yang menghadirkan kegiatan jual-beli online, dalam kasus Lyke pihaknya juga memposisikan diri sebagai agregator yang menjalankan program afiliasi dari situs Lazada, Zalora, Tokopedia, dan lain sebagainya. Mengandalkan kegesitannya, mobile marketplace cenderung memiliki elemen UI/UX yang lebih ramah dan nyaman untuk pengguna.
Tren mobile first juga menjadi acuan venture capital Jepang CyberAgent Ventures. Dalam kunjungan kami beberapa waktu lalu, General Manager Takahiro Suzuki memaparkan dengan jelas keberadaan startup yang mengusung mobile first dinilai mampu bersaing bahkan dengan kompetitor mainstream yang telah mendominasi pasarnya.
Melihat potensi pemakaian smartphone sebagai perangkat yang paling dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia, wajar saja jika keberadaan mereka menjadi kompetitor yang cukup diperhitungkan ke depannya oleh pemain di industri e-commerce.
Sign up for our
newsletter